Ratusan Hadiri Pemakaman Polisi Muslim Perancis yang jaga
“Charlie Hebdo”
Ratusan orang menghadiri upacara pemakaman polisi Muslim
Perancis yang tewas dalam serangan terhadap kantor tabloid satir Perancis
“Charlie Hebdo” di Paris pekan lalu.
Warga Perancis membawa peti jenazah polisi muslim Ahmed
Merabet, setelah sebelumnya dishalatkan di Masjid Bobigny, Perancis timur,
Selasa (13/1).
Warga Perancis membawa peti jenazah polisi muslim Ahmed
Merabet, setelah sebelumnya dishalatkan di Masjid Bobigny, Perancis timur, Selasa
(13/1).
PARIS—
Polisi dan anggota komunitas Muslim memadati tempat
pemakaman di Bobigny – Paris, di mana Ahmed Merabet dikuburkan. Hadirin
bertepuk tangan sewaktu polisi dan warga secara bergantian menggali kuburan
pada hari yang kelabu dan berangin.
Fred Bove yang berjanggut adalah seorang warga Muslim
yang taat. Ia kerap berolahraga bersama Ahmed. Bove mengatakan, bahwa rekannya,
polisi yang tewas itu baik hati dan suka tersenyum. Kematian Ahmed membuatnya
kaget, terutama cara kematiannya.
Ahmed Merabet adalah salah seorang dari tiga polisi yang
tewas dibunuh jihadis dalam serangan yang menewaskan 17 orang pekan lalu.
Sebuah video yang beredar luas di internet menunjukkan bagaimana kepala Ahmed
ditembak di depan kantor tabloid “Charlie Hebdo”.
Edisi pertama “Charlie Hebdo” pasca serangan itu terbit
hari Rabu (14/1). Sekali lagi pada halaman sampulnya tabloid satir itu
menampilkan karikatur Nabi Muhammad yang sedang menangis dan memegang poster
bertuliskan “Je suis Charlie”. atau Saya Charlie.
Akuntan Robe Lobe yang ikut menghadiri upacara penguburan
guna menunjukkan rasa solidaritas sebagai warga Muslim, belum melihat edisi
terbaru tabloid itu. Tapi ia mendukung kebebasan berpendapat.
“Apakah kita warga Muslim, Yahudi, Kristen atau atheis,
kita harus berdiri tegak sebagai satu bangsa dan menunjukkan bahwa siapapun
tidak bisa memisahkan kita satu sama lain,” kata Lobe.
Kakak laki-laki Ahmed Merabet mengutuk para penyerang dan
ekstrimis itu dengan mengatakan Islam adalah agama kasih sayang. Bersama slogan
“Je suis Charlie”, banyak warga Perancis juga memasang pesan solidaritas di
Twitter "Je suis Ahmed" atau “Saya Ahmed”.
Tetapi dalam beberapa hari ini pihak berwenang telah
menangani puluhan serangan dan ancaman terhadap masjid dan simbol-simbol Muslim
lain. Abdellah Zekri – kepala Observatory Against Islamaphobia mengatakan.
Zekri mengatakan kini sedang memuncak rasa benci dan
rasis anti-Muslim di Perancis. “Kami warga Muslim berdemonstrasi menentang
teroris” – ujarnya “tetapi masih ada orang yang menilai seluruh warga Muslim
adalah teroris dan kriminal”.
Muslim Abdel Fatah yang menghadiri upacara penguburan
Ahmed Merabet bersama teman-temannya mengatakan, ia tidak diserang tetapi
orang-orang memandangnya dengan sikap aneh akhir-akhir ini. Perempuan yang
mengenakan jilbab takut keluar rumah, ujarnya.
Fatah mengatakan bahwa warga Muslim seperti dirinya hanya
ingin hidup dengan aman, bekerja, dan pergi ke masjid. (VOA)
No comments:
Post a Comment