!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Monday, October 20, 2014

Joko Widodo yang dikenal merakyat itu dilantik jadi Presiden Indonesia ke-7

Joko Widodo dilantik Jadi Presiden RI ke-7
Joko Widodo yang dikenal merakyat itu dilantik jadi Presiden Indonesia ke-7


Presiden Joko Widodo, dalam pidato awal masa jabatannya, mengatakan persatuan dan gotong royong merupakan syarat penting untuk menjadi bangsa yang besar.
"Saya yakin tugas sejarah yang maha berat ini dapat kita pikul bersama-sama, dengan persatuan, dengan gotong royong dan dengan kerja keras," kata Presiden Jokowi, yang kemudian disambut tepuk tangan peserta sidang.
Pidato ini disampaikan Jokowi setelah dia dilantik dan diambil sumpah sebagai Presiden Indonesia ketujuh di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Senin (20/10) siang.
Suara tepuk tangan terdengar makin keras ketika Jokowi secara khusus menyebut pesaingnya dalam pemilu presiden lalu, Prabowo Subianto.
"Yang saya hormati rekan dan sahabat baik saya, bapak Prabowo Subianto," katanya.
Dalam siaran televisi yang disiarkan langsung, kamera kemudian menyorot dari jarak dekat sosok Prabowo yang terlihat berdiri dan memberi hormat ala militer.
Jokowi juga secara khusus menyebut sosok Hatta Radjasa, pasangan Prabowo Subianto dalam pemilu presiden lalu.
Jangan terjebak keterpecahan
Jokowi kemudian menekankan bahwa persatuan merupakan syarat penting untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat.
"Kini saatnya menyatukan hati dan tangan, kini saatnya kita bersama melanjutkan ujian sejarah berikutnya yang maha berat," katanya.
Selain bersatu, dia menekankan pentingnya bergotong royong dan bekerja keras.
"Persatuan dan gotong royong adalah syarat bagi kita untuk menjadi bangsa besar," kata Jokowi, menekankan berulang kali.

Usai dilantik dan diambil sumpahnya, Presiden Jokowi menjawab sapaan peserta rapat dengan melambaikan tangannya.
"Kita," lanjutnya, "tidak akan pernah menjadi besar jika terjebak dalam keterbelahan dan keterpecahan."
"Dan kita tidak pernah betul-betul merdeka tanpa kerja keras."
Di hadapan anggota DPR, MPR, DPD dan tamu undangan, Joko Widodo kemudian mengajak semua lembaga negara untuk bekerja dengan semangat yang sama.
Kepada semua elemen rakyat Indonesia, mulai nelayan, buruh, pedagang bakso hingga kaum profesional, Jokowi menyerukan untuk bekerja keras dan bahu-membahu serta gotong royong.
Negara maritim
Dalam bagian akhir pidatonya, Jokowi menekankan tekadnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim.
"Samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita," kata Jokowi.
Menurutnya, Indonesia telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, serta memunggungi selat dan teluk.
"Kini saatnya mengembalikan semuanya sehingga Jalesveva Jayamahe, di laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita di masa lalu, bisa kembali membahana," ujarnya.

Jokowi saat diambil sumpahnya sebagai Presiden Indonesia yang ketujuh.
Jokowi kemudian mengutip pernyataan Presiden Indonesia pertama, Sukarno, tentang konsep negara maritim.
"Bahwa untuk membangun Indonesia menjadi negara besar, kuat, makmur, damai, kita harus memiliki jiwa Cakra Warti Samudra, jiwa pelaut yang berani, mengarungi gelombang dan hempasan ombak yang menggulung," ungkapnya.
"Sebagai nahkoda yang dipercaya oleh rakyat, saya mengajak semua warga bangsa untuk naik ke atas kapal Republik Indonesia, dan berlayar bersama menuju Indonesia Raya," tambahnya yang disambut tepuk tangan hadirin.
"Kita akan kembangkan layar yang kuat, kita akan hadapi semua badai dan gelombang samudra dengan kekuatan kita sendiri," tambahnya.

Joko Widodo, pemenang pemilihan presiden bulan Juli lalu, resmi dilantik sebagai presiden Indonesia yang ketujuh.
Dikenal sebagai Jokowi, politisi berusia 53 tahun ini mengucap sumpah di gedung Parlemen dengan disaksikan ratusan tamu undangan, termasuk Perdana Menteri Australia Tony Abbott dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry.
Jokowi, mantan gubernur Jakarta, adalah presiden Indonesia pertama yang tidak berasal dari militer atau elit politik.
Sesudah pelantikan, ia akan melakukan kirab dengan kereta kuda menuju istana bersama wakil presiden Jusuf Kalla.
Konser musik bertajuk pesta rakyat dijadwalkan berlangsung di Monas dan akan dihadiri oleh Jokowi.
Sekitar 24.000 orang personil militer dan kepolisian dikerahkan untuk mengamankan acara, namun wartawan BBC Indonesia Karishma Vaswani mengatakan situasi di ibukota sejauh ini kondusif dan aman.
Fakta tentang Jokowi
jokowi
Lahir pada 1961 di kota Solo, ayahnya adalah seorang tukang kayu
Memulai karier politik dengan PDI-Perjuangan ketika ia dipilih sebagai walikota Solo pada 2005
Terpilih untuk periode jabatan kedua di Solo dengan perolehan 90% suara
Terpilih sebagai gubernur Jakarta pada 2012
Mendukung teknologi yang berjanji untuk menerapkan "e-governance" untuk memangkas korupsi birokrasi

Ribuan orang yang berkumpul di lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, bersorak sembari mengacungkan tiga jari saat Joko Widodo mengucapkan sumpah jabatan sebagai Presiden RI ketujuh.
Mereka menyaksikan acara pelantikan presiden dan wapres melalui layar besar yang dipasang di bawah tugu Monas.
Salah satunya Suyatmo, karyawan perusahaan Jepang di Bekasi. Dia sengaja mengambil cuti untuk menikmati pesta syukuran rakyat di Monas.

Suyatmo bersepeda dari Bekasi ke Monumen Nasional, Jakarta Pusat.
Dia tiba di lokasi perayaan setelah bersepeda dari Bekasi pada Senin (20/10) dini hari WIB.
" Yang mendorong saya datang karena satu visi, revolusi mental , perubahan mind set bangsa kita ini yang diperjuangkan oleh pendahulu kita ini sudah luntur", jelas Suyatmo yang nampak serius menyaksikan pidato presiden Jokowi.
Selain di Monas, antusiasme masyarakat tampak di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan MH Thamrin.
Mereka menunggu kedatangan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla sembari menikmati makanan gratis yang disediakan para relawan. Perayaan semacam itu, yang khusus digelar guna menyambut presiden baru, tidak pernah terjadi sebelumnya.
Mirza Afifah, seorang karyawati bank di Jalan MH Thamrin. Dia mengaku antusias melihat pesta syukuran rakyat di depan kantornya dan turut menikmati makanan gratis.

Ribuan warga memadati Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.
"Ini baru pertama kali ya di Indonesia disediakan makanan gratis, sebagai rakyat kami merasa diperhatikan," ungkap Mirza.
Mirza mengharapkan pemerintahan baru nanti dapat melakukan pemerataan pembangunan terutama untuk wilayah Indonesia Timur dan di luar Pulau Jawa.
Antusiasme serupa juga dirasakan Bustanul Fachrudin, guru SMPN 58 Jakarta. Dia sengaja mengajak puluhan muridnya agar mereka memahami proses pelantikan presiden.
"Ini bisa sebagai pelajaran juga sehingga para siswa dapat melihat sendiri pemimpin lama dan presiden baru. Saya berharap program-program yang sudah dilaksanakan di Jakarta, terutama masalah pendidikan, bisa diteruskan. Saya optimistis karena dia (Joko Widodo) kan orang lapangan, " jelas Bustanul.

Sejumlah temannya di kampung halamannya di Solo, bercerita tentang karakter, kebiasaan dan kesenangan Joko Widodo ketika masih belia. Salah-seorang berkisah ketika Jokowi naik pitam lantaran dijahili.
Teman Jokowi satu bangku saat SMA, Mahmud Nur Windu, menceritakan masa-masa remaja bersama dengan Presiden Joko Widodo. Mahmud menjelaskan Jokowi adalah remaja yang pendiam. Jokowi juga orang yang rajin dan pandai.
"Pak Jokowi dulu sama sekarang beda banget. Dulu itu orangnya pendiam. Tetapi beliau itu rajin, ia sering menggarisbawahi dengan penggaris, materi-materi yang penting. Karena kepandaian dan kerajinanannya itu, ia selalu jadi juara I, " ungkap Mahmud yang sekarang berprofesi sebagai penyuplai perangkat mebel ini, seperti dilaporkan pembantu lepas BBC di Solo, Fajar Sodiq.
Mahmud mengingat Jokowi adalah pribadi yang tidak tertarik untuk menonton adu jotos yang di masa itu acap terjadi.
"Pak Jokowi nggak mau kalau saya ajak lihat, beliau lebih memilih tinggal di kelas, " kata Mahmud.
Marah dijodohin
Salah satu kenangan yang sampai saat ini masih melekat pada ingatannya adalah ketika dia mengerjai sosok Jokowi. Ketika itu Mahmud menjodoh-jodohkannya dengan salah satu temannya di sekolahnya. Tak diduga Joko Widodo bereaksi dengan keras.
"Beliau itu marah-marah saat saya jodohkan. Pak Jokowi kala itu bilang nggak sudi. Akhirnya dia marah, tapi terus saya diamkan saja. Pak Jokowi nggak punya pacar saat SMA. Lha wong dipacokke (dijodoh-jodohkan) saja nggak mau gitu, " kenang Mahmud dengan tertawa.

Jokowi foto bersama istrinya, Riana dan keluarga dekatnya, saat resepsi pernikahan mereka.
Mahmud sering pulang bareng dengan Jokowi. Ia sering main ke rumah Joko Widodo. Saat main ke rumahnya itu, ia sering nyelonong langsung masuk ke kamar Jokowi. Seingat Mahmud, saat dirinya main ke rumah Jokowi, ia selalu diputarkan lagu-lagu slow seperti Koes Plus dan Bimbo.
"Tapi itu nggak memungkiri jika Jokowi senang dengan musik rock. Karena saya lihat di kamarnya itu banyak kaset-kaset dari grup musik rock mancanegara. Ada Deep Purple, Led Zeppelin. Selain itu juga saya melihat di kamarnya itu ada tumpukan majalah Aktuil, " kata Mahmud.
Majalah aktuil adalah majalah musik yang sering mengulas musik rock. Majalah yang berdiri di Bandung ini sering menjadi acuan bagi mereka yang menyebut diri sebagai fans musik rock.
Ingin jadi wali kota
Kesukaan lain dari Jokowi saat dia masih SMA yaitu berburu dengan senapan angin. Setiap pulang sekolah sering berburu burung di sekitar rumahnya di Sumber, tetapi selalu nihil tanpa membuahkan hasil.
"Nggak pernah dapat kalau nembak itu," ungkapnya.
Mahmud sendiri sempat menjadi curahan hati Joko Widodo yang akan mulai menapaki jabatan politik.
Saat itu Jokowi menyatakan bahwa dia akan memiliki tantangan baru, yakni mencalonkan Walikota Surakarta. "Waktu itu dia cerita ingin jadi Walikota motivasinya ingin menata Kota Solo, " tuturnya.

Salah-seorang teman dekat Jokowi saat belia di Solo, Mahmud.
Dua teman sebangku saat SMA itu memang hingga kini masih sering bertemu. Pasalnya, Mahmud sendiri merupakan suplier sejumlah perlengkapan mebel yang menyetor hampir semua perusahaan mebel yang dimiliki Jokowi.
"Saking dekatnya, saya itu kalau lagi berduaan ya manggilnya Jok, dia juga manggil saya Mud. Tapi kalo ada orang lain seperti ajudan atau siapalah, kami masing-masing memanggilnya pakai pak," ujarnya.
Menangis jika sendiri di rumah
Teman satu kecil Jokowi lainnya adalah Sutarti. Dia mengatakan, mantan Gubernur DKI Jakarta ini tipe anak pendiam dan rajin.
"Dia itu anaknya rajin dan pinter. Dia kalau malem selalu belajar. Orangnya juga nggak nakal," kata Sutarti.
Dulu, Mas Jokowi selalu nangis kalau sendirian di rumah. Karena bapak ibunya pas nggak ada di rumah. Saat Mas Jokowi nangis, saya yang memboncengkannya ke rumah Pakdenya di Gondang, " kenang Sutarti.
Rumah Sutarti dulu berdampingan dengan kediaman keluarga Jokowi di Pasar bambu Gilingan, Banjarsari atau tepatnya di sebelah selatan bantaran Kali Anyar, Solo.
Sutarti menceritakan masa kecil dari Jokowi tak ubahnya sama dengan anak-anak lainnya. Jokowi kecil sering bermain kelereng, layang-layang, memancing di pinggir kali.
"Mas Jokowi itu juga sering mandi di sungai sama teman-temannya, " tuturnya.

Sutarti, teman sekaligus tetangga dekat Jokowi saat tinggal di Solo, Jateng.
Lantas dirinya mengaku sewaktu Jokowi kecil sudah seperti keluarganya sendiri.
Sutarti yang lebih tua delapan tahun dibanding Jokowi ini lebih sering ngemong Jokowi dan tiga adik perempuannya.
"Kemarin ketemu terakhir pas open house halal bihalal dengan Mas Jokowi di rumahnya. Ya, beliau masih ingat dengan saya, menyapa seperi biasa."
"Nggak ada yang berbeda dengan sikap Pak Jokowi setelah kemarin terpilih Presiden," ungkap Sutarti.

Joko Widodo – yang dikenal dengan nama Jokowi - dikenal sebagai figur yang sederhana, dekat dengan rakyat, dan bersih dari korupsi.
Ketiga hal itu tampak dalam jejak rekamnya saat memimpin Kota Solo dan DKI Jakarta.
Pria kelahiran Solo, 21 Juni 1961 itu memulai karier politiknya dengan menjadi Wali Kota Solo, Jawa Tengah, pada 2005, dengan diusung PDI Perjuangan.
Lima tahun kemudian, dia kembali terpilih sebagai wali kota dengan perolehan suara lebih dari 90%.
Selama menjadi wali kota, Jokowi merenovasi pasar tradisional dan merelokasi warga miskin dari bantaran sungai ke tempat tinggal yang layak.
Pengamat mengatakan langkah tersebut mampu ditempuh Jokowi mengingat semasa kecil dia tinggal di bantaran kali dan pernah digusur oleh pemerintah lokal.
Perilaku berempati dan dekat dengan masyarakat kembali dibuktikan saat Jokowi maju dalam pilkada Jakarta dan terpilih sebagai gubernur ibu kota pada 2012 lalu.
"Demokrasi bagi saya adalah mendengarkan masyarakat, melaksanakan apa yang mereka inginkan," kata dia dalam debat pertama yang ditayangkan televisi.
"Itu sebabnya kenapa saya pergi ke kampung-kampung, pasar-pasar, bertemu masyarakat di bantaran kali, petani dan nelayan, karena saya ingin mendengarkan apa yang masyarakat inginkan."
Metode Jokowi untuk dekat dengan masyarakat mempopulerkan istilah blusukan, yaitu kunjungan spontan ke kampung-kampung guna berdialog dengan masyarakat dan melihat aktivitas mereka.
Revolusi mental
Ketika memutuskan untuk maju sebagai calon presiden dalam pemilihan presiden tahun ini, Jokowi mencetuskan "revolusi mental" - suatu strategi untuk membangun karakter bangsa, yang dapat mencegah dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme serta sikap intoleran terhadap perbedaan, yang selama ini masih ada dalam budaya Indonesia.
Jokowi juga menyatakan pembangunan karakter bangsa tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan.
Untuk mendukung pengembangan sektor pendidikan dan kesehatan, Jokowi mengatakan akan membuat program Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar, seperti yang pernah dilakukan di DKI Jakarta.
Jokowi juga mengatakan dia akan mengimplementasikan e-governance sebagai upaya untuk mengurangi korupsi di birokrasi.
Dia mendapatkan dukungan yang besar dari pengguna sosial media di Indonesia. Dalam kampanye melalui sosial media, namanya kerap menjadi trending topic di jagat Twitter.
Kelemahan Jokowi adalah dia minim pengalaman memimpin di tingkat nasional dan hubungan internasional.
Namun, sejumlah pengamat menyebutkan kelemahan Jokowi adalah dia minim pengalaman memimpin di tingkat nasional dan hubungan internasional.
Halangan lainnya saat Jokowi memerintah, menurut pengamat, ialah sokongan di parlemen.
Koalisi Merah Putih di parlemen dinilai amat mungkin menghambat kebijakan-kebijakan penting Jokowi.
Meski demikian, titik cerah muncul tatkala Jokowi menemui pendiri Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di Jakarta, pada 17 Oktober lalu.

Pengamat politik Yunarto Wijaya mengatakan hal itu sebagai "momentum pembuka" bahwa dalam pertarungan politik ke depan yang harus muncul "bukan politik balas dendam".

No comments:

Post a Comment