!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Saturday, August 10, 2013

Serba-serbi Politik di Indonesia menjelang pemilihan umum tahun 2014.

Prabowo dan Joko Woidod

 Serba-serbi Politik di Indonesia menjelang pemilihan umum tahun 2014.

Geliat politik di Indonesia menjelang diselenggarakannya pemilihan umum (pemilu) baik untuk memilih anngotaai  Dewan Perwakilan Rakyat (parlemen) mau Kallapun memilih calon Presiden dan Wakil Presiden.

Untuk calon Presiden banyak muncul nama-nama yang masuk dalam berbagai survei, enseperti mantan Wakil Presiden yang kini menjabat Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Muhammad Jusuf Kalla,ada Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Abirizal Bakrie (Ical), Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) Wiranto, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto sampai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Tingkat keterpilihan alias elektabilitas Joko Widodo mengalahkan Prabowo Subianto, demikian hasil jejak pendapat Lembaga Survei Jakarta.

Survei dilakukan di 33 provinsi dengan sampel 1.225 orang berhak pilih selama Sabtu-Jumat (9-15/2). Nah, saat ditanya bila pemilu diadakan pekan ini, 18,1% memilih Joko Widodo (Jokowi). Selanjutnya, 10,9% responden memilih Prabowo, 9,8% memilih Wiranto, 8,9% memilih Jusuf Kalla, 8,7% Aburizal Bakrie dan 7,2% memilih Megawati Soekarnoputri. Hanya soal elektabilitas calon presiden,17,9% dari responden 1.225 orang tak memutuskan. “Jadi kalau pemilihan diadakan hari ini, Jokowi unggul,” ujar Igor Dirgantara, peneliti Lembaga Survei Jakarta, di Jakarta, Selasa (19/2/2013).

Sementara bila ditinjau dari elektabilitas partai, 18,5% responden memilih Golkar, 16,5% memilih PDI Perjuangan, 10,3% memilih Gerindra, 6,9% memilih Demokrat, 5,8% memilih Hanura, 4,5% memilih Nasem dan 2,6% memilih PKS. Sebanyak 28,2% responden tak memilih.

Pengamat politik, Fadjroel Rachman, bersyukur bila Jokowi mendapat elektabilitas tertinggi. Pasalnya, bila ia maju pemilihan presiden dan terpilih maka akan ada regenerasi kepemimpinan. Soal persepsi terhadap partai, dia menilai pendapat terhadap parpol tak berpengaruh terhadap sosok. Kemenangan atas Golkar dalam survei tak berpengaruh terhadap keterpilihan capres Golkar, Aburizal Bakrie.

“Aburizal tak terlalu menjual, maka survei ini masukan. Sebab elektabilitas parpol tak seirama dengan keterpilihan sosok,” tegasnya

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali mengatakan saat ini PPP masih mengamati sejumlah tokoh untuk diusung pada pemilu presiden 2014 nanti. Sosok Joko Widodo yang selalu merajai hasil survei dengan elektabilita tertinggi tak luput dari pengamatan PPP.'Kami mengamati semua tokoh, Pak Jokowi, Wiranto, Prabowo, Ical, Gita Wirjawan,' kata Surya usai pembekalan caleg PPP di Jakarta, Rabu (3/7).Tetapi menteri agama itu tak memungkiri sosok Jokowi sebagai tokoh utama yang dilirik.

 Bahkan, bila hasil perolehan suara PPP pada pemilu legislatif 2014 meningkat pesat, tak tertutup kemungkinan untuk menggandeng Jokowi pada pilpres nanti.'Kalau Allah menakdirkan tidak ada kata lain (duet Jokowi-SDA), kecuali iya,' ucapnya.Meski begitu, PPP disebut Surya cuk up tahu diri dan akan melihat hasil pemilu legislatif terlebih dahulu.

Hasil pileg juga akanmenjadi pertimbangan pelaksanaan konvensi capres yang pernah digadang akan dilakukan juga oleh PPP.Jika PPP memaksakan diri melakukan konvensi sejak sekarang, menurut Surya banyak hal yang harus dipertimbangkan. Apa lagi revisi UU Pilpres belum diputuskan, sehingga angka presidential treshold masih sebesar 20 persen.

 'Nanti kalau sudah ada calon dari konvensi, lalu perolehan suara PPP hanya 5 atau 10 persen bagaimana. Sedangkan presidential treshold sebesar 20 persen, kan masih jauh,' jelasnya.Karena itu, ketum PPP yang telah menjabat dua periode berturut-turut itu menganggap konvensi capres bagi PPP masih sumir.

 PPP juga tidak ingin konvensi nantinya malah membuat citra PPP malah menjadi buruk. - See more at: http://kabarjokowi.blogspot.com/2013/07/ppp-akui-juga-lirik-jokowi.html#sthash.W7ifbvi4.dpuf

Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical merasa elektabilitas atau tingkat dukungan publik terhadap dirinya sebagai bakal calon presiden terus meningkat. Hal ini berbeda dengan elektabilitas capres lain yang menurut Ical malah menurun.

"Kan naik terus. Paling tinggi sekarang. Yang lain turun, saya naik," kata Ical seusai menghadiri open house di rumah Jusuf Kalla, di Jakarta Selatan, Jumat (9/8/2013).

Ical menilai kinerja mesin partai sudah maksimal untuk meningkatkan elektabilitasnya. Jika ada pihak yang mengkritik mesin Golkar atau pribadinya, Ical meminta mereka melihat tren kenaikan elektabilitasnya.

"Kalau lihat survei itu jangan dilihat satu saat, tapi bagaimana trennya. Satu-satunya capres yang naik (elektabilitasnya) saya, yang lainnya turun," kata Ical.

Ketika disinggung penetapan calon wakil presiden untuk mendampinginya, Ical mengaku belum ada. Ia mengaku akan memilih yang terbaik pada waktu yang tepat.

Seperti diberitakan, Ical ditetapkan sebagai capres dalam rapimnas ketiga Golkar tahun 2012. Dalam rapimnas itu diputuskan bahwa Ical diberi kewenangan untuk memilih cawapres setelah berkonsultasi dengan internal Golkar.

 Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD pulang kampung ke Pamekasan, Jawa Timur pada libur Hari Idul Fitri tahun ini. Di Pamekasan, Mahfud hadir dalam acara temu tokoh perantau asal Pamekasan di rumah dinas Bupati Pamekasan, Achmad Syafii, Sabtu (10/8/2013).  Pria yang pernah mengenyam pendidikan di Pendidikan Guru Agama (PGA) Pamekasan ini didaulat untuk menjadi penceramah di depan ratusan tokoh perantau asal Pamekasan, para Kepala Dinas, dan ulama.

Sebelum Mahfud menyampaikan ceramahnya, moderator sempat membacakan profil singkat mantan Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini. Saat moderator membacakan profil terakhir Mahfud MD yang akan menjadi calon presiden pada Pemilu 2014 mendatang, teriakan dukungan menggema di pendapa rumah dinas Bupati Pamekasan.

“Hidup Mahfud MD, menang Mahfud MD!” teriak sejumlah undangan yang disambut dengan tepuk tangan meriah.

Menerima sambutan semacam itu, Mahfud MD tersenyum di tempat duduknya yang berdampingan dengan Bupati Pamekasan Achmad Syafii dan Wakil Bupati Pamekasan, Kholil Asyari. Dalam ceramah singkatnya, Mahfud menyampaikan bahwa kondisi negeri ini sedang kontraproduktif dalam hal peningkatan ekonomi dengan kondisi kemiskinan.

Secara makro, peningkatan ekonomi Indonesia yang mencapai 6,5 persen menjadikan Indonesia menduduki peringkat dua Asia dalam hal kekuatan ekonominya di bawah China. Namun di balik kondisi itu, lanjut Mahfud, angka kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi yakni mencapai 107 juta jiwa dari 244 juta jiwa.

“Persoalannya adalah karena ada ketidakadilan dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia sehingga kemiskinan masih tinggi,” terang Mahfud.

Mahfud menjelaskan, ketidakadilan itu terjadi karena banyaknya korupsi yang terjadi di pemerintahan. Agar keadilan bisa tegak, kuncinya adalah keadilan harus ditegakkan dengan cara penegakan hukum.

“Bukan karena saya orang hukum sehingga berkesimpulan supremasi hukum menjadi solusi di tengah kondisi negeri seperti saat ini. Namun saya yakin, 50 persen persoalan bangsa akan terselesaikan jika hukum tegak,” pungkasnya.


 Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menilai karier politik Joko Widodo akan berkembang di tingkat nasional jika berhasil memimpin DKI Jakarta. Pasalnya, menurut pria yang akrab dipanggil JK itu, Jokowi akan dinilai berdasarkan performanya sebagai pejabat publik.

"Itu namanya karier seseorang. Dia kan bukan politikus, (tapi dinilai) berdasarkan performa. Jadi kalau dia bagus jadi Gubernur Jakarta bisa dia di atasnya lagi," kata JK di kediamannya, Jakarta, Jumat (9/8/2013).

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO HM Jusuf Kalla
Menurut JK, Jokowi pun berhasil naik ke kursi DKI 1 karena dinilai berhasil memimpin Solo. Oleh karena itu, lanjutnya, tak sulit bagi Jokowi untuk meraih dukungan nasional jika performanya baik dalam memimpin Jakarta.

Kini saja, Jokowi dinilai sudah populer di tengah masyarakat. JK termasuk yang mengamini kepopuleran suami dari Iriana Widodo itu.

"Jokowi tentu salah satu sangat populer," kata JK.

Namun, ketika ditanya apakah Jokowi akan sukses di Jakarta dalam waktu setahun, Ketua Umum PMI itu belum bisa memperkirakannya.

"Tergantung," tutur Ketua PMI tersebut singkat.

Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memang menduduki peringkat atas berbagai survei calon presiden untuk Pemilu 2014. Elektabilitas Jokowi jauh melebihi tokoh lainnya.

Partai Nasdem tetap konsisten dengan target di pemilu legislatif 2014. Partai baru tersebut menargetkan perolehan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat setidaknya mencapai 100 kursi.
"Sedikit-dikitnya 100 kursi DPR. Itu target Nasdem untuk DPR, sedikit-dikitnya itu," kata Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh seusai bersilatuhrahmi dengan Jusuf Kalla alias JK di kediamanan JK di Jakarta, Jumat (9/8/2013).

Paloh mengatakan, perlu ada upaya luar biasa di internal partai untuk mencapai target itu dan bersaing dengan parpol lain yang lebih dulu ada. Jika mesin partai hanya menjalankan pekerjaan yang konvensional, kata dia, maka sulit mendapat hasil luar biasa. Apalagi pemilu 2014 sebentar lagi.

Langkah terdekat, kata Paloh, membuat infrastruktur partai sampai ke tingkat desa. Hal itu harus selesai dalam waktu dua bulan ke depan ini. Langkah lain, kata dia, bagaimana calon legislatif bisa menjual pemikiran-pemikiran partai ke masyarakat.
"Ketiga, tentu kita mengharapkan bagaimana semakin hari sosialisasi keberadaan partai ini di tengah-tengah masyarakat dengan bantuan media massa akan semakin memberikan alternatif pilihan masyarakat," kata Paloh.

"Masyarakat boleh memilih pilihan yang terbaik. Kalau masyarakat sudah merasa jenuh dengan partai-partai yang sudah ada dan eksis, maka partai baru yang akan menjadi harapan mereka," sambungnya.

Paloh menambahkan, jika Nasdem tidak bisa mencapai hasil Pileg di tiga besar, maka pihaknya tidak akan ikut dalam pengusungan capres atau cawapres. Tetap akan melihat dulu hasil pemilu legislatif, pungkasnya.

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Endriartono Sutarto diminta ikut Konvensi Partai Demokrat untuk menjaring calon presiden di pemilu 2014. Bagaimana tanggapan Ketua Umum DPP Nasdem Surya Paloh?

Paloh mengaku bahwa Endriartono belum mengungkapkan tawaran itu kepadanya. Hanya, jika pun benar, Paloh yakin mantan Panglima TNI itu akan menolaknya.

"Saya tidak melihat Pak Endriartono dengan sejumlah jam terbang, pengalaman, kepiawaian beliau, dan kedudukan beliau yang terhormat sekali di Partai Nasdem memutuskan ikut dalam konvensi,"kata Paloh seusai menghadiri Open House di kediaman Jusuf Kalla di Jakarta, Jumat (9/8/2013).

Paloh mengatakan, jika memang nantinya Endriartono memutuskan ikut konvensi Demokrat setelah dipikirkan dengan matang, dirinya akan mengizinkannya. Konsekuensinya, Endriartono harus keluar dari Nasdem.

"Nasdem sebagai partai baru sangat menghargai hak-hak pribadi dalam berpolitik. Siapa saja anak bangsa ini ingin melatih diri menjadi capres kita hormati itu," pungkas Paloh.

 Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik menghadiri acara open house di hari kedua Idul Fitri 1434 H di kediaman mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK di Jakarta, Jumat (9/8/2013). Apa saja yang dibicarakan Jero dengan JK? Apakah konvensi Demokrat dibicarakan?

JK membenarkan bahwa Jero menjelaskan mengenai rencana konvensi Demokrat untuk menjaring calon presiden 2014. "Sebagai pengurus teras Demokrat kan menjelaskan. Yah kita pahamlah maknanya," kata JK di sela-sela open house.
JK mengaku sudah ada pembicaraan informal dengan pihak Demokrat sebelumnya agar dirinya bisa ikut konvensi. Hanya, JK mengaku belum menjawab lantaran belum tahu banyak mengenai konvensi itu.

"Kita ingin melihat sebenarnya arahnya apa konvensi itu. Kita kan belum tahu jelas. Tentu kita ingin melihat semua kondisi, syarat-syaratnya, siapa yang tanggung jawab, siapa yang memutuskan. Tapi sementara ini kita belum berpikir kearah situ lah. Kan masih awal ya," kata mantan Ketua Umum DPP Golkar itu.

Secara terpisah, Jero mengaku datang hanya ingin bersilatuhrahim dengan JK. Jero merasa berutang budi lantaran JK salah satu orang yang mendorong dirinya menjadi menteri. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga setuju.

Ketika ditanya apakah dirinya menanyakan sikap JK terkait konvensi, Jero mengatakan, hal itu pasti dibicarakan secara empat mata nantinya. Ia mengaku bahwa JK sudah ditawari ikut konvensi lantaran dianggap layak.

"Jauh-jauh hari sudah diundang. Beliau lagi berpikir," kata Jero.
Seperti diberitakan, JK ingin kembali maju di Pilpres 2014. Hanya, belum tahu kendaraan politik mana yang akan dipakai. Pasalnya, Partai Golkar sudah menetapkan Aburizal Bakrie sebagai capres.

No comments:

Post a Comment