Perjalanan yang belum
selesai (261)
(Bagian ke dua ratus
enam puluh satu , Depok, Jawa Barat, Indonesia, 7 April 2015, 11.02 WIB)
Ingat Mati, Ingat alam
kubur
Setiap mahluk hidup,
seperti manusia pasti akan merasakan mati (meninggal). Hanya saja, tidak satu
pun manusia, termasuk para nabi dan rasul tidak mengetahui kapan dia akan mati,
apakah dia akan mati pada usia muda, atau pada usia tua.
Kematian
termasuk takdir yang sudah ditulis Allah dalam kitab:
"Lauh Mahfuzh" .
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan semua takdir seluruh makhluk sejak lima
puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi”. (HR. Muslim no.
2653).
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak
pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah”. (QS. Al-Hadid : 22).
Takdir Alllah dalam
kitab ini adalah takdir umum, sedangkan takdir khusus ditulis Malaikat atas
perintah Allah pada manusia ketika janin bayi dihembuskan ruh pada usia empat
bulan sepuluh hari, ini yang disebut takdir seumur hidup seorang manusia.
Jadi, kapan manusia
mati, hanya Allah yang mengetahuinya. Ketika manusia mati, ada tiga kategori
yang menyertainya ke tempat pemakaman (pekuburan), pertama keluarga yang akan
mengantarkannya, kedua hartanya, ketiga amalnya. Kedua yang pertama, keluarga
dan hartanya akan meninggalkan si mayit sendirian di kuburan, kecuali dia hanya
ditemani oleh amalnya.
Di alam kubur ini,
nantinya akan ada dua malaikat yang akan bertanya pada si mayit.
Ada tiga hal yang akan
ditanya malaikat itu, pertama, siapa Tuhanmu, siapa nabimu dan apa agamu.
Bila seorang manusia
(Muslim) pernah mengucapkan kalimat Tauhid Laillahaillaulah Muhamadarasullah,
dan selama hidupnya melaksanakan rukun iman dan rukun Islam, maka si mayit akan
mudah menjawab siapa Tuhannya dan siapa nabinya, serta apa agamanya.
Malaikat di alam kubur
hanya akan menanyakan ketiga kategori soal akidah ini, dan tidak akan bertanya
soal dunia.
Bila kita banyak
beramal, maka si mayit akan merasakan alam kubur bagai taman sorga, sampai
menanti hari kiamat, sedangkan bila kita banyak berbuat maksiat tidak sempat
bertaubat, maka kita akan merasakan siksa kubur, berupa berbagai siksaan , sambil
menunggu siksaan sesungguhnya di hari kiamat (hari pembalasan).
Oleh sebab itu ketika
masih hidup, maka selain konsisten sholat lima waktu pada waktunya, kita juga
diwajibkan banyak berzikir dan beristighfar (minta ampun pada Allah).
Karena setiap manusia
(anak Adam) pasti pernah berbuat dosa, karena seperti kata Allah di Al Quran
dan Hadist, fitrah manusia itu pasti pernah berbuat dosa, Manusia pertama pun,
nabi Adam yang baru diciptakan Allah sudah berbuat dosa, dengan termakan bujuk
rayu Iblis memakan buah Kuldi, padahal Allah sudah melarangnya.
Allah sangat mencintai
orang yang bertaubat (Istighfar) kata Allah dalam firmannya: Allah akan
mengampuni seluruh dosamu, kalau anda bertaubat dan memohon ampun pada Allah.
Kata Nabi Muhammad,
kalaulah tidak ada lagi manusia yang istighfar, maka Allah akan membinasakan
seluruh manusia , dan akan menciptakan manusia baru yang penuh dosa, agar
mereka segera minta ampun pada Allah (Istighfar).
Jadi sorga dan neraka
itu bukan karena banyak sedikitnya maksiat dan amal perbuatan manusia,
melainkan berkat rahmat Allah, namun manusia yang menginginkan Rahmat Allah
tentunya dia harus bertakwa pada Allah dan banyak berdoa, baik ketika bersujud
dalam sholat atau dalam kesempatan lainnya.
Ketika manusia mati,
terputuslah amal seseorang, kecuali tiga hal, doa anak yang soleh, ilmu yang
ditinggalkan bermanfaat bagi yang hidup, dan ketika amal jariah (sadakoh) yang
diberikan yang pahalanya diberikan untuk si mayit.
MALAM PERTAMA DI ALAM BARZAKH
Oleh : Amru Alhaz Bin Adnan
Setiap detik pasti ada orang yang meninggal dunia dan pada setiap
detik juga pasti ada bayi yang baru dilahirkan. Begitulah rutin kehidupan dunia
ini. Yang hidup akan mati, yang pergi akan digantikan dengan yang baru. Kita di
dunia adalah umpama seorang musafir yang singgah sebentar berteduh di bawah sebatang
pokok. Kemudian dia akan meneruskan perjalanannya ke alam kubur ataupun
alam barzakh. Menurut kamus Mukhtar al-Shahhah oleh Abu Bakr
al-Razi, barzakhbermaksud dinding pembatas antara dua
benda. Berdasarkan (iktikad) Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah, setiap
manusia akan berada di dalam satu alam yang dinamakan alam
barzakh. Ia terletak di antara alam dunia dan alam akhirat. Hal ini
bersesuaian dengan firman Allah S.W.T di dalam surah Al-Mukminun ayat
99-100:
Kesudahan golongan yang kufur ingkar itu apabila sampai ajal maut kepada
salah seorang di antara mereka, berkatalah dia: “Wahai Tuhanku, kembalikanlah
daku (hidup semula di dunia) - supaya aku mengerjakan amalan soleh dalam
perkara-perkara yang telah aku tinggalkan". Tidak! Masakan kau akan dapat?
Sesungguhnya perkataannya itu hanyalah kata-kata yang dia sahaja yang
mengatakannya, sedang di hadapan mereka alam barzakh (dinding) hingga hari
mereka dibangkitkan semula (pada Hari Kiamat).
Seseorang yang sudah mati dan berada di alam barzakh dapat menjangkakan
sama ada dia akan mendapat kenikmatan atau kesengsaraan di akhirat kelak.
Perkara ini disebut dalam sebuah hadith yang diriwayatkan oleh Imam
al-Tirmidzi, Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:
"Sesungguhnya kubur itu ialah penginapan pertama antara penginapan
akhirat, maka sekiranya seseorang itu terlepas dari seksaannya, maka apa yang
akan datang kemudiannya akan lebih mudah lagi dan seandainya seseorang itu
tidak terlepas (kandas) daripada (seksaannya), maka yang akan datang sesudahnya
akan lebih sukar (keras, berat)."
Dr A’idh Abdullah al-Qarni menulis di dalam sebuah bukunya yang cukup
terkenal bertajuk “Malam Pertama Di Alam Kubur”: Seorang penyair arab pernah
mendendangkan syairnya:
Aku tinggalkan tempat tidurku pada satu hari, kemudian aku terserkap
membisu. Aku telah berpindah dari satu tempat menuju tempat lain. Aku berangkat
pergi dari ranjang tidur dalam istanaku menuju alam lain. Kubur adalah malam
pertama. Demi Allah katakanlah apa yang terjadi pada malam tersebut .Yang Allah
pasti mentakdirkannya pada setiap hamba.
Renungkanlah bagaimana perjalanan seseorang manusia akan berakhir di dalam
kubur. Al-Rifa’i berkata: “ Setiap orang yang takut pada
sesuatu pasti akan menghindarinya, kecuali kubur. Tidak ada orang yang ingin
lari daripadanya melainkan dia akan datang kepadanya. Dia selalu menunggumu
tanpa jemu, dan apabila engkau masuk ke dalamnya, engkau tidak akan kembali
selama-lamanya. Renungilah nasib saudaramu yang kini telah dikuburkan: “Dahulu
dia menikmati pemandangan yang indah, kini matanya telah tertanggal, dahulu
lidahnya petah bertutur, kini cacing tanah telah memakan mulutnya. Dahulu dia
sering tertawa, kini giginya hancur terbenam.”
Umar bin Abdul Aziz pernah berkata kepada beberapa orang sahabatnya
di dalam satu majlis, Wahai fulan! engkau telah melepasi satu malam, adakah
pernah kau terfikir tentang kubur dan penghuninya? Sekiranya kau tahu apakah
keadaan sebenar di dalam kubur, pasti kau tak akan berani mendekatinya.
Pada suatu ketika pula , Umar bin Abdul Aziz mengiringi jenazah saudaranya.
Apabila jenazah selamat dikebumikan, maka semua orang telah bersurai
kecuali beliau dan beberapa orang sahabatnya yang masih tidak
berganjak dari kubur tersebut. Tidak lama kemudia sahabatnya bertanya:
Wahai Amirul Mukminin, kau merupakan wali kepada jenazah ini, mengapa engkau
perlu menunggunya lagi sedangkan dia telah meninggalkanmu. Umar pun berkata: “
Ya, sesungguhnya kubur ini memanggilku dari belakang. Mahukah
kalian tahu apakah yang dikatakannya kepadaku: Mereka menjawab “ Sudah tentu
wahai Amirul Mukminin. Kubur ini memanggilku dan berkata, “ Wahai Umar bin
Abdul Aziz, mahukan aku ceritakan kepadamu apakah yang akan aku lakukan
kepada jenazah yang kau cintai ini? Ya, jawab Umar. Kubur itu menjawab:
Aku akan bakar kain kapannya, aku robek badannya, aku sedut darahnya serta aku
kunyah dagingnya.
Mahukah engkau tahu apa yang akan aku lakukan pada anggota badannya? Sudah
tentu jawabku. Aku cabut satu persatu dari telapak hingga ke tangan, dari
tangan ke lengan, dan dari lengan menuju ke bahu. Lalu aku cabut pula lutut
dari pehanya, Peha dari lututnya. Aku cabut lutut itu dari betis. Dari betis
menuju ke telapak kakinya.
Setelah mendengar penjelasan daripada kubur itu, Umar pun menangis dan
berkata.” Ketahuilah sahabatku, umur dunia hanya sedikit. Kemuliaan di dalamnya
adalah kehinaan. Pemuda akan menjadi tua dan yang hidup akan mati. Celakalah
mereka yang tertipu olehnya. Celakalah aku, bagaimana keadaanku ketika bertemu
malaikat maut, saat rohku meninggalkan dunia? Keputusan apakah yang akan
diturunkan oleh Tuhanku. Dia terus menangis dan terus menangis, lalu
pergi. Tidak berapa lama kemudian beliau meninggal dunia.
Antara syarat kemenangan dan kejayaan seorang hamba ialah
mempersiapkan diri menghadapi kematian dan menyedari bahawa dirinya akan
menjadi penghuni kubur. Tetapi ramai di kalangan kita mengabaikan peringatan
dan ancaman yang berbahaya ini. Jika pun kita mengingati kematian, itu pun
hanya dilakukan dengan sambil lewa. Tahukah saudaraku, mengapa ini berlaku. Hal
ini berpunca disebabkan hati kita yang terlalu cinta dan sibuk dengan perkara
dunia sehingga menyebabkan hati kita keras dan gelap dari cahaya.
Saudaraku sekalian, jalan Allah tidak dapat kita tempuhi dengan telapak
kaki tetapi ia dapat ditempuh dengan kekuatan hati. Jika kita merasakan hati
kita keras dan beku rawatilah ia dengan penjelasan dahsyatnya kubur. Rawatilah
hati kita agar ia hidup kembali. Untuk merawat hati yang keras ini boleh
dilakukan dengan melaksanakan beberapa perkara:
Pertama- Memperbanyakkan membaca al-Quran dan berzikir. Dengan cara ini hati
menjadi hidup. Ketahuilah hati yang tidak pernah ataupun jarang jarang membaca
al-Quran adalah hati yang mudah terpengaruh dengan tipu daya syaitan.
Kedua- Sentiasa merendah diri dan menangis di hadapan Allah. Kita hendaklah
bersikap kepada Tuhan sebagai seseorang yang sangat memerlukan-Nya. Apabila
kita ditimpa kesulitan, merintih dan berdoalah kepada-Nya.
Ketiga – Menghadiri majlis-majlis ilmu. Sedarilah, semakin tinggi ilmu agama
seseorang semakin takut dia kepada Tuhan-Nya. Di samping itu juga elakkan diri
dari menghadiri majlis-majlis yang tidak berfaedah dan membuang masa. Ini
termasuklah majlis tari-menari dan juga konsert-konsert hiburan yang
melalaikan.
Keempat- Mengingati mati. Seseorang yang sentiasa ingat akan kematian menyebabkan
hatinya tertumpu kepada alam akhirat, sekaligus meremehkan dunia dan tidak
panjang angan-angan.
Kelima- Menziarahi kubur. Jika hati kita tidak dapat disembuhkan dengan cara
sebelum ini maka inilah cara yang paling berkesan dalam mengubati hati
yang keras. Rasulullah s.a.w bersabda:
“Ziarahilah kubur kerana ia akan mengingatkanmu kepada kematian”. (Riwayat Muslim)
Kesimpulannya, jelaslah kepada kita bahawa kematian itu pasti, ia tidak
tertangguh walaupun sedetik. Disebabkan kedatangannya merupakan satu misteri
maka manusia hendaklah sentiasa berada dalam keadaan bersedia.
“Wahai orang tua yang telah bongkok punggungnya dan dekat ajalnya, apakah
engkau telah bersiap sedia menghadapi malam pertama? Wahai pemuda gagah yang
bergelimang harta, pangkat dan kuasa, apakah engkau telah mempersiapkan
diri menghadapi malam pertama? Ia adalah malam pertama dengan dua wajah, mungkin
menjadi malam pertama bagi malam-malam syurga berikutnya, atau menjadi malam
pertama bagi malam-malam neraka selanjutnya.
No comments:
Post a Comment