AirAsia QZ 8501 terbang terlalu tinggi, seperti jet
tempur
Penyelidik Airbus di depan ekor pesawat AirAsia di
pelabuhan Kumai, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Pemerintah Indonesia memastikan pesawat AirAsia yang
mengalami kecelakaan bulan lalu terbang ke atas dalam kecepatan tinggi pada
saat-saat terakhir.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan data radar
menunjukkan pesawat tiba-tiba bergerak naik pada ketinggian sekitar 6.000 kaki,
berhenti, dan kemudian menghilang pada tanggal 28 Desember.
"Tidak normal untuk bergerak menanjak seperti itu,
sangat jarang bagi pesawat komersial, yang biasanya naik hanya setinggi 1.000
sampai 2.000 kaki per menit. Hal ini hanya bisa dilakukan pesawat jet
tempur," kata Menteri Jonan seperti dilaporkan kantor berita AP.
Jonan menyampaikan hal ini saat berbicara dalam sidang di
DPR tentang cara memperbaiki standar keamanan penerbangan.
Para penyelidik masih memeriksa dua alat pencatat
penerbangan untuk mengetahui penyebab kecelakaan.
Pada hari Senin (19/01) pemerintah mengatakan sampai
sejauh ini tidak ada bukti terjadinya tindakan terorisme.
Sekitar 50 jenazah dari 162 korban pesawat AirAsia QZ
8501 yang meninggalkan Surabaya menuju Singapura itu, sudah ditemukan dari Laut
Jawa.
Diperkirakan sebagian besar jenazah berada di dalam
bagian badan pesawat, sehingga penemuan lokasi badan pesawat penting dalam
proses pencarian jenazah. (BBC)
No comments:
Post a Comment