kapal Bantu Hidro Oseanografi-1 (BHO-1). TNI AL |
Perkuat armada laut, TNI AL datangkan Kapal canggih dari
Prancis
MERDEKA.COM. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut
(TNI AL) kembali mendapatkan armada baru, yakni kapal Bantu Hidro Oseanografi-1
(BHO-1). Meski digunakan TNI AL, namun kapal ini akan lebih banyak dipergunakan
sebagai alat untuk penelitian.
Kapal ini baru saja diterima TNI AL dari galangan kapal
OCEA Prancis. Serah terima tersebut dilakukan secara simbolis oleh pemimpin
perusahaan OCEA dan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Marsetio,
di OCEA Les Sables d'Olonne, Prancis.
Kapal dengan nomor lambung 933 tersebut terbuat dari
aluminium dengan bobot 515 ton, memiliki dimensi panjang 60,1 meter dan lebar
11,3 meter. Kapal yang mampu menampung 40 kelasi ini akan berlayar menuju Indonesia
pada Maret 2015 mendatang.
Pembuatan kapal ini merupakan buah dari kontrak pengadaan
kapal yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertahanan dengan galangan OCEA
Prancis, pada Oktober 2013. Sesuai perjanjian tersebut, OCEA akan membuat dua
unit kapal dengan jenis dan kemampuan yang sama.
Kapal BHO produksi OCEA ini merupakan kapal survei
canggih yang mampu memetakan laut dalam (deep water), karena dilengkapi dengan
peralatan survei hidro-oseanografi terbaru. Kapal BHO ini merupakan jenis MPRV
(Multi Purpose Research Vessel) untuk meneliti kondisi geografis laut
Indonesia.
Tak hanya peralatan canggih, kapal ini juga dilengkapi
peralatan AUV (Autonomous Underwater Vehicle) untuk mendapatkan pencitraan
bawah laut hingga 1.000 meter. Selain itu, juga terdapat Remotely Operated
Vehicle (ROV), robot bawah air yang dilengkapi kamera bawah air.
Dengan dua peralatan tersebut, maka informasi visual
kondisi bawah laut bisa tercitrakan dengan baik. Apalagi, ROV juga mampu
mengambil material bawah laut yang bisa digunakan untuk kepentingan penelitian.
Dalam melaksanakan manuver kapal ini dilengkapi dengan
Dynamic Position, Auto Pilot 70 dan stabilitas kapal menggunakan Anti-Rolling
Tank. Kapal ini juga dilengkapi dengan persenjataan metraliur kaliber 20 mm dan
kaliber 12,7 mm.
Dalam pengoperasian nantinya, kapal BHO ini diharapkan
dapat lebih mendukung peran Dinas Hidro-oseanografi TNI AL (Dishidros) pada
khususnya dan TNI AL pada umumnya dalam melaksanakan kemampuan survei dan
pemetaan untuk kepentingan militer dan sipil yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan pertahanan dan pembangunan Indonesia.
Jokowi sebut beli kapal selam dari Korsel untuk agenda
maritim
Merdeka.com - Untuk menambah kekuatan armada laut,
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan program pengadaan persenjataan era
SBY yang memesan tiga kapal selam baru dari Korea Selatan. Kapal selam yang
dipesan Indonesia adalah kelas Chang Bogo senilai USD 250 juta.
Jokowi mengatakan, kapal selam tersebut ada yang dibuat
di negeri ginseng itu. Ke depan, Jokowi mengupayakan agar ada kerjasama
pembuatan antara Korsel dengan Indonesia.
"Ke depan yang diusahakan adalah join production,
sehingga ada transfer, training pelatihan," kata Jokowi setibanya di Halim
Perdanakusuma, Jakarta, Jakarta, Jumat (13/12).
Menurutnya, kerjasama tersebut bertujuan untuk
memaksimalkan agenda kemaritiman yang dimilikinya.
"Arah kita adalah agenda maritim. Hasil seperi itu
akan kita perkuat," katanya.
No comments:
Post a Comment