!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Friday, August 8, 2014

Amerika Serikat menyatakan telah melakukan serangan udara terhadap milisi Daulah Islamiyah di Irak, yang sebelumnya dikenal dengan nama ISIS.





Amerika Serikat menyatakan telah melakukan serangan udara terhadap milisi Daulah Islamiyah di Irak, yang sebelumnya dikenal dengan nama ISIS.






Pentagon menyatakan pesawat mereka menyerang artileri yang dipakai di Irak utara untuk melawan pasukan Kurdi yang mempertahankan kota Irbil.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengizinkan dilakukannya serangan udara hari Kamis (7 Agustus), tetapi mengatakan dirinya tidak akan mengirim kembali pasukan Amerika Serikat ke Irak.

Dua pesawat F/A-18, menurut Pentagon, menjatuhkan bom laser 500 pound pada artileri bergerak dekat Irbil.

Serangan udara ini merupakan yang pertama sejak Presiden Obama menarik pasukannya dari Irak pada tahun 2011.

Klik Daulah Islamiyah (DI) sekarang menguasai banyak wilayah Irak dan Suriah.
Bulan Juni, DI menguasai kota Mosul, Irak utara dan bergerak maju ke selatan ke arah Baghdad, dan awal pekan ini pejuangnya menguasai Qaraqosh, kota Kristen, terbesar Irak.

Bagian media Pentagon Laksamana John Kirby mengatakan DI menggunakan artileri menyerang pasukan Kurdi yang berusaha mempertahankan Irbil, tempat markas AS berada.

Hari Kamis, Obama mengatakan pemerintah Irak meminta bantuan dan AS akan bertindak "berhati-hati dan bertanggungjwab, untuk menghindari kemungkinan aksi genosida" terhadap masyarakat Yazidi dan Kristen, keduanya kelompok minoritas di Irak.

Intervensi Amerika Serikat ini menyusul meningkatkan kekhawatiran internasional atas nasib umat Kristen dan kelompok minoritas Yazidi karena gerak maju DI.

Washington juga sudah menjatuhkan bantuan pangan darurat kepada ribuan pengungsi di kawasan pegunungan. BBC

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan ia telah menyetujui serangan udara yang ditujukan terhadap militan Islam Daulah Islamiyah atau ISIS di Irak utara, jika mereka mengancam kepentingan AS.

Amerika Serikat telah memberi bantuan makanan dan air melalui udara ke Irak di bawah ancaman dari pejuang dari Daulah Islamiyah.

Kelompok ini telah merebut kota Qaraqosh, kota Kristen terbesar di Irak akibatnya warga melakukan eksodus untuk menyelamatkan diri.

Persediaan makanan diberikan kepada anggota minoritas Yazidi luar daerah Sinjar, kata seorang pejabat AS.

Banyak warga Yazidi telah meninggalkan rumah mereka dan beberapa berlindung di pegunungan terdekat.

Sebelumnya Dewan Keamanan  Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu untuk membahas situasi di Irak.

"Para anggota Dewan Keamanan PBB mengimbau masyarakat internasional untuk mendukung pemerintah dan rakyat Irak dan untuk melakukan semaksimal mungkin untuk membantu meringankan penderitaan penduduk yang terkena dampak konflik di Irak," kata Duta Besar Inggris untuk PBB Mark Lyall Grant.

Sementara itu, Amerika Serikat memperingatkan situasi bagi kelompok minoritas di Irak dapat menjadi "bencana kemanusiaan".

AS juga akan mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa makanan dan obat-obatan untuk warga di Irak utara melalui udara.

Ribuan warga Kristen dilaporkan melarikan diri karena milisi Islam merebut kota terbesar kelompok minoritas tersebut di Irak.

Klik Daulah Islamiyah, yang sebelumnya dikenal dengan nama ISIS, menguasai Qaraqosh di bagian utara semalam setelah penarikan pasukan Kurdi.
Berita terkait

Mengenal lebih jauh Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin Negara Islam
Serangan udara Mosul, puluhan tewas

Organisasi Kristen internasional mengatakan paling tidak seperempat warga Kristen Irak meninggalkan Qaraqosh dan kota-kota di sekitarnya.

Daulah Islamiyah merebut banyak wilayah Irak dan Suriah untuk mendirikan kekhalifahan Islam.

Organisasi Prancis Fraternite en Irak menyatakan lewat halaman Facebooknya bahwa sebagian besar penduduk Provinsi Nineveh melarikan diri setelah milisi menguasai Qaraqosh.

Uskup agung kota Mosul dan Kirkuk memastikan kota Kristen sudah jatuh.
Irak didiami salah satu masyarakat Kristen paling tua dunia.

Tetapi jumlahnya berkurang karena kekerasan sektarian sejak invasi pimpinan Amerika Serikat tahun 2003.

Hari Rabu (6 Agustus) puluhan orang dilaporkan tewas karena serangan udara pada kota Mosul, Irak utara, yang dikuasai pemberontak, kata sejumlah laporan.

Paling tidak 30 orang tewas ketika pesawat tidak berawak menyerang sebuah penjara yang dipakai Daulah Islamiyah sebagai markas, kata sejumlah sumber kepada ×BBC.

TV pemerintah Irak mengatakan 60 orang yang diduga anggota milisi tewas, sementara al-Jazeera melaporkan sekitar 70 korban tewas. BBC

No comments:

Post a Comment