Ini Alasan Malaysia Tidak Akui Warganya Usai Ditangkap
Indonesia
VIVAnews - Duta Besar Kerajaan Malaysia untuk Indonesia,
Zahrain Mohammed Hashim, membantah pemberitaan yang menyebut ratusan nelayannya
ditangkap oleh otoritas Indonesia pada pekan lalu. Mereka merupakan manusia
perahu dan diduga telah menangkap ikan secara ilegal di wilayah air Indonesia.
Dihubungi VIVAnews melalui telepon pada Senin, 24
November 2014, Zahrain mengaku telah menerima informasi dari Inspektur Jenderal
Polisi, Tan Sri Khalid Abu Bakar dan Departemen Imigrasi bahwa ratusan orang
yang ditangkap bukan warga Malaysia.
"Setelah diperiksa, mereka tidak bisa Berbahasa
Melayu, tidak mengetahui apa pun mengenai Malaysia, tidak bisa menyanyikan lagu
Kebangsaan Malaysia. Memang ada satu atau dua orang yang menggunakan kaos
dengan gambar bendera Malaysia, tetapi bukan berarti membenarkan mereka berasal
dari sana, kan?" paparnya.
Kendati begitu, Zahrain mengatakan masih terus menunggu
proses identifikasi dari orang-orang yang ditangkap itu. Zahrain pun
menambahkan, kalaupun mereka datang dari Malaysia, belum tentu ratusan orang
itu merupakan warga mereka.
Sementara, ketika ditanya mengenai notifikasi awal yang
telah dikirim oleh Kementerian Luar Negeri RI, Zahrain juga menyebut belum
menerimanya.
Juru bicara Kemlu, Michael Tene, yang dihubungi VIVAnews
hari ini, mengatakan telah mengirimkan notifikasi awal kepada dua Kedutaan
Besar, yakni Malaysia dan Filipina. Isi notifikasi awal tersebut, ujar Tene,
menyebut adanya bukti awal nelayan asal kedua negara tersebut yang menangkap
ikan secara ilegal di teritori Indonesia.
"Menurut informasi yang kami terima dari Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP), mereka kini tengah menyusun berita acara untuk
mengetahui berapa banyak warga negara Malaysia atau Filipina yang
tertangkap," kata Tene.
Bahkan, lanjut dia, bisa saja, ada yang tidak memiliki
kewarganegaraan, karena mereka merupakan nelayan tradisional di perbatasan.
"Jumlah persisnya berapa warga negara Filipina atau
Malaysia, masih terus kami verifikasi. Tapi, memang indikasi awal, ada beberapa
warga Malaysia dan Filipina yang tertangkap," kata dia.
Kemlu, ungkap Tene, akan terus bekerja sama dengan
instansi terkait, mulai dari KKP, Kedubes Malaysia dan Kedubes Filipina di
Jakarta.
Informasi adanya penangkapan ratusan nelayan ini bermula
dari pernyataan Sekretaris Kabinet, Andi Widjajanto ketika ditemui kantor
berita Reuters pada pekan lalu. Andi ketika itu mengatakan, otoritas Indonesia
telah menangkap ratusan nelayan asal Malaysia yang tengah mencuri ikan secara
ilegal.
Ketika VIVAnews mengklarifikasi hal itu kepada TNI
Angkatan Laut, Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Manahan Simorangkir menjelaskan,
ratusan orang itu merupakan nelayan tradisional. Mereka bukan nelayan modern
yang menggunakan kapal besar dan datang secara khusus dari Malaysia.
"Ratusan orang itu tinggal di Pulau Derawan sejak
tahun 1980an dan menggantungkan hidup dengan mencari ikan," kata Manahan.
No comments:
Post a Comment