Premium Balik Lagi ke Harga Lama
JAKARTA - Pemerintah akan segera mengumumkan penurunan
harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premiun dan solar.
Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi ketika menjadi
pembicara kunci di acara Indonesia Outlook 2015 yang diprakarsai salah satu
stasiun televisi nasional.
"Sebentar lagi juga akan kita umumkan akan turun
lagi, kurang lebih, hitungan kita (harga premium) mungkin bisa turun (menjadi)
Rp 6.400 - 6.500 per liter," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, kemarin
(15/1).
Sebelumnya, pemerintah telah menurunkan harga premium
pada 1 Januari 2015 lalu, dari Rp 8.500 per liter menjadi Rp 7.600 per liter.
Harga BBM tersebut ditetapkan dengan patokan harga minyak dunia USD 60 per
barel.
Harga itu tidak relevan lagi karena harga minyak dunia
terus turun hingga kisaran USD 45 per barel. Sempat rebound ke level USD 48 per
barel, tetapi turun lagi. "Namun, (rencana penurunan) ini belum menjadi
keputusan, masih dihitung-hitung, tapi kisarannya sekitar segitu," imbuh
Jokowi.
Jokowi mengakui, keputusan pemerintah untuk menurunkan
lagi harga BBM merupakan konsekuensi dari turunnya harga minyak dunia. Dia
menyebut hal itu sebagai berkah dari Tuhan. "Ya karena itu, (harga BBM)
kita juga harus turun," tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga sempat berkisah
tentang keputusannya menaikkan harga BBM premium dan solar pada 18 November
2014 lalu. Premium, naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 dan solar naik dari Rp
5.500 per liter menjadi Rp 7.500 per liter.
Jokowi menyatakan, ketika itu dirinya banyak mendapat
masukan agar tidak dulu menaikkan harga BBM. Salah satu yang paling
dikhawatirkan adalah turunnya popularitas. "Tapi, saya bekerja bukan untuk
popularitas. Ternyata juga nggak ada demo," tutur Jokowi dengan gaya
khasnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, pemerintah
terus mencermati tren merosotnya harga minyak dunia dalam beberapa bulan
terakhir. Sepanjang paro pertama Januari ini, harga minyak ternyata terus
turun.
"Karena rumusan harga premium (dan) solar kita ikut
harga minyak, jadi nanti ya turun," ujarnya di Kantor Wakil Presiden
kemarin.
Terkait pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut harga
premium bakal turun ke kisaran Rp 6.500 per liter, JK mengaku jika sampai siang
kemarin, pemerintah masih mengkalkulasikan besaran penurunannya.
"Sebab, ada faktor (nilai tukar) rupiah juga,"
katanya. Masuknya faktor nilai tukar rupiah dikarenakan sebagian BBM Indonesia
diimpor dari luar negeri.
Sebagai gambaran, harga BBM akan turun jika harga minyak
dunia turun dan rupiah menguat. Sebaliknya, harga BBM akan naik jika harga
minyak dunia naik dan rupiah melemah. Saat ini, kondisinya adalah harga minyak
dunia turun, namun rupiah sedikit melemah dari kisaran 12.400 per USD ke kisaran
12.550 per USD.
"Jadi, kita sedang cari titik keseimbangannya, tapi
yang jelas (harga BBM) turun, karena harga minyak lebih dominan," kata
Menteri ESDM Sudirman Said saat ditemui Rabu lalu (14/1) di Kantor Presiden. (JPNN)
No comments:
Post a Comment