shiah dan sunni Yaman mencapai kesepakatan gencatan
senjata
Pertarungan antara pasukan pengawal presiden dan kelompok
Houthi menggunakan senjata berat.
Gencatan senjata diterapkan di ibukota Yaman, Sanaa,
beberapa jam setelah pertarungan sengit antara pasukan pengawal presiden dan
kelompok pemberontak Houthi yang merupakan umat Syiah.
Menteri Dalam Negeri, Jalal al-Roweishan mengatakan
pemerintah dan kelompok Houthi sudah membentuk komite untuk mengawasi gencatan
senjata.
Warga yang tinggal di dekat istana presiden mengatakan
tembak menembak sudah mereda.
Sedikitnya tiga orang tewas dalam pertarungan yang paling
sengit di Sanaa sejak gerakan Houthi menguasai ibukota itu.
Berdasarkan kesepakatan dengan Presiden Abdrabbuh Mansour
Hadi, maka Houthi akan mundur dari ibukota begitu pemerintahan bersatu yang
baru terbentuk.
Gerakan Houthi
Kelompok Houthi awalnya memperjuangkan otonomi ekonomi
yang lebih luas di Provinsi Saada.
Namun kelompok pemberontak masih tampak berada di dalam
kota dan menguasai beberapa kawasan yang didiami umat Sunni dan wilayah barat
negeri itu.
Hari Senin, asap tebal mengepul dari jalanan di sekitar
istana presiden dan di sekitar kawasan militer di sebelah selatan ibukota,
ketika pasukan pengawal presiden dan pejuang Houthi melepas tembakan dengan
menggunakan senapan mesin, roket peluncur granat, dan meriam.
Laporan-laporan tentang gencatan senjata sudah terdengar
sejak pagi namun baru tengah hari pertarungan mulai mereda.
Gerakan Houthi melakukan perlawanan sejak tahun 2004
untuk menuntut otonomi ekonomi yang lebih luas di Provinsi Saada, Yaman utara. (BBC)
No comments:
Post a Comment