Perjalanan yang belum selesai (301)
(Bagian ke tiga ratus satu), Depok, Jawa Barat,
Indonesia, 2 juli 2015, 16.54 WIB)
Manusia saling berperang dan bunuh-bunuhan.
Sejarah awal manusia saling bunuh-bunuhan seperti
dikisahkan di dalam Al Quran terjadi pada anak Nabi Adam Habil dan Qabil.
Pada masa itu Qabil tidak terima ketentuan Allah soal
Istri yang harus dikawininya, pada waktu itu Nabi Adam sebagai anak manusia
pertama memiliki anak lelaki dan perempuan selang seling, dan berdasarkan ketentuan
Allah seperti disampai ke Nabi Adam Qabil memperoleh istri adik di bawahnya
yang menurut Qabil kalah cantik dibandingkan istri yang diperoleh Habil.
Sehingga Qabil mengancam membunuh Habil, dalam
perkelahian itu Habil sama sekali tidak membela diri atau membalas pukulan qabil,
karena Habil Takut pada Allah.
Sedangkan Qabil lebih memperturutkan syahwat dan
mengikuti bujukan Iblis (Syaitan), sehingga membunuh Habil, jadilah Qabil
termasuk orang merugi dan orang pertama yang diancam masuk neraka. Wallahu alam
apakah Qabil akan diazab di neraka selamanya atau tidak, karena di surah
Almaidah disebutkan Qabil termasuk orang yang menyesal atas perbuatannya itu.
Kalau penyesalan Qabil masuk kategori Taubat Nasuha, maka
bila Allah berkehendak dan bila Qabil dapat rahmat Allah maka setelah
dibersihkan segala dosanya dia bisa dibawa kembali ke surga (wallahu alam).
Namun hikmah dari kisah Habil dan Qabil ini adalah
peringatan dari Allah bahwa hukuman dari orang yang membunuh manusia lain,
tanpa sebab yang syarie, maka ancamannya adalah azab di neraka, dan kalaulah
tanpa dapat Rahmat Allah,maka pelakunya akan disiksa di neraka selamanya.
Betapa membunuh manusia lain adalah perbuatan dosa besar
dan diancam Allah akan di siksa di neraka dikisahkan dalam Al Quran:
Surah Al-Maidah Ayat 32-36
Ayat dan Terjemah :
مِنْ أَجْلِ ذٰلِكَ
كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِىٓ
إِسْرٰٓءِيلَ أَنَّهُۥ مَن
قَتَلَ نَفْسًۢا بِغَيْرِ
نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ
فِى الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ
النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ
أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَآ أَحْيَا
النَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَآءَتْهُمْ رُسُلُنَا
بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ إِنَّ
كَثِيرًا مِّنْهُم بَعْدَ
ذٰلِكَ فِى الْأَرْضِ
لَمُسْرِفُونَ ﴿المائدة:٣٢﴾
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani
Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang
itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi,
maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara
kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan
manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami
dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara
mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan
dimuka bumi.”
إِنَّمَا جَزٰٓؤُا۟ الَّذِينَ
يُحَارِبُونَ اللّٰـهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَسْعَوْنَ فِى
الْأَرْضِ فَسَادًا أَن
يُقَتَّلُوٓا۟ أَوْ يُصَلَّبُوٓا۟ أَوْ
تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم مِّنْ
خِلٰفٍ أَوْ يُنفَوْا۟
مِنَ الْأَرْضِ ۚ ذٰلِكَ لَهُمْ
خِزْىٌ فِى الدُّنْيَا ۖ وَلَهُمْ فِى
الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ
﴿المائدة:٣٣﴾
“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang
memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah
mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan
bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian
itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka
beroleh siksaan yang besar,”
إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا۟
مِن قَبْلِ أَن
تَقْدِرُوا۟ عَلَيْهِمْ ۖ فَاعْلَمُوٓا۟ أَنَّ
اللّٰـهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
﴿المائدة:٣٤﴾
“kecuali orang-orang yang taubat (di antara mereka)
sebelum kamu dapat menguasai (menangkap) mereka; maka ketahuilah bahwasanya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ اتَّقُوا۟
اللّٰـهَ وَابْتَغُوٓا۟ إِلَيْهِ
الْوَسِيلَةَ وَجٰهِدُوا۟ فِى
سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿المائدة:٣٥﴾
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada
jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.”
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا۟
لَوْ أَنَّ لَهُم
مَّا فِى الْأَرْضِ
جَمِيعًا وَمِثْلَهُۥ مَعَهُۥ
لِيَفْتَدُوا۟ بِهِۦ مِنْ
عَذَابِ يَوْمِ الْقِيٰمَةِ مَا تُقُبِّلَ
مِنْهُمْ ۖ وَلَهُمْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿المائدة:٣٦﴾
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka
mempunyai apa yang dibumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula)
untuk menebusi diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan
itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih.”
Tadabbur Al-Qur’an :
alquran Tadabbur - mtf-online.comAyat 32-36 menjelaskan
status kejahatan pembunuhan terhadap
manusia tanpa alasan yang dibenarkan
Allah, hukuman bagi pelakunya dan hukuman orang-orang yang memerangi Allah dan
Rasul Muhammad saw.
Pembunuhan terhadap manusia tanpa alasan yang ditetapkan Allah, seperti
qisash (hukuman mati bagi pembunuh,
murtad dari Islam dan sebagainya) adalah
kejahatan kemanusiaan yang berdampak
atas kerusakan yang luas. Seperti itu juga halnya dengan kejahatan pengrusakan
terhadap alam dan lingkungan seperti
akibat pertambangan dan aktivitas bisnis
lainnya. Bila tindakan kejahatan pembunuhan dan pengrusakan alam tersebut tidak dicegah dan dihukum berat berat para pelakunya, maka akan
mendorong masyarakat hidup dengan brutal
dan hukum rimba. Yang kaya dan yang
berkuasa akan dengan mudah menghilangkan
nyawa orang yang dianggap lawannya dan
menguasai lahan atau tanah yang bukan hak mereka.
Sebab itu, tindakan pembunuhan terhadap satu jiwa di mata
Allah sama dengan melakukan pembunuhan
terhadap segenap manusia dan tindakan tersebut sama dengan memerangi Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan hukuman orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan melakukan kerusakan di
atas muka bumi adalah dibunuh, atau
disalib, atau dipotong tangan dan
kakinya secara silang, atau dibuang ke tempat yang terisolasi. Itu adalah hukuman dunia, sedangkan hukuman
akhirat adalah neraka. Namun jika mereka taubat sebelum hukum ditegakkan,
maka Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Sesungguhnya takwa pada Allah dan bersungguh-sungguh
mencari ridha-Nya serta berjihad di
jalan-Nya adalah solusi meraih
kemenangan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, pengingkaran dan pembangkangan terhadap sistem atau agama Allah adalah penyebab kegagalan di dunia dan akhirat, kendati
memiliki harta yang banyak dan kekuasaan yang besar. Karena harta yang banyak
dan kekuasaan itu tidak berguna di
akhirat kelak.
Peperangan dan pembunuhan dalam sejarah manusia yang
ditulis buku-buku sejarah dan Al Quran di awali dengan tindakan dan niat Raja
Firaun dan tentaranya membunuh nabi dan pengikut Nabi Musa.
Perang antara Kafir Qurais melawan tentara Nabi Muhammad
dalam perang badr dan perang Uhud, peperangan yang terjadi memperebutkan
kekuasaan wilayah di Cina, Mongolia, Eropa, India, dan antar kerajaan di Pulau
Jawa (Indonesia), sampai peperangan mulai Perang dunia I, Perang dunia II,
perang Vietnam, perang Korea, perang antara ekspansi kolonialisme Jepang
melawan rakyat yang dijajah.
Juga perang antara Hitler Jerman melawan negara-negara
yang diekspansinya, juga antara rezim Mussolini Italia juga dengan rakyat yang
memberontak terhadap penindasan Mussolini.
Peperangan antara rezim Komunis di Afghanistan yang
disokong Uni Soviet melawan Mujaheedin
Islam. Juga peperangan Amerika Serikat yang menginvasi Afganistan, dan Irak.
Kini peperangan dan perang sipil juga masih berlangsung
di Libya, Suriah, Irak dan Yaman, juga antara Ukraina melawan pemberontak pro
Rusia- di Ukraina Timur.
Pertikaian dan konflik kini juga masih berlangsung di
Mesir, juga konflik antara Palestina melawan Israel, pertikaian di Myanmar
(penindasan Muslim Rohingya) dari mayoritas penduduk Budha. Pertikaian di
Filipina Selatan, Thailand Selatan, pertikaian antara Muslim Uighur dengan
rezim komunis Beijing, pertikaian di Chechya , Rusia.
Apakah pertikian dan saling bunuh itu akan berhenti hanya Allah
semata yang mengetahuinya.
No comments:
Post a Comment