Penyebab kecelakaan tak disinggung laporan awal KNKT,
pencarian jenazah terus dilanjutkan
Laporan pendahuluan Komisi Nasional Keselamatan
Transportasi, KNKT, tentang kecelakaan AirAsia QZ8501 tidak akan menyertakan
analisis dari perekam suara kokpit (CVR) maupun perekam data penerbangan (FDR)
yang dikenal sebagai kotak hitam.
KNKT akan menyerahkan laporan pendahuluan itu kepada
Organisasi Internasional Penerbangan Sipil ICAO, sesuai dengan ketentuan batas
waktu 30 hari dari ICAO untuk laporan awal kecelakaan penerbangan.
Namun disebutkan, laporan awal itu Kamis 29 Januari itu
hanya menyertakan informasi tentang pesawat, jumlah penumpang, dan informasi
lainnya seperti itu, namun bukan analisis data kotak hitam.
Dan hal itu sudah biasa, seperti diungkapkan oleh seorang
ahli penerbangan, Gerry Soejatman.
"Biasanya juga peliminary report tidak
diterbitkan," jelas Gerry Soejatman.
Yang lebih penting buat kami, keluarga, bukan kotak
hitam, tetapi diteruskannya usaha pencarian, sampai seluruh jasad, termasuk
anak saya, ditemukan.
Dwijanto
"Namun bukan sama sekali tidak menyertakan data dari
flight data recorder maupun cockpit voice recorder. Melainkan hanya mengungkap
factual information saja, hanya sebatas fakta kejadiannya: awaknya minta
ketinggian berapa, diperintahkan untuk berada dalam ketinggian berapa, apakah
mereka minta ketinggian berbeda, dan sebagainya," tambahnya.
Dengan demikian dalam laporan pendahuluan ini juga tidak
akan ada analisis mengenai penyebab terjadinya kecelakaan, yang ditunggu-tunggu
selama ini.
Pernyataan Menhub
Sebelumnya Menteri Perhubungan, Ignatius Jonan, sudah
menyampaikan beberapa hal yang bisa dikaitkan dengan dugaan penyebab kecelakaan
saat bersidang di DPR, yang menurut Gerry kurang tepat.
"Yang saya sayangkan, Menteri (Perhubungan) sudah
membuka kronologi kejadiannya berdasarkan data lain. Hal ini, jujur saja,
membuat KNKT berada dalam posisi terjepit."
AirAsia
Pemerintah belum menghentikan upaya pencarian jenazah
AirAsia QZ8501.
Saat itu, Menteri Jonan mengungkapkan perubahan
ketinggian drastis yang diambil pesawat sebelum jatuh berdasarkan data dari
Menara Pengawas.
Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh pada 28 Desember 2014 dalam
penerbangan dari Surabaya menuju Singapura dengan 162 penumpang dan awak.
Dwijanto -ayah dari Bhima Wicaksono, salah seorang
penumpang Air Asia- menyatakan tak terlalu merisaukan jika laporan awal KNKT
belum mengungkap penyebab kecelakaan.
"Ya saya sekedar ingin tahu penyebab kecelakaan itu.
Tapi saya akan sabar saja menunggu. Yang lebih penting buat kami, keluarga,
bukan kotak hitam, tetapi diteruskannya usaha pencarian, sampai seluruh jasad,
termasuk anak saya, ditemukan," kata Dwijanto.
Dwijanto lebih risau ketika sempat muncul kabar simpang
siur bahwa seluruh upaya pencarian akan dihentikan namun pemerintah sudah
menegaskan proses pencarian jenazah masih akan diteruskan dengan 70 jenazah
yang sudah ditemukan. (BBC)
No comments:
Post a Comment