Tembakan Artileri Tewaskan Banyak Warga Sipil Ukraina,
putaran baru perundingan gagal
Sejumlah besar warga sipil tewas akibat tembakan artileri
di Ukraina timur hari Jumat, sementara perundingan perdamaian putaran baru
antara Kyiv dan separatis yang didukung Rusia gagal terwujud.
Seorang polisi Ukraina memeluk istrinya dalam sebuah
upacara di Kharkiv, Ukraina, sebelum keberangkatannya ke wilayah timur negara
itu untuk berperang, setelah gagalnya perundingan perdamaian antara Kyiv dan
separatis pro-Rusia.
Pemerintahan kota di Donetsk yang dikuasai pemberontak
melaporkan bahwa lima orang tewas terkena tembakan artileri ketika sedang
menunggu bantuan kemanusiaan di luar sebuah pusat kebudayaan, sementara dua
orang lainnya tewas ketika tembakan artileri mengenai sebuah bus trolley di
tempat lain di kota itu.
Para pejabat kota menuduh serangan itu dilakukan pasukan
pemerintah Ukraina. Namun Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional pemerintah
Ukraina menuding serangan di luar pusat kebudayaan itu dilakukan pemberontak,
dan mengatakan jumlah korban tewas adalah tujuh orang.
Militer Ukraina hari Jumat mengatakan lima tentaranya
tewas dan 23 lainnya terluka dalam 24 jam terakhir.
Pihak berwenang Ukraina juga melaporkan bahwa tujuh warga
sipil tewas hari Jumat akibat tembakan artileri pemberontak di kota Debaltseve,
persimpangan rute kereta api yang menghubungkan kota-kota utama di provinsi
Luhansk dan Donetsk yang dikuasai separatis dan merupakan lokasi pertempuran
intensif pekan ini.
Sementara itu, perundingan perdamaian yang sedianya
dilakukan Jumat di Minsk gagal terwujud setelah dua delegasi separatis yang
telah datang ke ibukota Belarus mengumumkan bahwa perundingan itu dibatalkan
dan bahwa mereka pulang kembali ke Moskow.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko telah menyerukan
dilakukannya perundingan perdamaian putaran baru untuk menanggapi meningkatnya
pertempuran baru-baru ini di Ukraina timur. Pekan lalu, para pemberontak mengumumkan
bahwa mereka melancarkan ofensif baru dan tidak lagi mengakui perjanjian
gencatan senjata yang ditandatangani September lalu.
Gencatan senjata itu telah dilanggar berulang kali,
dengan masing-masing pihak menyalahkan pihak yang lain melakukan pelanggaran
itu. (VOA)
No comments:
Post a Comment