Kapal singapura |
Tim evakuasi temukan dua jenazah AirAsia QZ8501
Kapal Singapura
Wartawan harian Borneo News, Budi Baskoro, kepada BBC
mengatakan ia melihat dua jenazah tiba di Pangkalan Bun, kota yang menjadi
pusat operasi pencarian pesawat dan penumpang QZ8501.
Dengan penemuan dua jenazah ini, secara keseluruhan tim
evakuasi sudah mendapatkan sembilan jenazah, enam di antaranya diterbangkan ke
Surabaya dalam dua hari terakhir untuk dilakukan identifikasi.
Tim DVI (disaster victim identification) Polri sudah
berhasil mengidentifikasi satu korban, yang dinyatakan sebagai Hayati Lutfia
Hamid.
Satu jenazah lagi belum bisa bisa dipastikan
identitasnya, namun kepala tim DVI, Kombes Polisi Budiyono menjelaskan korban
berjenis kelamin laki-laki.
AirAsia QZ8501 hilang dari radar pada Minggu pagi (28/12)
tidak lama setelah meminta izin untuk menaikkan ketinggian pesawat guna
menghindari awan.
Hayati Lutfia, korban pertama AirAsia yang selesai
diidentifikasi
Jenazah penumpang dan awak AirAsia dibawa ke Surabaya
untuk diidentifikasi oleh tim DVI Polri.
Satu jenazah penumpang dan awak AirAsia QZ8501, yang
jatuh di Laut Jawa, berhasil diidentifikasi oleh tim DVI (disaster victims
identification) Kamis siang (01/01).
Kepala tim DVI Polda Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi
Budiyono, menjelaskan bahwa jenazah tersebut adalah Hayati Lutfia Hamid.
Budiyono mengatakan kepastian identitas jenazah
didapatkan berdasarkan sumber primer yaitu sidik jari.
"Sidik jari dipastikan matching (sama antara sidik
jari korban dan data sidik jari yang didapatkan tim DVI)," kata Budiyono,
dalam keterangan pers di Surabaya.
Sumber lain yang dipakai untuk memastikan jenazah
tersebut di antaranya adalah perhiasan, seperti kalung, dan kartu identitas
atas nama Hayati Lutfia, yang ditemukan di badan korban.
Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 hilang
dalam penerbangan dari Surabaya ke Singapura pada Minggu pagi (28/12). Terdapat
155 penumpang dan tujuh awak di pesawat tersebut.
Tim pencari dan AirAsia sudah menyatakan bahwa pesawat
tersebut jatuh ke laut.
Pejabat Indonesia telah mengonfirmasi bahwa pesawat
AirAsia QZ 8501, yang hilang pada 28 Desember 2014, jatuh ke perairan Selat
Karimata.
Pesawat Airbus A320-200 yang membawa 162 orang penumpang
dari Surabaya ke Singapura itu, baru terbang selama 40 menit ketika pesawat
hilang kontak di tengah cuaca buruk.
Puing dan jenazah penumpang ditemukan pada hari ketiga
pencarian, sekitar 16 kilometer dari koordinat terakhir pesawat.
Lepas landas
Penerbangan QZ 8501 tinggal landas dari Surabaya pada
pukul 05.35 WIB pada Minggu (28/12) dengan mengangkut 162 orang, termasuk tujuh
kru.
Ketujuh kru terdiri dari dua pilot, empat awak kabin, dan
seorang teknisi. Adapun 155 penumpang, termasuk 17 anak-anak dan satu bayi.
Hampir semua penumpang dan awak adalah warga negara
Indonesia, kecuali kopilot berkebangsaan Prancis dan beberapa penumpang
berkewarganegaraan Singapura, Malaysia, Inggris, dan Korea Selatan.
Pesawat itu dijadwalkan menempuh dua jam perjalanan ke
Singapura.
Pilot menghubungi menara pengawas pada pukul 06.12 WIB
untuk meminta izin terbang lebih tinggi guna menghindari cuaca buruk.
Para pejabat mengatakan lalu lintas penerbangan yang
padat di wilayah itu berarti pesawat tersebut tidak bisa mendapatkan izin untuk
melakukan hal itu dalam waktu singkat.
airasia
Pesawat hilang
Ketika menara pengawas berusaha menghubungi pesawat, tidak
ada jawaban.
Pesawat hilang dari radar hanya dalam hitungan menit
tanpa mengeluarkan sinyal tanda bahaya.
AirAsia mengatakan pilot telah meminta izin untuk
menaikkan ketinggian dari 32.000 kaki ke 38.000 kaki untuk menghindari awan
badai besar yang sering muncul di wilayah itu.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
mengatakan awan badai saat itu berada di ketinggain 44.000 kaki, lebih tinggi
dari rute terbang pesawat komersial mana pun di wilayah itu. (BBC)
No comments:
Post a Comment