Perjalanan yang belum selesai (302)
(Bagian ke tiga ratus dua), Depok, Jawa Barat, Indonesia,
3 juli 2015, 18.30 WIB)
Peringatan Allah agar orang kafir bertaubat
Allah dalam berbagai ayat di Al Quran dan hadist (al
hikmah/hadist) memperingatkan manusia, bahwa Allah akan mengampuni seluruh dosa seseorang walau
setinggi langit dan sebesar buih di lautan, namun tidak akan mengampuni dosa
syirik (menyekutukan Tuhan) seperti menganggap Tuhan ada tiga (trinitas) dan
termasuk mengancam orang kafir akan menjadi penghuni neraka.
Namun bila mereka bertaubat dan kembali kepada agama yang
diridhoi Allah yaitu Islam dan memperoleh Rahmat dan Hidayah Allah, maka
balasannya adalah surga.
Dalam berbagai firman Allah dan Hadist Nabi Muhammad,
agama satu-satunya yang diridhoi Allah setelah diutusnya Muhammad sebagai Rasul
dan Nabi penutup hanyalah Islam.
Tafsir Imam Ibnu Katsir surah Al Maidah ayat 72-73
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ
ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي
وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
“Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam”, padahal Al Masih (sendiri)
berkata: “Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang lalim itu seorang penolong pun.“[QS. Al-Maidah:72
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُثَلاثَةٍ
وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan:
“Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti
dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka
akan ditimpa siksaan yang pedih.“[QS.Al Maidah:73]
Allah Subhana wa ta’ala. berfirman menjatuhkan keputusan
kafir terhadap beberapa golongan dari kaum Nasrani —yaitu golongan Malakiyah,
Ya’qubiyah, dan Nusturiyah— karena sebagian dari mereka mengatakan bahwa Al
Masih adalah tuhan. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka katakan
dan Mahasuci dengan ketinggian yang setinggi-tingginya.
Dalam keterangan sebelumnya telah disebutkan, mereka telah diberi tahu bahwa
Al-Masih itu adalah hamba dan utusan Allah. Kalimat yang mula-mula diucapkannya
selagi ia masih berada dalam buaian ialah, “Sesungguhnya aku adalah hamba
Allah!’ Dan ia tidak mengatakan bahwa dirinya adalah Allah, tidak pula sebagai
anak Allah, melainkan dia mengatakan:
“Sesungguhnya aku ini hamba Allah; Dia memberiku Al-Kitab
(Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. (Maryam: 30)
Sampai dengan beberapa ayat berikutnya, yaitu firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhan kalian, maka
sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.“(Maryam: 36)
Demikian pula di saat masa dewasanya dan telah diangkat
menjadi nabi, dia mengatakan kepada mereka seraya memerintahkan agar mereka
menyembah Allah, Tuhannya dan Tuhan mereka semata, tiada sekutu bagi-Nya.
Karena itulah dalam surat ini disebutkan melalui firman-Nya:
“padahal Al-Masih (sendiri) berkata, “Hai Bani Israil,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhan kalian. ” Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah.“(Al-Maidah: 72)
yaitu menyembah selain Allah bersama Dia.
“maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan
tempatnya di neraka“[Al-Maidah 73]
Yakni Allah memastikannya menjadi penghuni neraka dan
mengharamkan surga atasnya. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh
Allah dalam firman lainnya, yaitu:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik,
dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. (An-Nisa: 48)
Dan Allah Subhana wa ta’ala. telah berfirman:
Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga, “Limpahkanlah
kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepada kalian.”
Mereka (penghuni surga) menjawab,
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas
orang-orang kafir. “(Al-A’raf: 50)
Di dalam kitab Sahih disebutkan bahwa Nabi Saw.pernah
memerintahkan seorang juru penyeru untuk menyerukan di kalangan khalayak ramai,
bahwa sesungguhnya surga itu tiada yang dapat masuk ke dalamnya kecuali jiwa
yang muslim. Menurut lafaz yang lain disebutkan jiwa yang mukmin. Dalam
pembahasan sebelumnya, yaitu pada permulaan tafsir surat An-Nisa, tepatnya pada
pembahasan firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik“(An-Nisa:48)
Disebutkan sebuah hadis melalui Yazid ibnu Babnus, dari
Siti Aisyah radhiyallaahu anha,
bahwa diwan (catatan amal) itu ada tiga macam. Lalu
disebutkan salah satunya, yaitu suatu diwan yang Allah tidak mau memberikan
ampunan padanya, yaitu dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan selain-Nya).
Allah Subhana wa ta’ala. berfirman:
“Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka pasti
Allah mengharamkan kepadanya surga.“(Al-Maidah 72)
Hadis ini terdapat di dalam kitab Musnad Imam Ahmad.
Karena itu, dalam surat ini disebutkan oleh Allah Subhana wa
ta’ala.,menceritakan keadaan Al-Masih, bahwa dia telah mengatakan kepada kaum
Bani Israil:
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan)
Allah maka pasti A llah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah
neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong
pun.“(Al-Maidah: 72)
Yakni di hadapan Allah dia tidak memperoleh seorang
penolong pun, tiada yang membantunya dan tiada pula yang dapat menyelamatkan
dia dari apa yang dialaminya.
Firman Allah Subhana wa ta’ala.:
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang mengatakan
bahwa Allah salah satu dari yang tiga.” (Al-Maidah: 73)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Ali ibnul Hasan Al-Hasanjani, telah menceritakan kepada kami Sa’id ibnul Hakam
ibnu Abu Maryam, telah menceritakan kepada kami Al-Fadl, telah menceritakan
kepada kami Abu Sakhr sehubungan dengan firman-Nya:
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang mengatakan
bahwa Allah salah satu dari yang tiga.“(Al-Maidah; 73)
Hal itu seperti perkataan orang-orang Yahudi, bahwa Uzair
adalah anak Allah; dan orang-orang Nasrani mengatakan Al-Masih adalah putra
Allah. Mereka menjadikan Allah sebagai salah satu dari yang tiga (yakni ada
tuhan ayah, tuhan ibu, dan tuhan anak). Tetapi pendapat ini bila dikaitkan
dengan tafsir ayat ini berpredikat gharib, mengingat pendapat ini mengatakan
bahwa yang dimaksud adalah dua golongan, yaitu orang orang Yahudi dan Nasrani.
Pendapat yang benar ialah yang mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan
dengan orang-orang Nasrani saja secara khusus. Demikianlah menurut apa yang
dikatakan oleh Mujahid dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Kemudian mereka berselisih pendapat mengenainya. Menurut
suatu pendapat, yang dimaksud ialah orang-orang yang kafir dari kalangan mereka
(kaum Ahli Kitab),yaitu mereka yang mengatakan ajaran trinitas, yaitu tuhan
ayah, tuhan anak, dan tuhan ibu yang melahirkan tuhan anak. Mahatinggi Allah
dari perkataan mereka dengan ketinggian yang Setinggi-tingginya.
Ibnu Jarir dan lain-lainnya mengatakan, ketiga sekte itu
—yakni sekte Malakiyah, sekte Ya’qubiyah, dan sekte Nusturiyah— semuanya
mengatakan ajaran trinitas ini, sekalipun mereka berbeda pendapat mengenainya
dengan perbedaan yang sangat mencolok; pembahasan mengenainya bukan dalam kitab
ini. Setiap golongan dari mereka mengalirkan golongan yang lain, tetapi pada
prinsipnya KETIGA GOLONGAN INI SEMUANYA KAFIR.
As-Saddi dan lain-lainnya mengatakan bahwa ayat ini
diturunkan berkenaan dengan sikap mereka yang menjadikan Al-Masih dan ibunya
sebagai dua tuhan selain Allah. Mereka menjadikan Allah sebagai salah satu dari
yang tiga itu.
As-Saddi mengatakan bahwa makna ayat ini sama dengan apa
yang disebutkan oleh Allah Subhana wa ta’ala. dalam akhir surat ini melalui
firman-Nya:
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, “Hai Isa putra
Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia, ‘Jadikanlah aku dan ibuku dua
orang tuhan selain Allah’? ” Isa menjawab, “Mahasuci Engkau. ” (Al-Maidah:
116), hingga akhir ayat.
Pendapat inilah yang terkuat.
Firman Allah Subhana wa ta’ala.:
“padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan
Yang Esa.“(Al-Maidah: 73)
Dengan kata lain, Tuhan itu tidak berbilang, melainkan
Maha Esa, tiada yang menyekutui-Nya, Tuhan semua yang ada, dan Tuhan semua
makhluk. Kemudian Allah Subhana wa ta’ala. berfirman seraya mengancam dan
menekan mereka:
“Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan
itu.“(Al-Maidah: 73)
Yakni tidak mau berhenti dari kebohongan dan kedustaan
itu.
“pasti orang-orang yang kafir di antara mereka dam
ditimpa siksaan yang pedih.“(Al-Maidah: 73)
No comments:
Post a Comment