!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Wednesday, November 5, 2014

Perjalanan yang belum selesai (150)

Rumah Sakit Esnawan Antariksa
Perjalanan yang belum selesai (150)

(Bagian ke seratus lima puluh , Depok, Jawa Barat, Indonesia, 6 November 2014, 06.18 WIB)

SEPERTI  biasa aku diantar oleh isteriku yang setia mengantarku melakukan cuci darah (Hemo dialysis) ke rumah sakit milik Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) rumah sakit dr Esnawan Antariksa di Sebelah Bandara Internasional Yang kini dugunakan juga oleh perusahaan penerbangan milik Garuda Indonesia Citilink untuk penerbangan jarak pendek seperti Jakarta- Bandung, Cirebon, Bandar Lampung , Yogyakarta, Semarang, solo dan Jakarta – menuju Surabaya, Bandara Halim Perdanakusumah.
Saya kebagian jadwal cuci darah setiap hari Rabu dan Sabtu siang. Untungnya saya punya tetangga yang tinggal satu blok dengan saya di Villa Pertiwi, pensiunan guru, namanya Bapak Yusuf Efendi, Bapak Yusuf ini sudah setahun ini melakukan cuci darah diantar isterinya.
Biasanya setiap Rabu dan hari Sabtu bapak Mardi warga jalan revolusi Villa Pertiwi selalu datang ke rumah Bapak Yusuf Efendi untuk menyupirkan kendaraan Bapak Yusuf Efendi, dan dengan baik hati Bapak Mardi kemudian menjemput saya yang tinggal satu blok diperumahan ini, jadi kami berlima secara rutin setiap hari Rabu dan Sabtu menuju rumah sakit Esnawan Antariksa untuk cuci darah. Biasanya jadwal cuci darah di rumah sakit ini dilakukan seta hari dari Senin- hingga Sabtu, dengan tiga shift, jadwal pagi, siang dan shift malam. Mereka yang cuci darah ada yang tiga kali seminggu, dua kali seminggu, sekali seminggu ada yang sudah agak sembuhan hanya sekali sebulan. Ada pasien di rumah sakit esnawan antariksa melakukan cuci darah lebih dari 20 tahun. Saya tidak bisa membayangkan betapa sabarnya pasien ini melakukan cuci darah selama itu.
Dalam hidup saya, saya mengenal dan mendengar pertama kali tentang cuci darah ketika saya bekerja menjadi Reporter (wartawan) Lembaga Kantor Berita Antara (LKBN Antara).
Pada masa rejim Presiden Suharto biasanya Pimpinan Umum LKBN Antara selalu di pimpin oleh seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) aktif.
Bos pertama saya di LKBN Antara dipimpin Marsekal Tranggono, wakilnya dijabat Wartawan Senior yang juga dosen jurukan Komunikasi Univesitas Indonesia Djafar Assegaf.
Kemudian Bapak Tranggono digantikan oleh Hanjojo Nitimihardjo, seorang Kolonel Angkatan Udara. Nah Bapak Hanjojo inilah yang pernah menulis buku otobiografinya seputar Hidup bersahabat dengan cuci darah. Bapak Hanjojo terkena gagal ginjal, sehingga harus rutin cuci darah karena akibat penyakit darah tinggi yang dia derita sejak lama.
Kini setelah mantan Bos saya itu terkena cuci darah kini saya sendiri yang kini berusia 55 tahun terkena gagal ginjal akibat komplikasi diabetes yang saya derita sejak tahun 1995. Walaupun mereka yang cuci darah di rumah sakit esnawan antariksa ada yang masih mudia usia berusia 30 an tahun bahkan belum menikah, lainnya bervariasi antara usia 30 tahunan sampai usia 70 tahunan. Seperti Pak Yusuf Efendi kini sudah berusia 71 tahun.
Biasanya kalau kita melakukan cuci darah seperti layaknya kalau kita sholat ke Masjid (Musholla) siapa yang datang duluan, dia berhak sholat pada barisan (shaft) pertama, baik dia seorang pemulung, tukang (penjual sayur) , penarik becak (Bajaj) atau seorang Jenderal berbintang. Begitu juga kalau kita cuci darah yang duluan datang maka dia berhak mendapatkan nomer registrasi nomer satu (awal).
Biasanya kalau saya perhatikan yang sering datang paling awal adalah Bapak Cecep, seorang Kolonel pensiunan Angkatan Udara. Bapak Cecep ini sudah tahun keenam cuci darah dirumah sakit Esnawan, kadang dia sendiri menyetir mobilnya dari rumah, kadang ditemani isterinya yang juga setia menemani Bapak Cecep ke rumah Sakit meninggalkan banyak cucunya di rumah, demi keseiaannya mendampingi suami.
‘’Cuci darah ini, kesempatan kita untuk taubat dan merenung pada Allah SWT, masa dalam empat jam cuci darah ini kita sama sekali tidak mengingat Allah melulu Zikir dan Tasbih,’’ kata Bapak Cecep.
Bapak Cecep ini seperti seorang lurah orang samgat ramah dan selalu menegur pada siapa pun yang ia jumpai , dan dialah yang selalu ceria dan banyak bercerita dan berkelakar kepada para pasien lainnya yang umumnya serius ketika empat jam tiduran menjalani proses cuci darah.
Banyak Cecep kadang berkelakar (joke), kadang bercerita serius :

‘’Hebat Bapak Presiden Joko Widodo, dia lebih cepat dan lebih hebat dibandingkan Presiden dengan latar belakang militer, Bapak Joko Widodo walaupun sipil, tapi tindakan dan kebijakannya lebih cepat dibandingkan seorang militer,’’ kata Bapak Cecep, bercerita.
Memang Presiden Joko Widodo ini dicintai rakyatnya karena dikenal sangat memperhatikan rakyat kecil (miskin).
Lihat saja rapat Kabinet pertama Presiden Joko Widodo, dia menginstruksikan para menterinya untuk mempercepat program kesejahteraan rakyat, seperti menerbitkan program kartu sehat, kartu pintar dan kartu untuk keluarga pra-sejahtera.

Dua minggu kemudian Jowo Widodo bahkan telah meluncurkan pencanangan program kartu sehat, kartu pintar dan kartu pra sejahtera untuk 15 juta kepala Keluarga di Indonesia.
Ada seorang ibu (60 tahun) warga Gang Pedati, Kampung Melayu Jakarta Timur menasehati saya kalau dia cuci darah selalu diisi dengan zikir, tahmid dan tasbih, dibaca 100 kali diawali dengan baca Subhanallah (Maha suci Allah), kemudian Alhamdulillah (Saya bersyukur pada Allah), LaillahaIllaulah (Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah), Allahu Akbar (Allah maha besar), krmudian ditutup dengan bacaan Walakhaulawalaqauwataillahbillah.

Kata Ibu ini , kata para Ustad yang didengarnya mengutip  beberapa Hadist Nabi Muhammad dan Firman Allah SWT, kalau kita baca dengan keikhlasan dan rutin zikir di atas, Allah akan mengampuni seluruh dosa-dosa kita walau sebesar buih di lautan.
Jadi kita tidak perlu nunggu naik haji dulu agar dosa-dosa kita dihapus Allah, Iya kalau kita diberi Allah rezeki harta, dan umur panjang serta kesehatan agar kita berkesempatan Naik Haji ke kota Mekah Arab Saudi, nah selagi Allah SWT memberi kesempatan pada kita untuk bernapas maka ibadah murah dan gratis seperti diatas lah yang sebaiknya kita lakukan, agar kita bisa menikmati indahnya hidup di sorga, tidak lagi hidup sengsara berkepanjangan di dunia.
Yang jelas kita diberikan Sakit karena Allah sedang mencintai kita, tengah menaikkan derajat kita, agar kita bisa lebih dekat lagi dengan Allah, karena selama ini kita diperdaya dengan kesenangan dunia, yang kadang membuat kita lupa pada Allah yang mencipta. Jadi pada rekan-rekan ku Umat Muslim sedunia, kalau Anda kini tengah menderita sakit seperti cuci darah ini bersabarlah dengan ujian ini. Karena Allah ingin membersihkan dosa-dosa kita yang bertumpuk-tumpuk selama hidup di dunia ini. Asal kita tidak lupa melaksanakan Sholat (sembahyang) lima waktu dan berzikir, tasbih dan tahmid serara rutin.

Presiden luncurkan bantuan untuk jaga daya beli

Sekitar 15 juta keluarga miskin akan mendapatkan dana bantuan dari pemerintah melalui tiga kartu
Presiden Joko Widodo meluncurkan Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Indonesia Pintar sebagai upaya untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga BBM terhadap masyarakat miskin, di Kantor Pos Pusat Pasar Baru Senin (3/11) pagi.
Menurut Jokowi pembagian tiga jenis kartu ini untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
"Untuk mengakses ke pendidikan, untuk mengakses ke kesehatan, iya untuk menjaga daya beli dan yang jelas untuk memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan,” jelas Jokowi.
"Ini adalah bentuk pelayanan diperluas ( dari BPJS), ini step pertama kayak dulu di Jakarta, pegang ini dulu, kemudian step kedua akan kita benahi layanan di rumah sakit-rumah sakit,” tambah Jokowi.
Pemerintah berencana akan menaikkan harga BBM bersubsidi yang selama ini menyedot anggaran negara Rp363,5 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan APBN-P 2014.
Tetapi, Presiden Jokowi enggan menyebutkan kapan kenaikan BBM akan dilakukan.
Payung hukum
Pada tahap pertama, Kartu Keluarga Sejahtera akan dibagikan untuk 1 juta keluarga, Kartu Indonesia Pintar untuk 160.000 anak usia sekolah, dan Kartu Indonesia Sehat akan dibagikan kepada sekitar 4,5 juta individu yang tersebar di 19 kabupaten/kota di 9 provinsi di Indonesia.
Salah satu yang menerima adalah Rusdi warga Pasar Baru yang menerima Kartu Indonesia Sejahtera dan Kartu Indonesia Sehat di Kantor Pos Pusat pada Senin (3/11) ini.

"Jadi subsidi Alhamdulillah buat saya kayak gini yang dapat dana, bingung juga kalau BBM naik karena pasti harga-harga naik, ya saya tidak tahu dapat berapa tetapi ya dicukup-cukupinlah" jelas Rusdi yang sehari-hari tidak memiliki pekerjaan tetap.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo mengatakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Jokowi berguna bagi masyarakat tetapi membutuhkan payung hukum, agar tidak bermasalah dalam pertanggungjawabannya.
"Buat saya kalau itu kebijakan untuk masyarakat saya dukung, KIS itu tidak ada di nomenlakturnya di APBN BPJS itu tidak ada yang namanya KIS, KIP juga tidak ada nomenlakturnya di APBN jadi harus dibuat, karena itu penggunaan dana APBN dan bisa bermasalah," jelas Agus.
Pemerintah menargetkan total penerima kartu sejahtera mencapai 15,5 juta keluarga miskin dengan anggaran Rp 6,44 triliun.
Jumlah penduduk miskin di Indonesia menurut data BPS pada Maret 2014 lalu, mencapai 28,28 juta orang. (BBC) (Bersambung)


No comments:

Post a Comment