Joko Widodo dan keluarga |
Media Malaysia Sebut Jokowi Angkuh
VIVAnews - Media online dari surat kabar berpengaruh di
Negeri Jiran, Utusan Malaysia, pada Minggu, 23 November 2014 menurunkan sebuah
pemberitaan dengan nada keras. Dalam tulisan berjudul "Maaf Cakap, Inilah
Jokowi", media tersebut menyebut Presiden Joko Widodo menjadi pemimpin
yang sedikit angkuh.
Dikutip dari laman online Utusan, mereka melabeli mantan
Gubernur DKI Jakarta itu demikian, lantaran kebijakan tegasnya untuk
menenggelamkan kapal-kapal nelayan asing, termasuk dari Malaysia, yang terbukti
melanggar teritori Indonesia. Kebijakan Jokowi itu, dianggap Utusan, sebagai
pendekatan yang kurang bijak dalam mengelola isu antar negara.
Mereka lantas, meminta publik kembali menelaah mengenai
kalimat "bangsa serumpun" dalam konteks masalah tersebut.
"Ini tampaknya, memperlihatkan Jokowi memilih
pendekatan konfrontasi dengan gambaran yang diberikan sebelumnya," tulis
Utusan.
Mereka juga menyayangkan berkembangnya permasalahan ini,
karena dimulai dari pernyataan Sekretaris Kabinet, Andi Widjajanto, kepada
kantor berita Reuters. Saat diwawancarai, Andi mengatakan akibat invasi nelayan
asing, Indonesia dirugikan sebesar US$25 miliar setiap tahunnya.
Andi menyebut, dengan kebijakan tegas Jokowi yang
menenggelamkan kapal-kapal asing bisa memberikan pesan serius kepada negara
tetangga, termasuk Malaysia.
Dalam pandangan Utusan, pernyataan Andi itu dianggap
sebagai sebuah ancaman serius. Malaysia, tulis Utusan, tidak mempermasalahkan,
benar atau tidak berita penahanan ratusan orang yang diduga merupakan nelayan
dari Negeri Jiran.
"Yang menjadi masalah bagi kami, sikap seorang
pemimpin dalam menangani isu penerobosan wilayah oleh nelayan tidak sama
seperti aksi pelanggaran pendatang asing tanpa izin yang dialami oleh
Malaysia," kata mereka.
Mereka kemudian mulai membandingkan penerobosan wilayah
laut yang diduga dilakukan Malaysia dengan fenomena banyaknya pendatang gelap
asal Indonesia ke Negeri Jiran.
Menurut Utusan Online, Malaysia, akan menggunakan
pendekatan berbeda dan tidak akan melakukan sesuatu yang bersifat di luar batas
kemanusiaan terhadap imigran ilegal asal Indonesia. Utusan turut menyoroti
dampak yang diakibatkan oleh para imigran gelap tersebut, di antaranya
menyebabkan masalah keamanan dan sosial di Indonesia.
"Justru Malaysia yang seharusnya bersikap tegas,
karena para imigran ilegal dari Indonesia turut berkontribusi terhadap masalah
sosial dan merampas keamanan di negara ini," tulis Utusan.
Oleh sebab itu, Utusan meminta kepada Jokowi, sebelum
memberikan pernyataan ke publik, agar membaca terlebih dahulu Nota Kesepahaman
yang diteken oleh Indonesia dan Malaysia tahun 2011 silam. Di dalam MoU itu,
tertulis kedua negara sepakat membebaskan nelayan tradisional yang membawa
kapal berukuran kurang dari 10 ton jika tersesat di perairan kedua negara.
Artinya, kata Utusan, jika ada nelayan tradisional yang
berhasil ditangkap, maka mereka hanya akan diusir.
"Menenggelamkan perahu atau menghancurkan harta
benda nelayan, tidak ada dalam ketentuan itu," tulis mereka.
No comments:
Post a Comment