Perjalanan yang belum selesai (158)
(Bagian ke seratus lima puluh delapan , Depok , Jawa
Barat, Indonesia, 10 Desember 2014, 02.55 WIB)
Ketika Allah maha pencipta ingin menciptakan Nabi Adam
dan Hawa untuk memilihnya menjadi khalifah pertama di bumi, seperti diceritakan
kitab suci Al Quran , ada protes dari para Malaikat.
‘’Kenapa Allah akan menciptakan manusia (adam) untuk
menjadi Khalifah di Bumi, bukankah sudah cukup Allah menciptakan kami para
malaikat, yang kerjanya sehari-hari hanya bertasbih dan berzikir (memuja dan
memuji) Mu Ya, Allah. Lagi pula bukankah Manusia itu diciptakan hanya akan
saling bermusuhan (bunuh bunuhan satu sama lain) dan membuat kerusakan di muka
bumi,’’ Tanya Malaikat pada Allah.
‘’Hanya saya lah yang lebih mengetahui, apa faedah dan
manfaat, mengapa saya menciptakan Adam (manusia) untuk jadi Khalifah di bumi,’’
jawab Allah.
Jadi, kini setelah ribuan tahun kemudian jumlah manusia
sudah lebih 5 miliar yang terdiri dari berbagai suku bangsa di lebih 150 negara
di dunia, pertikaian , konflik dan pembunuhan terjadi, karena berbagai sebab,
mulai dari keserakahan ekonomi, sampai perbedaan warna politik, ideology, sampai-sampai
konflik (bunuh-bunuhan ) terjadi hanya perbedaan Ijtihad (penafsiran) walaupun
mereka satu iman, satu ideology, seperti pertikaian antara Muawiyah (Khalifah
penerus Ali Bin Abi Thalib) dengan pengikut khalifah Keempat dan sahabat Nabi
Muhammad SAW, Ali Bin Abi Thalib/Aisyah.Menurut pendapat sebagian ulama kedua
kelompok ini sama-sama berijtihad (Menafsirkan) ajaran Agama dengan sama-sama
beniat baik, namun berbeda dalam hal berijtihad (menafsirkan tindakan politik),
sehingga keduanya tidak bisa divonis, bersalah, Hanya Allah sajalah yang
mengetahui kelompok mana yang paling benar.
Di luar kelompok Islam ini sepanjang sejarah manusia juga
selalu diwarnai perikaian dan permusuhan untuk memperebutkan wilayah ,
kekuasaan , atau sengketa perbedaan ideology (agama), lihat saja sejarah lama
di negeri Cina, ribuan tahun terjadi konflik antara satu dinasti kerajaan
dengan dinasti lain, juga di Indonesia, baik pada masa Kerajaan Majapahit,
Sriwijaya, Singasari, Mataram sampai pada era penjajahan Portugis, Inggris,
Belanda dan Jepang.
Puncak perikaian (konflik) umat manusia juga dengan
terjadinya Perang Dunia I dan Perang Dunia II, dimana tiga Negara kuat secara
militer ketika itu berambisi mengusai dunia, mulai dari Jerman dengan Adolf
Hitler-nya, Italia dengan Mussolini dan Jepang dengan kaisar Hirohito.
Di era modern Komunis Uni Soviet mencoba untuk mengusai
Afghanistan yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Berkat bantuan Amerika
Serikat (pemimoin Blok kapitalis) yang ketika itu perang dingin dengan blok
komunis (yang dipimpin Uni Soviet) membantu pejuang Mujahidin, sehingga Uni
Soviet sempat berkuasa di Afganistan (1980-1988) terpaksa menarik diri dari
Afganistan.
Perang Vietnam , perang antara blok komunis Vietnam Utara
yang dibantu Cina dan Uni Soviet bertempur habis-habisan melawan pasukan blok
kapitalis, Vietnam selatan yang dibantu jutaan pasukan Amerika Serikat dan
sekutunya, sehingga mengorbankan jutaan jiwa. Korban yang begitu banyak juga
terjadi pada perang dunia I dan II, perang Korea, perang antara Iran-Irak,
perang Malvinas (Falk Land war) antara Ingris dengan Argentina. Invasi
Indonesia atas Timor Leste, Perang antara India dan Pakistan, perang perjuangan
rakyat Bangladesh yang dibantu India merdeka dari Pakistan. kini tengah
berlangsung berbagai konflik dan peperangan di Timur Tengah. Belum lagi konflik
berkepanjangan di Timur Tengah antara Isrel dengan Negara-negara
arab/Palestina, konfkik bersenjata di Filipina Selatan antara MNLF (Mindanao
National Liberation Front) dengan pasukan Filipina, perang separatis di
Chehnya, Rusia, perjuangan selama 30 tahun antara pasukan Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) dengan pasukan Indonesia, dan ribuan konflik lainnya di Afrika, Amerika
Latin, Bosnia-Herzegovina, antara separatis Muslim Cina di Xinjiang dengan tentara
Beijing. Kini Amerika Serikat tengah memimpin koalisi 50 negara, termasuk,
Inggris, Jerman, Arab Saudi, Uni Emirat Arab membantu tentara Irak dan Suriah
untuk bertempur dengan tentara Daulah Islam (ISIS) yang kini mengusai sebagian
wilayah Irak dan Suriah Utara, ISIS sendiri dibantu sekitar 15.000
mujahidin-nya yang berasal dari 150 negara, termasuk yang berasal dari Amerika
Serikat, Jerman, Inggris, dan Turki termasuk ada juga dari Indonesia dan
Negara-negara Arab lainnya.
Konflik ISIS di timur tengah ini jadi ruwet. Karena sudah
melibatkan Negara kuat secara militer, Amerika Serikat dan Israel.
Selama ini apa yang ditakutkan Israel mendekati kenyataan
yaitu semakin kuatnya pengaruh Iran di Timur Tengah. Bukankah Iran (syiah)
rezim Khomeini sejak lama berikrar ingin melumatkan (mengusir) bangsa Yahudi
dari Israel, sehingga ketika Rezim Assad yang berperang melawan ISIS, dibantu
Iran melalui tentara Hezbollah (Lebanon yang shiah) dan kini pemerintah Irak
yang dikuasai golongan shiah semakin dekat dengan Iran. Tidak heran kini
pesawat tempur Israel bukannya menggempur tentara ISIS, tetapi menembaki
tentara Assad di Damaskus, Suriah, karena yang lebih dikuatirkan (ditakutkan)
Israel kini adalah semakin luasnya pengaruh Iran (Syiah) di Timur Tengah.
Karena moncong peluru Iran, Irak dan Suriah, semakin mendekati perbatasanya.
Karena secara militer Iran, Irak , Suriah akan lebih mengancam dibandingkan
ISIS.
Jadi inilah mengapa Malaikat sempat memprotes pada Allah,
mengapa Allah menciptakan manusia dan menunjuknya jadi Khalifah di bumi yang
hanya saling berperang dan bermusuhan.
Allah di dalam Al Quran menjelaskan bahwa dia menciptakan
manusia dari berbagai ras, suku bangsa, berbeda warna kulit dan berbeda
ideology, agama agar manusia itu bisa saling mengenal.
Nah, agar manusia itu bisa hidup rukun, tidak saling
bunuh-bunuhan, maka Allah juga menurunkan petunjuknya Alquran dan Hadist Nabi
Muhammad SAW agar hidup manusia bisa selamat dunia akherat.
Bukan kah di dalam Al Quran Allah berfirman, bahwa bila
kita membunuh satu nyawa manusia , dosa yang ditanggung si pembunuh sama saja
menanggung dosa seluruh manusia, sebaliknya bila kita menyelamatkan satu nyawa
manusia seakan pahalanya sama dengan
pahala seluruh manusia.
Lalu, kenapa masih saja terjadi pembunuhan sesama
manusia, bahkan ada yang berani mengebom kelompok lain walaupun sesama beragama
Islam di dalam sebuah rumah Allah (Masjid).
Kalau kita menafsirkan ideology (agama) dengan cara
pandang konsep dasar seperti di atas, bahwa membunuh satu nyawa manusia, dosanya
sama dengan menanggung dosa seluruh umat manusia, dan sebaliknya, maka tidak
akan pernah ada bunuh-bunuhan antara sesama manusia.
Bukti sejarah manusia pertama saling bunuh diabadikan di
dalam Al Quran ketika ada konflik anak adam dan Hawa, yang sling nunuh hanya
karena memperebutkan seorang istri. Namun, karena Manusia itu diciptakan Allah
bukan sebagai Malaikat yang hanya memiliki Nafsu baik, tetapi manusia yang
memiliki nafsu baik dan nafsu (sahwat) jahat, apalagi selain manusia, di bumi
juga Allah menciptakan bangsa Jin dan tempat para Syeitan yang ‘’membangkang’’
yang telah bersumpah pada Allah akan ‘’menggoda’’ umat manusia agar seluruhnya
manusia masuk Neraka. Tapi Allah sudah memberikan resep (tips) dan kuncinya,
bagaimana kita terhindar dari godaan syaitan, agar kita semua masuk sorga,
petunjuk itu adalah kitab suci Al Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW.
Memang ujung-ujungnya dari konflik itu adalah manusia
ingin hidup damai dan bahagia, Amerika Serikat dengan konsep kapitalisnya ingin
mengajari (member tahu ) bahwa konsep kapitalis dan demokratisnya manusia bisa
hidup rukun dan bahagia, Cina , dengan system komunis model barunya bisa member
tahu dunia bahwa system mereka bisa membawa bangsanya hidup rukun dan
sejahtera, terbukti kini Cina menjadi kekuatan ekonomi nomer satu dunia,
menggeser Jepang.
Lalu apa konsep bahagia itu, sampai ada peringkat Negara
yang paling bahagia.
Lalu konsep bahagia seperti yang saya pernah dengar di
Radio/TV Rodja, adalah terletak di hati, bukan jumlah uang (materi) yang kita
miliki.
Lalu, apakah penjual Somay, Bakso, Penjaja makanan,
sayurn yang keliling perumahan dan kampung-kampung hidupnya sudah bahagia,
dibandingkan mereka yang gajinya ratusan juta rupiah tingal di kawasan menteng,
Jakarta Pusat, Pondok Indah dan naik mobil mewah.
Pada waktu saya bertugas di Ambon, Maluku, tahun 2004
lalu saya bertemu dengan seorang penjual martabak manis dan es sirop di pasar
Mardika, asal Makasar, Sulawesi, pria (50 tahun) tinggal bersama istri dan anak
di Ambon sudah merasa bahagia dan hidup ‘’cukup’’ di Ambon, dan bapak ini
mengaku sudah naik haji dua kali ke Mekah, Arab Saudi. Puncak keinginan setiap
muslim yang mampu baik secara fisik (sehat) dan materi (punya cukup uang).
No comments:
Post a Comment