Perjalanan yang belum selesai (329)
(Bagian ke tiga
ratus dua puluh sembilan), Depok, Jawa Barat, Indonesia, 02 Agustus 2015, 19.31 WIB)
Tanda-tanda datangnya Hari Kiamat.
Film Armageddon yang dibintangi bintang film Bruce Wllis
buatan Hollywood menceritakan kisah tentang akan terbang (meluncurnya) benda
angkasa (meteor) menuju bumi.
Dalam film itu berkat teknologi dan kemampuan manusia,
dapat memantau (memonotor) akan datangnya benda luar angkasa itu ke bumi.
Maka dikirimlah pesawat angkasa luar yang akan menembak
dengan senjata nuklir meteor itu sebelum mencapai bumi. Tapi itu hanya dongeng
(cerita fiksi) rekayasa manusia yang belum pernah terjadi.
Namun pada kenyataannnya di luar angkasa terdapat
miliaran benda angkasa (anta lain meteor) yang berjalan sesuai garis edarnya.
Di dalam Al Qur-an ayat 65 Allah dengan ilmu yang
dimilikinya (sunatullah) yang mengatur dan menjaga agar benda ruang angkasa itu
tetap pada garis edarnya, agar berputar dan berlalu lalang dengan teratur,
dengan Ilmu Allah juga Bumi dilapisi perisai (atmosfir bumi) agar setiap benda
luar anggkasa tidak sampai masuk menembus bumi.
Namun, seandainya Allah tidak menjaganya, pasti meteor
itu akan menghancurkan bumi, dan seluruh isi bumi, termasuk gunung akan hancur
seperti debu, kalau Allah memerintahkan kehancuran bumi atau yang disebut Al
Quran sebagai datangnya hari Kiamat.
Hanya saja hanya Allah saja yang mengetahui kapan
datangnya Hari Kiamat itu. Nabi Muhammad hanya diberitahu oleh Malaikat Jibril
hanya tanda-tandanya saja, karena Malaikat Jibril pun tidak diberitahu Allah
kapan akan datang Hari Kiamat itu.
Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa hari kiamat itu sudah
dekat dengan memperlihatkan dua jarinya. Namun kalau kita tafsirkan dua jari
itu Satu hari disisi Allah adalah seribu tahun bagi manusia, berarti 2000 tahun
lagi setelah Muhammad memperlihatkan dua jarinya. Tapi pastinya hanya Allah
semata yang mengetahuinya, yang jelas pada Hari Kiamat itu bila datang pintu
taubat (minta ampun pada Allah) sudah tertutup, maka kita segeralah bertaubat,
melaksanakan rukun Islam secara konsisten dan khusu, banyak berzikir dan
istighfar (minta ampun pada Allah).
Al Qur-an Surah Al Hajj ayat 65:
الم تر ان الله سخر لكم ما فى الارض والفلك تجرى فى البحر بامره
ويمسك السمآء ان تقع على الارض الا باذنه ان الله بالناس لرءوف رحيم )22: 65(
(22:65) Apakah kamu tidak melihat bagaimana Allah telah
menundukkan untuk kalian semua yang ada di bumi, dan kapal yang berlayar di
laut dengan perintah-Nya, 113 dan Dialah yang menahan (benda-benda) langit
agar tidak jatuh ke bumi kecuali dengan
izin-Nya? Sesungguhnya Allah Maha penyayang, dan maha Pengasih kepada manusia.
Tanda-tanda akan datangnya hari Kiamat
Oleh
Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil
URUTAN TANDA-TANDA BESAR KIAMAT
Kami belum pernah mendapatkan dalil yang secara jelas
menerangkan urutan tanda-tanda besar Kiamat berdasarkan kejadiannya. Semuanya
hanyalah diungkapkan dalam berbagai hadits tanpa urutan, karena urutan
penyebutan di dalamnya sama sekali tidak mengandung arti urutan di dalam
kejadian. Ungkapan di dalamnya menggunakan huruf sambung wawu, sementara huruf
tersebut tidak mengandung makna urutan.
Ada beberapa nash yang urutannya menyalahi urutan yang
disebutkan pada nash lainnya.
Agar hal ini menjadi lebih jelas, maka kami akan
menyebutkan sebagian contoh dengan mengungkapkan beberapa hadits yang
menyebutkan tanda-tanda besar Kiamat secara keseluruhan atau sebagiannya.
1. Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Hudzaifah
bin Asid al-Ghifari Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam datang kepada kami. Sedangkan kami tengah berbincang-bincang, lalu
beliau bertanya:
مَا تَذَاكَرُوْنَ؟
‘Apa yang kalian bicarakan?’
Mereka menjawab, ‘Kami sedang membicarakan Kiamat.’
Beliau berkata:
إِنَّهَا لَنْ تَقُوْمَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ.
‘Sesungguhnya ia (Kiamat) tidak akan terjadi hingga
kalian melihat sepuluh tanda sebelumnya.’
Kemudian beliau menyebutkan asap, Dajjal, binatang,
terbitnya matahari dari barat, turunnya Nabi ‘Isa bin Maryam, Ya'-juj dan
Ma'-juj, dan tiga khasf (penenggelaman ke dalam bumi); khasf di timur, khasf di
barat, dan khasf di Jazirah Arab, dan yang terakhirnya adalah api keluar dari
Yaman yang menggiring manusia ke tempat mereka berkumpul.”[1]
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan hadits ini dari
Hudzaifah bin Asid dengan lafazh lain, yaitu:
إِنَّ السَّاعَةَ لاَ تَكُوْنُ حَتَّـى تَكُوْنَ عَشْـرُ آيَاتٍ:
خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ، وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ، وَخَسْفٌ بِجَزِيْرَةِ الْعَرَبِ، وَالدُّخَانُ،
وَالدَّجَّالُ، وَدَابَّةُ اْلأَرْضِ، وَيَأْجُوْجُ وَمَأْجُوْجُ، وَطُلُوْعُ الشَّمْسِ
مِنْ مَغْرِبِهَا، وَنَارٌ تَخْرُجُ مِنْ قُعْرَةِ عَدَنٍ تَرْحَلُ النَّاسَ.
“Sesungguhnya Kiamat tidak akan terjadi hingga ada
sepuluh tanda (sebelumnya): khasf di timur, khasf di barat, khasf di Jazirah
Arab, asap, Dajjal, binatang bumi, Ya'-juj dan Ma'-juj, terbitnya matahari dari
barat, dan api yang keluar dari jurang ‘Adn yang menggiring manusia.”
Dalam riwayat lain:
وَالْعَاشِرَةُ: نُزُوْلُ عِيْسَى بْنِ مَرْيَمَ.
“Dan yang kesepuluh: turunnya ‘Isa bin Maryam.”[2]
Ini adalah satu hadits dari seorang Sahabat yang
diriwayatkan dengan dua lafazh (redaksi) yang berbeda mengenai urutan
tanda-tanda besar Kiamat.
2. Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Abu
Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
بَادِرُوا بِاْلأَعْمَـالِ سِتًّا: طُلُوْعَ الشَّمْسِ مِنْ
مَغْرِبِهَا، أَوِ الدُّخَانَ، أَوِ الدَّجَّالَ، أَوِ الدَّابَّةَ، أَوْ خَاصَّةَ
أَحَدِكُمْ، أَوْ أَمْرَ الْعَامَّةِ.
“Bersegeralah kalian dalam beramal (sebelum datang) enam
hal: terbitnya matahari dari barat, asap, Dajjal, binatang, sesuatu yang khusus
untuk kalian (kematian), atau masalah yang umum (hari Kiamat).”[3]
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan hadits ini dari Abu
Hurairah Radhiyallahu anhu dengan lafazh lain:
بَادِرُوْا بِاْلأَعْمَالِ سِتًّا: اَلدَّجَّالَ، وَالدُّخَـانَ،
وَدَابَّةَ اْلأَرْضِ، وَطُلُوْعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَأَمْرَ الْعَامَّةِ،
وَخُوَيْصَةَ أَحَدِكُمْ.
“Bersegeralah kalian dalam beramal (sebelum datang) enam
hal: Dajjal, asap, binatang bumi, terbitnya matahari dari barat, masalah yang
umum (hari Kiamat), dan sesuatu yang khusus untuk kalian (kematian).”[4]
Ini pun satu hadits dari seorang Sahabat yang
diriwayatkan dengan dua redaksi yang berbeda dalam urutan sebagian tanda-tanda
besar Kiamat juga dalam penggunaan huruf athaf, di mana riwayat yang pertama
menggunakan (أَوْ) sedangkan yang lain menggunakan (وَ), dan keduanya sama
sekali tidak menunjukkan urutan.
Yang mungkin kita ketahui adalah urutan sebagian tanda
dari segi kemunculan sebagiannya setelah yang lainnya, sebagaimana terdapat
dalam beberapa riwayat, seperti yang dijelaskan dalam hadits an-Nawwas bin
Sam’an Radhiyallahu anhu, sebagaimana akan dijelaskan nanti insyaa Allah
Ta’ala. Disebutkan di dalamnya sebagian tanda secara berurutan berdasarkan
kejadiannya. Di dalamnya disebutkan keluarnya Dajjal kepada manusia terlebih
dahulu, lalu turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam untuk membunuhnya, setelah itu
keluarnya Ya'-juj dan Ma'-juj pada masa Nabi ‘Isa Alaihissallam, dan
menyebutkan do’a beliau agar mereka dihancurkan.
Demikian pula terdapat di sebagian riwayat bahwa tanda
yang pertama adalah ini, sementara yang terakhir adalah ini. Walaupun demikian,
sesungguh-nya ada perbedaan pendapat di antara para ulama tentang tanda yang
pertama kali muncul, dan perdebatan ini sudah ada sejak zaman para Sahabat
Radhiyallahu anhum. Imam Ahmad dan Muslim رحمهما الله meriwayatkan dari Abu
Zur’ah [5] , beliau berkata, “Ada tiga orang dari kalangan kaum muslimin yang
duduk bersama Marwan bin Hakam di Madinah, mereka mendengarnya meriwayatkan
hadits tentang tanda-tanda (Kiamat) bahwa yang pertama menjadi tandanya adalah keluarnya
Dajjal. Kemudian ‘Abdullah bin ‘Amr[6] rahimahullah berkata, “Marwan tidak
mengatakan sesuatu (yang bisa dipegang), aku telah hafal dari Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebuah hadits yang tidak pernah aku lupakan
setelahnya, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ اْلآيَاتِ خُرُوْجًا طُلُوعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا،
وَخُرُوْجُ الدَّابَّةِ عَلَى النَّاسِ ضُحَى، وَأَيُّهُمَا مَا كَانَتْ قَبْلَ صَاحِبَتِهَا؛
فَاْلأُخْرَى عَلَى إِثْرِهَا قَرِيْبًا.
“Sesungguhnya tanda (Kiamat) yang pertama kali keluar
adalah terbit-nya matahari dari arah barat, lalu keluarnya binatang (dari dalam
bumi) kepada manusia pada waktu dhuha. Dan mana saja di antara keduanya yang
terlebih dahulu keluar, maka yang lainnya terjadi setelahnya dalam waktu yang
dekat.”
Ini adalah redaksi dalam riwayat Muslim.
Sementara Imam Ahmad rahimahullah memberikan tambahan
dalam riwayatnya, “‘Abdullah berkata -saat itu beliau membaca beberapa kitab-
‘Aku meyakini bahwa yang pertama kali keluar adalah terbitnya matahari dari
barat.’”[7]
Benar, al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menggabungkan
antara (riwayat yang menjelaskan) bahwa keluarnya Dajjal adalah yang pertama
kali dan (riwayat yang menjelaskan) bahwa terbitnya matahari dari barat adalah
yang pertama kali, beliau berkata, “Pendapat yang paling kuat dari keseluruhan
riwayat bahwa keluarnya Dajjal adalah tanda besar pertama yang mengisyaratkan
perubahan keadaan secara umum di muka bumi, hal itu berakhir dengan wafatnya
Nabi ‘Isa Alaihissallam. Sedangkan terbitnya matahari dari arah barat adalah
tanda besar pertama yang mengisyaratkan perubahan alam atas (susunan tata
surya), hal itu berakhir dengan datangnya Kiamat, dan saya kira keluarnya
binatang besar (dari perut bumi) terjadi pada hari itu di mana matahari terbit
dari barat.”
Kemudian beliau berkata, “Hikmah dalam hal itu bahwa
ketika matahari terbit dari barat, pintu taubat ditutup, lalu binatang besar
keluar. Binatang besar ini akan membedakan antara seorang mukmin dan kafir,
sebagai penyempurna dari tujuan penutupan pintu taubat, dan tanda pertama yang
mengisyaratkan tegaknya Kiamat adalah api yang mengumpulkan manusia.”[8]
Adapun al-Hafizh Ibnu Katsir berpendapat bahwa keluarnya
binatang besar yang aneh merupakan tanda Kiamat besar pertama yang terjadi di
muka bumi (alam bawah), karena binatang yang berbicara dengan manusia dan
membedakan antara seorang mukmin dan kafir adalah hal yang menyelisihi
kebiasaan.
Sementara terbitnya matahari dari barat, maka hal itu
merupakan hal yang sangat jelas dan merupakan tanda Kiamat pertama yang terjadi
di langit.
Adapun munculnya Dajjal, turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam
dari langit, dan keluarnya Ya'-juj dan Ma'-juj, walaupun mereka keluar sebelum
terbit matahari dari barat sebelum munculnya binatang karena mereka semua
adalah manusia, menyaksikan mereka juga yang semisal dengan mereka, bukan hal
aneh. Berbeda dengan keluarnya binatang dan terbitnya matahari dari barat, maka
se-muanya adalah hal aneh.[9]
Nampaknya, pendapat yang dapat dijadikan sandaran adalah
pendapat yang dipegang oleh Ibnu Hajar, karena keluarnya Dajjal dari keadaannya
sebagai seorang manusia sama sekali bukan tanda Kiamat, yang menjadikannya
sebagai tanda Kiamat adalah keadaannya sebagai manusia dengan kemampuan
memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka hujan pun turun, dan
memerintahkan bumi agar menumbuhkan tumbuhan, maka bumi pun me-numbuhkan
tumbuhan. Dia memiliki banyak kemampuan yang luar biasa, sebagaimana akan
dijelaskan dalam pembahasan tentang Dajjal.
Maka Dajjal pada hakikatnya adalah tanda Kiamat besar
pertama yang terjadi di bumi yang ada di luar kebiasaan.
Ath-Thaibi rahimahullah [10] berkata, “Kejadian-kejadian
luar biasa tersebut merupakan tanda-tanda Kiamat, sebagai tanda akan dekatnya
Kiamat, atau tanda akan terjadinya Kiamat. Yang pertama adalah Dajjal, turunnya
Nabi ‘Isa, Ya'-juj Ma'-juj, dan penenggelaman ke dalam bumi. Bagian kedua
adalah asap, terbit-nya matahari dari barat, keluarnya binatang, dan api yang
mengumpulkan manusia.”[11]
Ini adalah urutan antara satu kelompok tanda-tanda Kiamat
dengan kelompok yang lainnya tanpa berusaha mengurutkan setiap tanda yang ada
di bawah dua kelompok tersebut, walaupun nampak bagi kami bahwa ath-Thaibi
berpendapat adanya urutan Kiamat sesuai dengan yang beliau sebutkan pada setiap
kelompok, karena pembagian ini -yang beliau pegang- adalah pembagian yang baik lagi
teliti. Karena, jika bagian pertama yang menunjukkan dekatnya Kiamat telah
keluar, maka hal itu bisa menyadarkan setiap manusia agar mereka bertaubat dan
kembali kepada Rabb mereka, yang sebelumnya belum ada pembedaan antara seorang
mukmin dan kafir. Tanda-tanda yang beliau sebutkan pada pembagian pertama telah
kami nyatakan bahwa semua urutannya sesuai dengan kejadiannya, ditambah lagi
dengan adanya penenggelaman ke dalam bumi, maka hal itu sesuai baginya.
Adapun jika bagian kedua telah muncul -yang menunjukkan
datangnya Kiamat-, maka sesungguhnya manusia sudah dibedakan antara mukmin dan
kafir, seperti yang akan dijelaskan nanti bahwa ketika munculnya asap yang
menimpa setiap mukmin, maka mereka seperti dalam keadaan pilek, adapun orang
kafir mengembung karena menghirup asap tersebut. Kemudian matahari terbit dari
barat, maka tutuplah pintu taubat, sehingga keimanan seseorang yang sebelumnya
kafir sama sekali tidak bermanfaat, demikian pula seseorang yang bertaubat.
Setelah itu muncullah binatang besar yang akan membeda-bedakan manusia,
sehingga seorang kafir bisa dibedakan dari seorang mukmin, karena binatang
tersebut memberikan tanda bagi orang mukmin juga memberikan tanda (lain) bagi
orang kafir sebagaimana akan dijelaskan. Dan akhir dari itu semua adalah
munculnya api yang menggiring manusia.
Kami sengaja menyebutkan tanda-tanda besar Kiamat sesuai
dengan urutan yang disebutkan oleh ath-Thaibi; karena pendapat itu -menurut
hemat kami- lebih dekat kepada kebenaran, wallaahu a’lam.
Dan sebelum menyebutkan tanda-tanda besar yang sepuluh
ini, kami akan berbicara terlebih dahulu tentang al-Mahdi, karena dia muncul
sebelum tanda-tanda tersebut. Dialah yang bergabung dengan kaum mukminin untuk
membunuh Dajjal, kemudian turunlah Nabi ‘Isa Alaihissallam, dan shalat di
belakang-nya sebagaimana akan dijelaskan, insya Allah.
BERANGKAINYA KEMUNCULAN TANDA-TANDA BESAR KIAMAT
Jika tanda besar Kiamat yang pertama telah muncul, maka
tanda-tanda yang lainnya akan keluar secara berurutan bagaikan mutiara di dalam
sebuah rangkaian, salah satunya mengikuti yang lain.
Ath-Thabrani rahimahullah meriwayatkan dalam kitab
al-Ausath dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam , beliau bersabda:
خُرُوْجُ اْلآيَاتِ بَعْضُهَا عَلَـى إِثْرِ بَعْضٍ، يَتَتَابَعْنَ
كَمَـا تَتَابَعَ الْخَرَزُ فِي النِّظَامِ.
“Munculnya tanda-tanda (Kiamat) sebagiannya mengikuti
bagian yang lain, saling mengikuti bagaikan mutiara pada sebuah rangkaian.”[12]
Dan al-Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr
Radhiyallahu anhuma, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
اْلآيَاتُ خَرَزَاتٌ مَنْظُوْمَاتٌ فِيْ سِلْكٍ، فَإِنْ يُقْطَعِ
السِّلْكُ؛ يَتْبَعْ بَعْضُهَا بَعْضًا.
‘Tanda-tanda (Kiamat) bagaikan mutiara yang terangkai di
dalam seutas benang, jika benang itu diputus, maka sebagiannya akan mengikuti
sebagian yang lain.’”[13]
Hemat kami -wallaahu a’lam- yang dimaksud dengan
tanda-tanda di sini adalah tanda-tanda besar Kiamat, karena zhahir dari
hadits-hadits ini menunjukkan saling berdekatannya kemunculan tanda-tanda
tersebut dengan jarak yang sangat dekat.
Hal ini diperkuat oleh keterangan yang telah berlalu
tentang urutan tanda-tanda besar Kiamat, di mana sebagian hadits menyebutkan
bahwa se-bagian tanda-tanda itu muncul pada zaman yang saling berdekatan. Tanda
besar Kiamat yang pertama setelah kemunculan al-Mahdi adalah keluarnya Dajjal,
kemudian turunnya ‘Isa Alaihissallam untuk membunuhnya, selanjutnya datangnya
Ya'-juj Ma'-juj, dan do’a Nabi ‘Isa Alaihissallam untuk kebinasaan mereka,
akhirnya Allah membinasakan mereka, selanjutnya Nabi ‘Isa Alaihissallam
berkata:
فَفِيْمَا عَهِدَ إِلَيَّ رَبِّـيْ أَنَّ ذَلِكَ إِذَا كَانَ
كَذَلِكَ؛ فَإِنَّ السَّاعَةَ كَالْحَامِلِ الْمُتِمِّ الَّتِـيْ لاَ يَدْرِيْ أَهْلُهَا
مَتَـى تَفْجَؤُهُمْ بِوَلاَدِهَا لَيْلاً أَوْ نَهَارًا.
“Maka di antara yang diwahyukan oleh Rabb-ku kepadaku,
bahwa hal itu (Kiamat) terjadi jika demikian. Maka sesungguhnya Kiamat itu
bagaikan wanita hamil yang telah sempurna (kehamilannya) sementara keluarganya
tidak mengetahui kapan mereka dikagetkan oleh kelahirannya, malam harikah atau
siang hari?”[14]
Ini adalah dalil sangat dekatnya Kiamat, karena antara
wafatnya Nabi ‘Isa Alaihissallam dan terjadinya Kiamat terdapat beberapa
tanda-tanda besar Kiamat, seperti terbitnya matahari dari barat, munculnya binatang
besar, asap, dan keluarnya api yang mengumpulkan manusia. Tanda-tanda Kiamat
ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat sebelum tegaknya Kiamat.
Perumpamaannya seperti ikatan yang terputus dari rangkaiannya, wallaahu a’lam.
Dan kami telah mendapatkan sesuatu yang memperkuat
pendapat yang telah kami sebutkan. Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah telah
berkata, “Telah tetap bahwa tanda-tanda besar Kiamat bagaikan benang, jika ia
putus, maka mutiara yang ada di dalamnya akan berjatuhan. Hadits ini dijelaskan
di dalam riwayat Ahmad.” [15]
[Disalin dari kitab Asyraathus Saa'ah, Penulis Yusuf bin
Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M,
Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit
Pustaka Ibnu Katsir]
No comments:
Post a Comment