Perjalanan yang belum selesai (268)
(Bagian ke dua ratus enam puluh delapan , Depok, Jawa
Barat, Indonesia, 21 April 2015, 01.00 WIB)
Konflik Timur Tengah dan Peringatan Nabi Muhammad.
Koflik dan pertikaian di Timur Tengah sesama bangsa Arab
dan sesama orang-orang Islam, artinya mereka penganut sunni (salafi) dan Syiah
sama-sama menyembah Tuhan yang satu Allah dan Nabi yang sama Muhammad kini
saling bunuh-bunuhan.
Baik perang saudara di Suriah, perang antara ISIS melawan
Irak yang dibantu Iran, kemudian antara Arab Saudi dibantu 10 Negara Teluk
melawan kelompok Syiah al Huthi yang dibantu Iran juga pertikaian di Libya dan
Maroko antara gerilyawan Polisario dengan tentara Maroko di Sahara, pertempuran
antara Boko Haram dengan Pemerintah Nigeria dan negara sekitarnya yang
sama-sama Muslim.
Telah mengingatkan saya akan sebuah Hadist
(Al-Hikmah/Sunnah) dari Nabi Muhammad bahwa Iblis telah berputus asa gagal
menggoda penduduk di Jazirah Arab (Bangsa Arab) untuk meninggalkan sholat,
namun Iblis berhasil menyebabkan permusuhan dan pertikaian diantara mereka.
Apa yang diperingatkan Nabi Muhammad ini kini menjadi
kenyataan, karena selain Al Quran , Hadist juga berasal dari Wahyu Allah yang
disampaikan melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah
yang paling Mulia kedudukannya diantara semua manusia disisi Allah.
Apakah mereka yang kini saling bunuh-bunuhan itu,
terutama para pemimpinnya tidak merenungi akan peringatan Nabi Muhammad ini
bahwa Iblis (Syaitan) adalah musuh nomer satu manusia, bukan manusia itu
sendiri, apalagi sesama Muslim yang sama-sama menyembah satu Tuhan dalam
sholatnya yaitu Allah dan mengakui Nabi Muhammad adalah Rasul Allah.
Memang ada perbedaan penafsiran soal-soal di luar
Ketauhitan dan Rasul, seperti Shiah menuduh Para Sahabat Khulafaur Rasyidin,
kecuali Ali bin Abi Thalib telah murtad, dan Kelompok Sunni (Salafi)
mengangangap tuduhan itu menyebabkan Syiah telah sindig (menyimpang dari
Islam), tapi Shiah memiliki dalil sendiri dalam hal ini, yang kalau ditelusuri
akan sulit dibuktikan secara mutlak siapa yang salah, kecuali Allah saja yang
mengetahui.
Bukankah Allah itu adalah Rahmat bagi sekalian alam,
termasuk binatang pun tidak boleh dibunuh tanpa sebab , apalagi manusia. Hanya
karena ada perbedaan politik dan kekuasaan mengapa mereka harus dibunuh.
Ingat Iblis dalam menggoda manusia agar saling membunuh
menggunakan tangan-tangan manusia sendiri.
Nabi Muhammad sendiri memberi tahu umat manusia bahwa ada
seorang wanita pelacur Yahudi di zaman Nabi Musa yang masuk surga hanya karena
sang pelacur menolong memberi minum kepada anjing yang tengah kehausan.
Nabi juga bersabda ada seorang perempuan yang masuk
neraka hanya gara-gara dia mengurung kucing hingga mati kelaparan, karena tidak
bisa mencari makan sendiri.
Nabi Muhammad juga melarang manusia membunuh binatang
dengan cara memanah arau menembaknya, kecuali menyembelihnya dengan nama Allah
untuk di konsumsi.
Ingat manusia ditunjuk Allah menjadi khalifah di bumi
semata untuk beribadah kepadanya agar kita selamat baik di dunia maupun di
Akherat.
Allah juga memperingatkan manusia bahwa hidup
sesungguhnya adalah di akherat, bukan di dunia yang sementara.
Hidup di dunia (Bumi) kata Allah tidak lebih berharga
dari pada sayap seekor nyamuk, dan lebih buruk dari bangkai seekor kambing.
Maka kenapa kita memilih bunuh-bunuhan memperebutkan
wilayah kekuasaan, keamanan pasokan minyak bumi dan gas, dan perebutan
pengaruh, dan demi ekonomi menjual senjata dengan mengorbankan kehidupan abadi
di akherat.
Ingat nanti soal ibadah yang pertama kali akan ditanya
Allah di hari hisab adalah soal sholat, tapi soal muamalah (hubungan antar
manusia) yang akan ditanya pertama kali adalah soal darah (pertikaian dan
bunuh-bunuhan).
Oleh sebab itu Allah dan Nabi Muhammad memperingatkan
manusia, sebelum nyawa kita sampai di kerongkongan, bertaubatlah.
Karena Kata Nabi, setap anak adam (Manusia), kecuali Nabi
dan Rasul, pasti pernah berbuat dosa. Nabi dan Rasul Maksum (tanpa dosa),
karena dijaga langsung oleh Allah.
Bertaubatlah, karena dosa sebesar apapun, pasti diampuni
Allah kalau kita bertaubat nasuha (sungguh-sungguh).
Saudi gempur terus pemberontak Houthi di Yaman
Warga di ibu kota Sanaa mengungsi untuk menghindari
serangan.
Pesawat-pesawat tempur dari negara-negara koalisi
pimpinan Arab Saudi terus menggempur pemberontak Houthi di Yaman, hari Kamis
(23/04).
Sasaran serangan udara ini antara lain adalah tank-tank
yang berada di pinggiran kota pelabuhan Aden.
Serangan pasukan koalisi juga dilaporkan terjadi di kota
Ibb di Yaman utara, sementara itu Houthi dan sekutu-sekutu mereka menyerang
kota Al-Dali dengan persenjataan berat.
Pada hari Selasa (21/04) Arab Saudi mengumumkan bahwa
mereka mengurangi serangan udara, yang mereka lancarkan untuk mendukung
pemerintah Yaman.
Serangan udara koalisi pimpinan Saudi di Yaman sudah
berlangsung selama satu bulan.
Tapi mereka juga mengatakan serangan terhadap
posisi-posisi pemberontak akan tetap dilanjutkan jika dirasa perlu.
Para pendukung Houthi
Para pendukung Houthi menggelar demonstrasi di Sanaa
menentang serangan Saudi.
Operasi militer ini ditujukan untuk memulihkan kembali
pemerintahan pimpinan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi dan menghentikan gerak
maju kelompok pemberontak Houthi di Yaman barat dan selatan.
Tapi Presiden Hadi masih berada di Riyadh dan Houthi
beserta unit-unit militer yang memaksa Presiden Hadi melarikan diri ke Saudi
masih menguasai sebagian besar wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sanaa.
Arab Saudi mengatakan akan terus menggunakan kekuatannya
untuk menghentikan kelompok pemberontak Syiah Houthi menguasai Yaman.
Duta besar Asab Saudi untuk Amerikat Serikat, Adel bin
Ahmed Al-Jubeir, mengatakan negaranya juga akan mengupayakan semua penyelesaian
politik yang didasarkan pada dialog.
Namun, dia menambahkan, semua agresi Houthi akan dihadapi
dengan aksi militer.
Menurut Al-Juberi, pasukan pemberontak Houthi sedang
mendekati kota pelabuhan Aden dari tiga sisi dan Arab Saudi bertekad untuk
menghentikan mereka merebut kota itu.
Yaman
Koalisi pimpinan Arab Saudi menggelar serangan udara atas
posisi Houthi di Yaman selama hampi sebulan.
Sementara Houthi dalam pernyataannya menuntut penghentian
serangan udara dan meneruskan perundingan.
Hari Selasa (21/04), koalisi pimpinan Arab Saudi
menyatakan mengakhiri serangan udara atas kelompok Houthi di Yaman.
Namun hanya beberapa jam setelah pernyataan itu, Arab
Saudi kembali melakukan serangan udara sementara pertempuran darat terus
berlangsung.
Iran -yang dituduh mendukung pemberontak Houthi- sempat
memuji langkah Saudi menghentikan serangan udara sebagai langkah maju dalam
perundingan perdamaian.
Pemerintah Teheran membantah tuduhan memberi bantuan
kepada Houthi. BBC
No comments:
Post a Comment