Perjalanan yang belum selesai (266)
(Bagian ke dua ratus enam puluh enam , Depok, Jawa Barat,
Indonesia, 18 April 2015, 07.00 WIB)
Jangan percaya dukun (penyihir)
Indonesia adakah negara berkembang , yang sebagian besar
penduduknya masih berpendidikan rendah (sebagian besar lulusan sekolah dasar
dan sekolah menengah pertama (SMP) jadi bisa dimaklumi pengetahuan ilmiah umum
dan agama masih kurang, sehingga pola berpikirnya kadang tidak menggunakan
dalil agama dan ilmiah. Oleh sebab itu ada sebagian mereka yang mencari solusi
berbagai masalah pergi ke dukun (mengaku orang pintar/penyihir)
Para dukun ini banyak dimintai tolong karena mengaku dirinya
mengetahui perkara ghaib.
Bagaimana mungkin mereka mengaku tahu perkara ghaib,
Allah sendiri memberi tahu manusia bahwa Nabi Muhammad sendiri sebagai orang
paling mulia disisi Allah tidak mengetahui perkara ghaib, kecuali diberi tahu
Allah tentang hal ghaib baik secara langsung maupun melalui Malaikat Jibril.
Secara langsung melalui peristiwa Isra Mirad Nabi
Muhammad diperlihatkan kondisi Neraka dan sorga, dan melalui malaikat Jibril
dengan turunnya Al-Quran dan Al Hikmah (Hadist/Sunnah).
Surah Al An’am ayat 50 Allah berfirman: Katakanlah : Aku
(Allah) tidak mengatakan kepadamu , bahwa perbendaharaan Allah ada padaku , dan
aku tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan
kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang
diwahyukan kepadaku. Katakanlah : Apakah sama orang yang buta dengan orang yang
melihat? . Maka apakah kamu tidak memikirkan (nya)?.
Ada beberapa firman Allah dan sabda Nabi Muhammad
menegaskan hal ini, bahwa Nabi Muhammad seperti manusia biasa yang lainnya
bahwa kapan dia meninggal pun dia tidak mengetahui.
Juga mengenai takdir lainnya, kecuali Nabi hanya
memberitahu tanda-tandanya saja.
Jadi kesimpulannya para dukun itu telah menipu kliennya
agar mendapatkan sejumlah uang.
Adapun ilmu sihir yang
dimiliki para dukun itu sehingga bisa meneluh (guna-guna) orang lain.
Memang ilmu sihir itu adalah sebagian kecil ilmu yang dimiliki Malaikat
Harut-Marut yang ketika turun ke bumi menemui Nabi Sulaiman dicuri oleh iblis
yang kini ditularkan kepada tukang sihir (dukun) untuk menhancurkan manusia,
antara lain menjadi penyebab bercerainya pasangan suami istri. Jadi sihir itu
ilmu yang dimiliki iblis yang mencurinya dari dua malaikat. Itu sebabnya Allah
memperingatkan manusia jangan dekati tukang sihir (dukun). Hukumnya jelas Haram
, sekali konsultansi ke dukun, maka selama 40 hari sholat Anda tidak diterima
pahalanya dari Allah, selain itu bisa menjerumuskan kita ke perbuatan syirik ,
karena kita akan bergantung pada dukun, bukan berdoa langsung pada Allah.
Allah dalam surah Al-Falaq 1) Katakanlah aku berlindung
kepada Tuhan yang menguasai Subuh ,2) Dari kejahatan mahluknya 3) Dan dari
kejahatan malam apabila gelap gulita 4) Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang
sihir yang menghembus pada buhul-buhul 5) Dan dari kehahatan orang yang dengki
apabila dia dengki.
Maka saya heran masih ada calon Bupati/Gubernur/Walikota
di Indonesia pergi ke orang pintar (dukun) minta pertolongan agar mereka
terpilih jadi Bupati/Gubernur/Walikota. Katanya sih “orang pintar” ini bersih ,
jujur dan rajin beribadah sehingga dimintai doanya agar diijabah Allah. Padahal
berdoa langsung pada Allah yang benar agar doa kita pasti diijabah (dikabulkan)
Alah, sedangkan minta doa orang pintar karena doanya tidak ikhlas karena
memungut bayaran, jadi menjual ayat Al Quran, doanya belum pasti diijabah.
Bahkan banyak orang Indonesia terperosok ke perbuatan
syirik, mendatangai kuburan keramat, mengangap orang suci yag dikuburan itu
bisa menolong, padahal manusia yang telah mati itu seperti kita juga mahluk
lemah yang bisa mati dan sakit, dia menolong sendiri saja tidak bisa apalagi
menolong orang lain. Hindarilah dukun (penyihir) kalau sudah pernah ke mereka,
segera bertaubatlah. Termasuk para dukun dan penyihir itu juga bertaubatlah
agar anda selamat dari siksaan Allah di Neraka.
Jauhilah Mendatangi Dukun Dan Paranormal Dalam
Menyelesaikan Perkara
In the name of Allah, Most Beneficent, Most Merciful
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, kegiatan mendatangi
dukun, paranormal, atau orang pintar adalah suatu hal yang memang diakui banyak
terjadi di negri ini. Urusan yang dikehendakipun beraneka ragam; mulai dari
menyembuhkan penyakit (ruqyah), mencari jodoh (pelet), meramal nasib, sampai
berniat jahat terhadap orang (santet).
Rasulullah SAW bersabda: “Ruqyah (jampi-jampi), Tiwalah
(Pelet), dan Tama’im (Jimat) adalah syirik” (Ahmad)
Yang dikhawatirkan
dari fenomena ini yaitu di mana orang awam mulai tertipu dengan penampilan
paranormal yang dibungkus jubah ustad. Orang-orang pada umumnya tentu mengira
bahwa metode pengobatan sang paranormal ini menggunakan cara islam, karena
penampilannya memang terlihat islami. Apalagi jika jimat dan mantera yang
digunakan ditulis berbahasa Arab, maka semakin mantaplah image positif dari
sudut pandang masyarakat awam tentang hal ini.
Ketahuilah, klaim yang sering diungkapkan para orang
pintar tersebut dalam kemampuannya melihat jin, berinteraksi dengan alam gaib,
dsb. adalah tidak lebih sebagai suatu kebohongan semata. Sebagai orang yang
beriman, kita diperintahkan untuk mengimani (yakin) terhadap adanya alam gaib
yang tak kasat mata. Namun ada batasannya, mengimani bukan berarti harus sampai
mendalami hal yang seperti itu hingga akhirnya memiliki kemampuan supranatural
dalam bersinggungan dengan hal gaib.
Allah SWT berfirman: “Allah mengetahui yang gaib, tetapi
Dia tidak memperlihatkan kepada siapapun tentang hal itu kecuali kepada Rasul
yang diridhai-Nya.” (Al Jinn 26-27)
Ayat Al Qur’an di atas adalah dalil bahwa manusia
ditakdirkan untuk tidak dapat melihat jin dan tidak diberi kemampuan untuk
mengetahui hal yang sifatnya gaib kecuali hanya sekedar di imani saja. Ya!!
Cukup diimani saja. Hal ini sesuai dengan apa yang difirmankan Allah: “Kitab Al
Qur’an ini tiada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk kepada mereka yang
bertakwa,yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib” (Al Baqarah 2-3).
Allah SWT juga berfirman: “Sesungguhnya iblis dan
pengikut-pengikutnya dapat melihat kamu dari tempat yang kamu tidak bisa
melihat mereka.” (Al A’raaf 27)
Imam Syafi’i mengatakan: “Barangsiapa mengatakan bahwa
dia melihat jin, maka kami batalkan persaksiannya.” (Fathul Bari, 6/530)
Baik surat Al
A’raf ayat 27 maupun pendapat imam
Syafi’i merupakan persetujuan bahwa kodrat manusia adalah memang tidak bisa
melihat hal gaib (jin). Namun hal ini dimaksudkan dalam pengertian manusia
tidak bisa melihat jin dalam bentuk aslinya. Adapun jika jin tersebut dilihat
oleh seseorang dalam bentuk binatang atau bentuk lain selain dari bentuk
aslinya, maka hal itu tidak dipermasalahkan karena ada banyak hadist yang
menceritakan tentang munculnya jin yang dilihat oleh para sahabat.
Ibnu Hajar berkata: “Orang yang mengklaim bahwa ia
melihat sesuatu dari mereka setelah jin beralih kepada bentuk-bentuk yang lain
berupa binatang, maka tidak disalahkan, karena telah datang banyak hadist
perihal perubahan mereka dalam berbagai bentuk.” (Fathul Bari, 6/396)
Hendaklah sebagai muslim untuk membentengi diri dengan
dzikir agar terhindar dari sihir dan keburukan-keburukan orang yang berniat
jahat. Dan apabila tertimpa kesulitan, jangan sampai mengkonsultasikannya
kepada para dukun dan tukang sihir. Rasulullah SAW bersabda: ”Barangsiapa
mendatangi peramal, lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka shalatnya tak
diterima selama 40 hari.” (Muslim)
Mayoritas kalangan mazhab Syafi’i mengatakan bahwa shalat
orang tersebut tidak berpahala selama rentang waktu tersebut. (Syarah Shahih
Muslim XIV/446)
Imam Nawawi berkata: “Sangat berlimpah hadist-hadist
shahih yang melarang mendatangi dukun dan mempercayai ucapan mereka.” (Syarah
Shahih Muslim V/25)
Mengapa Imam Nawawi melarang mendatangi dukun dan
mempercayai ucapan mereka? Ini dikarenakan kemampuan gaib sang dukun hanya
berasal dari bisikan setan (jin) semata. Rasulullah SAW bersabda: ”Mereka (para
dukun) itu tidak ada apa-apanya.” Para sahabat berkata: ”Ya Nabi!!! Adakalanya
mereka meramal sesuatu dan ternyata benar.” Rasulullah SAW bersabda: ”Itu
adalah sesuatu yang didengar oleh jin kemudian dibisikannya kepada para walinya
dan mereka mencampurnya dengan seratus kebohongan.” (Bukhari)
Dan ketahuilah satu hal penting… Syeikh Muhammad Bin
Abdul Wahhab mengkategorikan para dukun sebagai salah satu kafir thaghut.
Berikut adalah kategorinya:
1. Syetan yang
menyeru agar beribadah kepada selain Allah SWT, dalilnya: ”Bukankah Aku telah
memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan?
Sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu.” (Yassin: 60)
2. Penguasa yang
menrubah hukum Allah SWT, dalilnya: ”Mereka hendak berhakim kepada thaghut,
padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari thaghut.” (An Nisa: 60)
3. Mereka yang
berhukum selain dengan hukum Allah, dalilnya:”Barangsiapa tidak memutuskan
perkara dengan apa yang diturunkan Allah, mereka itulah orang-orang kafir.” (Al
Maidah: 44)
4. Mereka yang
mengaku mengetahui perkara ghaib (dukun, paranormal), dalilnya: ”Allah
mengetahui yang gaib, dan Dia tidak memperlihatkan kepada siapapun tentang yang
gaib itu, kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya.” (Al Jinn: 26-27)
5. Orang yang
diibadahi selain Allah dan dia ridha dengan hal itu, dalilnya: ”Barangsiapa di
antara mereka mengatakan: ’Sesungguhnya aku adalah Tuhan selain Allah,’ maka
orang itu Kami berikan balasan berupa Jahannam.” (Al Anbiya: 29)
(Majmua’tut Tauhid, hal. 260)
Ibnu Quddamah Al Maqdisi berkata mengenai dukun atau
orang yang memiliki kemampuan gaib: ”Mempelajari dan mengajarkan sihir adalah
haram, kami tidak mengetahui ada perselisihan di kalangan ahlu ilmi tentang
masalah ini.” (Al Mughni 8/151)
Penjelasan singkat di atas adalah himbauan kepada kaum
muslimin agar mulai lebih teliti membedakan yang mana ustad ahli sihir dan yang
mana ustad sejati. Tentunya bagi mereka yang berhati bersih bisa dengan jelas
memahami betapa tidak baiknya meminta bantuan para dukun dalam menyelesaikan
suatu perkara. Jikalau syeikh besar seperti Muhammad bin Abdul Wahhab
menyatakan bahwa dukun itu adalah thaghut alias sudah pasti kafir, maka kenapa
saudara-saudara kita meminta bantuan kepada para orang kafir (dukun)?
No comments:
Post a Comment