Penulis Jerman datangi kota yang dikuasai ISIS
Juergen Todenhoefer merupakan orang asing pertama yang
memperoleh akses masuk ke wilayah yang dikuasai ISIS.
Seorang penulis Jerman mendapat kesempatan langka
mendatangi wilayah yang dikuasai kelompok militan yang menamakan diri Negara
Islam atau yang dulu disebut ISIS.
Juergen Todenhoefer, mantan politikus Jerman, merupakan
satu-satunya orang luar Suriah yang melakukan perjalanan jauh ke wilayah yang
dikuasai ISIS dan kembali dengan selamat.
Perjalanan ini dianggap berisiko karena sejumlah orang
Barat yang ditangkap kelompok ISIS kemudian dipenggal kepalanya baru-baru ini.
Dia menghabiskan enam hari selama tinggal di Kota Mosul,
Irak, setelah melakukan perjalanan dari Raqqa, Suriah.
Todenhoefer mengatakan melihat para pengikut ISIS sangat
termotivasi dan mendukung aksi-aksi brutal kelompok tersebut.
Juergen Todenhoefer mengaku bertemu anak-anak yang
menenteng senjata dan termotivasi mendukung program brutal kelompok itu.
Dia juga mengatakan kekuatan mereka yang terpencar
membuat mereka sulit diserang melalui udara.
Di kota Mosul, yang dikuasai ISIS sejak Juni lalu,
Todenhoefer melihat bagaimana kelompok ini memaksakan versi ekstrim Islam
Sunni.
Semangat brutal
Masih di di tempat itu juga, dia melihat pula poster
berisi instruksi tentang posisi shalat yang dianggap paling benar dan memberi
tahu kaum perempuan untuk menutup seluruh bagian tubuhnya.
Penduduk di wilayah itu, misalnya, dilarang mengenakan
pakaian yang dianggap identik dengan "kaum kafir".
Gambar di papan iklan ditutup dan beberapa toko buku
menampilkan pamflet dan buku-buku tentang hukum agama, termasuk bagaimana etika
memperlakukan budak.
Todenhoefer bertemu anak-anak yang menggotong senjata dan
berteriak mendukung sistem 'khalifah'. Di antara mereka ada yang direkrut dari
Inggris, Amerika Serikat, Swedia, serta Trinidad dan Tobago.
Juergen Todenhoefer mengaku melihat papan berisi
informasi tentang tata cara shalat yang tepat menurut versi ekstrim Islam
Sunni.
Dia mengaku terpukul oleh semangat brutal para pengikut
ISIS, yang disebutnya sangat berambisi melaksanakan 'pembersihan atas nama
agama' dan memperluas wilayah mereka.
"Ada antusiasme yang belum pernah saya lihat
sebelumnya di medan perang lainnya," katanya. (BBC)
No comments:
Post a Comment