Perjalanan yang belum
selesai (262)
(Bagian ke dua ratus enam
puluh dua , Depok, Jawa Barat, Indonesia, 8 April 2015, 22.37 WIB)
Tips melapangkan rezeki.
Ada tiga hal yang paling
penting bagi kita untuk melapangkan rezeki, dan dimudahkan segala kehidupan
baik di dunia ,maupun selamat di akherat.
Pertama, kita harus bertakwa
dan bertaubat pada Allah atas segala dosa yang telah kita lakukan selama ini.
Syarat menjadi orang yang bertakwa tentu saja, selain mengucapkan kalimat
Tauhid Laillahailaulah Muhammadarasulallah (Tiada Tuhan yang wajib disembah
kecuali Allah, dan Nabi Muhammad adalah Rasul utusan Allah), kemudian sholat
lima waktu tepat pada waktunya, berpuasa pada bulan Ramadhan, membayar zakat,
dan naik Haji bila mampu.
Kemudian, yang kedua
menyambung silaturahim dengan saudaranya seiman, Orang tua atau saudara
kandung, selain mempermudah datangnya rezeki juga memperpanjang umur (sisa umur
akan berfaedah dan bermanfaat bagi sesama manusia dan semakin meningkat
kualitas ibadah dan bertaubat).
Selain itu berinfak
(sedakoh) sebagian rezeki yang diperoleh untuk orang miskin, anak yatim miskin,
kedua orang tua, dan membantu saudaranya yang mengalami kesulitan hidup.(sakit
dan musibah lain).
Allah berfirman dalam surah
Hud ayat (3) Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat
kepadanya (Jika kamu mengerjakan yang demikian), Niscaya Allah akan memberi
kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah
ditentukan dan Allah akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai
keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling maka aku kuatir kamu akan
ditimpa siksa di hari kiamat.
Ayat ini memberi tahu kita
bahwa kalau kita ingin dilapangkan rezeki, maka kita harus bertakwa dan
bertaubat.
Karena salah satu hambatan
sempitnya rezeki adalah maksiat atau banyaknya dosa, terutama dosa besar
seperti syirik dan berzina, sehingga kita harus bertaubat dulu atas segala dosa
yang telah kita lakukan.
Apalagi Allah dan Nabi
Muhammad dalam sabdanya mengatakan setiap anak adam (manusia) pasti pernah
berbuat dosa, karena memang Allah menciptakan fitrah manusia cenderung berbuat
dosa.
Nabi Adam sendiri yang
diciptakan Allah langsung, bermaksiat dengan menentang Allah memakan buah kuldi
(akibat bujukan iblis), sehingga tergelincir dari surga ke bumi. Namun Nabi
Adam segera bertaubat dan Taubatnya diterima Allah.
Nabi Muhammad bersabda, bila
tidak ada lagi manusia yang bertaubat pada Allah, maka Allah akan membinasakan
seluruh manusia, dan akan menciptakan manusia baru yang berbuat dosa, lalu
bertaubat.
Namun bukan berarti kita
dibenarkan berbuat dosa, karena kita tidak tahu sampai kapan usia kita
berakhir. Jangan sampai kita berbuat maksiat lalu mati tanpa sempat bertaubat.
Saya punya teman satu
kantor, suatu ketika kami merayakan ulang tahun bos saya di restauran besar.
Saya satu meja berdua dengan teman saya itu, bedanya selain memesan snaks
(makanan kecil), dia memesan minuman keras (Margaretha) saya sendiri hanya
memesan soda, karena menyadari haramnya minuman keras. Itu terjadi sekitar
pukul 22.00 malam.
Usai acara pesta kami pulang
ke rumah masing-masing, dan sesampainya di rumah saya ditelpon salah satu rekan
saya yang lain, bahwa teman saya satu meja tadi sesampainya di rumahnya pukul
02.pagi muntah-muntah kemudian meninggal, diduga paru dan lambungnya kepanasan
akibat minuman keras beralkohol tadi. Mudah-mudahan sebelum meninggal teman
saya itu sempat bertaubat (mengucapkan Istighfar) pada Allah.
10 Kunci Pintu Rezeki Sesuai
Syar'i
Membuka pintu rejeki dengan
cara syar’I sangat dianjurkan dalam Islam, karena pada hakikaknya semua rejeki
yang kita dapat tersebut datang dan berasal hanya dari Allah SWT. Oleh
karenanya kita dilarang mencari rejeki dengan jalan haram. Seperti datang ke
Dukun, minta bantuan jin dll.
Allah SWT memerintahkan kita
untuk membuka rejeki-rejeki tersebut dengan jalan yang telah diterangkan baik
dalam Al Quran atau Hadits. Dan berikut kunci untuk membuka rejeki yang telah
disyariatkan:
Pertama: Istigfar dan Taubat
Allah swt berfirman: “Maka Aku
katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Robb mu, sesungguhnya Dia adalah
Maha Pengampun. Nescaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
membanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan
(pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Qs. Nuh: 10-12)
Kedua: Taqwa kepada Allah
SWT
Allah berfirman:
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (Qs.
Ath-Thalaq: 2-3)
Ketiga: Tawakal kepada Allah
SWT
Nabi Muhammad saw bersabda,
“Sungguh, seandainya kalian betawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, nescaya kalian
akan diberi rezeki sebagaimana rezeki burung-burung, mereka berangkat pagi-pagi
dalam keadaan lapar, dan pulang di
petang hari dalam keadaan kenyang.” (Ahmad dan Tirmizi)
Keempat: Beribadah Sepenuh
hati
Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya Allah berfirman, “Wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya
kepada Ku, nescaya Aku penuhi (hatimu) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku
penuhi keperluanmu. Jika kalian tidak lakukan yang sedemikian, nescaya Aku
penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak aku penuhi keperluanmu (kepada
manusia).” ( Tirmizi, Ahmad, dan Ibnu Majah).
Kelima: Silaturrahim
Rasulullah saw bersabda,
“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya
(dipanjangkan umurnya) maka hendaknya ia menyambung (tali) silaturahim.”
(Bukhari).
Keenam: Berbuat baik kepada
orang yang lemah
Rasulullah saw bersabda,
“Bantulah orang-orang lemah, kerana kalian diberi rezeki dan ditolong lantaran
orang-orang lemah di antara kalian.” (Muslim dan An-Nasa`i).
Ketujuh: Berinfaq dan
Shadaqah
Allah berfirman,
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya Robb ku melapangkan rezeki bagi siapa yang
dikehendaki Nya di antara hamba-hamba Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang
dikehendaki Nya)’, dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan
menggantinya dan Dia lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (Qs. Saba`: 39).
Kedelapan: Hijrah dijalan
Allah
“Barangsiapa berhijrah di
jalan Allah, nescaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas
dan rezeki yang banyak.” (Qs. An-Nisa`: 100).
Kesembilan: Berinfak bagi
penuntut ilmu syariah
Disebutkan sebuah kisah,
“Dahulu ada dua orang saudara pada masa Rasulullah saw. Salah seorang
daripadanya mendatangi nabi dan (saudaranya) yang lain bekerja. Lalu saudaranya
yang bekerja itu mengadu pada nabi, maka Baginda saw bersabda, “Mudah-mudahan
engkau diberi rezeki dengan sebab dia.” (Tirmizi, Hakim).
Kesepuluh: Melanjutkan haji
dengan umrah
Firman Allah swt,
“Lakukanlah haji dan umrah, kerana sesungguhnya keduanya menghilangkan
kemiskinan dan dosa, sebagaimana api dapat menghilangkan karat besi, emas, dan
perak. Dan tidak ada pahala haji yang mabrur kecuali syurga.” (Ahmad, Tirmizi,
dan An-Nasa`i).
mantap artikelnya.
ReplyDeletesouvenir gelas murah di trenggalek