Protes Charlie Hebdo di Niger, gereja, toko dibakar
Gereja dan Pusat Budaya Prancis menjadi sasaran para
demonstran
Sedikitnya tiga orang tewas dan enam gereja diserang di
Niger dalam aksi protes terhadap majalah Prancis Charlie Hebdo yang menerbitkan
kartun bergambar Nabi Muhammad.
Protes dimulai di luar masjid raya Niamey dan dilaporkan
menyebar ke sejumlah daerah di negara itu, satu hari setelah lima orang tewas
di kota Zinder Niger.
Demonstrasi di Niger, yang merupakan bekas negara koloni
Prancis, diikuti oleh ratusan orang yang berkumpul di luar masijid raya Niamey
dengan meneriakkan "Allahu Akbar".
Selain gereja, bangunan lain milik non Muslim juga
menjadi target, seperti bar, hotel dan kantor.
Pastor Zakaria Jadi, salah satu pemimpin gereja yang
terbakar di Niamey, mengatakan dia tengah menggelar rapat dengan tetua gereja
ketika mendengar adanya serangan.
'Saya tergesa-gesa dan mengatakan kepada rekan saya di
Gereja untuk membawa keluarga mereka ke sebuah tempat," kata dia kepada
BBC World Service. "Saya membawa keluarga saya keluar dari tempat itu,
Ketika saya kembali saya menemukan semuanya telah habis. Tidak ada yang tersisa
di rumah saya dan juga di gereja."
Tidak memahami Islam
Presiden Niger Mahamadou Issoufou mengecam tindakan
kekerasan dan meminta agar warganya tetap tenang.
Perusakan dilakukan terhadap bangunan milik orang Kristen
di Niger
Mahamadou Issoufou, merupakan salah satu dari pemimpin
negara Afrika yang bergabung bersama pemimpin negara lain melakukan aksi
persatuan di Paris setelah serangan terhadap Charlie Hebdo.
"Mereka yang menjarah tempat ibadah, yang menodainya
dan membunuh saudara satu daerah yang beragama Kristen... sama sekali tidak
memahami tentang Islam," kata dia setelah aksi kekerasan pada Sabtu
(18/01).
Dalam demonstrasi Jumat lalu di kota Zinder, para
pemrotes menyasar toko milik pemeluk Kristen dan Pusat Budaya Prancis.
Di Somalia, para pemrotes memegang tulisan "Saya
Muslim dan Saya cinta Nabi'
Pekan lalu, pria bersenjata menyerang kantor Charlie
Hebdo di Paris menewaskan 12 orang.
Cover majalah yang dicetak setelah penyerangan
menampilkan kartun Nabi Muhammad membawa tulisan "Say Charlie",
terjual tujuh juta eksemplar, padahal sebelumnya hanya 60.000 setiap cetak.
Banyak Muslim yang menganggap menggambar nabi merupakan
tindakan yang menyerang. Protes terjadi di sejumlah negara seperti Sudan,
Pakistan, Aljazair, dan Somalia. (BBC)
No comments:
Post a Comment