Rumah hancur di Ramadi |
Pemerintah Irak Balas Serangan Militan ISIS di Ramadi
Media Arab melaporkan pasukan pemerintah Irak membalas
serangan militan ISIS di Ramadi, ibukota provinsi Anbar, Minggu, dan meraih
kemajuan di Provinsi Diyala di dekatnya. Sementara konflik berlangsung,
orang-orang Sunni suku Arab meminta lebih banyak senjata dan dukungan udara
dari pemerintah.
Pesawat pemerintah Irak menembaki penyerang ISIS di
Ramadi, ibukota provinsi Anbar, hari Minggu, sementara orang-orang suku Arab
beraliran Sunni berusaha mengalahkan serangan militan dari berbagai sisi.
Pemuka suku mengaku menghadang militan yang mencoba menyusup
bagian-bagian kota yang dikuasai pemerintah.
Ketua Dewan Provinsi Anbar Sabah al Karhout mengatakan
ISIS melancarkan pertempuran sengit untuk merebut kota itu.
Al Karhout mengatakan ancaman keamanan terhadap Ramadi
hari Minggu mengerikan. Ia mengindikasikan, suku Arab Sunni yang memerangi
militan telah menerima empat pesawat sarat senjata dari pemerintah, tetapi
membutuhkan lebih banyak.
Al Arabiya TV melaporkan Perdana Menteri Haidar al-Abadi
membahas isu mempersenjatai suku Arab Sunni dengan pejabat-pejabat Provinsi
Anbar hari Minggu.
Dalam jumpa pers di ibukota Yordania, Amman, hari Minggu
(23/11), ketua Parlemen Selim al Jabouri, orang Sunni, menuntut pemerintah
mempersenjatai suku-suku Arab Sunni di Anbar.
Al Jabouri mengatakan semua suku itu telah membantu
mempertahankan provinsi Anbar dari serangan teroris ISIS, dan terjadi
perselisihan berkelanjutan dengan pimpinan pemerintah Irak tentang cara
mempersenjatai suku-suku itu dan membayar mereka. Ia menambahkan, sebagian
senjata sudah tiba tetapi tidak cukup dan dibutuhkan lebih banyak.
Kepada VOA, James Denselow, peneliti pada Pusat Kebijakan
Luar Negeri yang berpusat di London, mengatakan dengan pasukan pemerintah
membuat kemajuan di bagian-bagian negara itu, dilema kini berpusat pada cara
mempersenjatai militer tanpa senjata-senjata itu jatuh ke tangan ISIS.
"Perdana menteri Irak mengajukan daftar selayaknya
orang Amerika menyiapkan hadiah Natal. Menurut saya, ia meminta 175 tank MA1
Abrams, 146 kendaraan Stryker, 50 kendaraan tempur Bradley. Daftarnya kini
semakin panjang," ujar Denselow.
Dokumen Pentagon yang disiapkan untuk Kongres menyerukan
Amerika agar membeli senjata bagi orang-orang suku itu, termasuk AK-47, granat
berpeluncur roket, granat dan mortir, jika permintaan anggarannya disetujui.(VOA)
No comments:
Post a Comment