anjungan minyak milik cnoc |
Indonesia Akan Teken Kontrak dengan 4 Perusahaan Minyak
Asing
Usaha gabungan ini tidak hanya akan menjamin pasokan
minyak mentah ke kilang-kilang Indonesia, namun juga membantu mendanai
peningkatan besar.
JAKARTA—
Indonesia diperkirakan akan menandatangani perjanjian
dengan CNOOC dari China, Saudi Aramco dan dua perusahaan minyak lainnya minggu
depan yang mencakup penjualan minyak langsung dan investasi kilang di
Indonesia, menurut seorang pejabat senior di Pertamina.
Pertamina sedang melakukan pembahasan dengan CNOOC, Saudi
Aramco, PTT dari Thailand dan sebuah perusahaan minyak Jepang untuk membentuk
usaha gabungan yang tidak hanya akan menjamin pasokan minyak mentah ke
kilang-kilang Indonesia, namun juga membantu mendanai peningkatan besar.
"Kami sedang mencari mitra untuk mengembangkan
kilang dan yang dapat menjamin keamanan pasokan," ujar Ahmad Bambang,
direktur untuk kilang, perdagangan dan pemasaran, pada wartawan Rabu (3/12).
"Kami akan memilih siapapun yang akan membawa
manfaat maksimal pada Pertamina dan negara."
Indonesia pada Oktober memutuskan pembicaraan mengenai
pembangunan dua kilang baru dengan Saudi Aramco dan Kuwait Petroleum karena
ketidaksepahaman mengenai masalah pajak.
"Sebelumnya, ada masalah dengan tax holidays
(pembebasan pajak dalam waktu tertentu), insentif pajak dan ketidakpastian
mengenai izin," ujar Ahmad.
"Kami meyakinkan mereka bahwa kita bisa maju.
Sekarang kita menawarkan kemitraan, termasuk dalam pemasaran, tidak hanya dalam
pengembangan kilang."
Pertamina berharap akan membentuk kerjasama serupa dengan
Sonangol dari Angola, dan berharap dapat menuntaskan kontrak awal untuk
memberikan Indonesia minyak mentah 100.000 barrel per hari bulan depan.
Menurut sebuah perjanjian yang ditandatangani November,
usaha gabungan itu akan memberikan Indonesia diskon untuk pembelian minyak
mentah, ujar Ahmad, menambahkan bahwa hal ini membutuhkan waktu.
Pertamina memerlukan investasi sampai US$25 miliar untuk
melipatgandakan pasokan minyak mentah dari setidaknya empat kilang yang ada,
untuk meningkatkan kapasitas total menjadi 1,6 juta barrel per hari pada 2025,
ujar Ahmad.
Pertamina juga sedang mempertimbangkan pembangunan dua
atau tiga kilang baru, masing-masing dengan kapasitas sekitar 300.000 barrel
per hari. (Reuters)/VOA
No comments:
Post a Comment