Perjalanan yang belum selesai (253)
(Bagian ke dua ratus lima puluh tiga , Depok, Jawa Barat,
Indonesia, 30 Maret 2015, 22.25 WIB)
Keutamaan merawat si sakit.
Ada seorang perempuan mengeluh, bahwa suaminya yang
sakit-sakitan hanya menyusahkan (menyulitkan) dirinya dan keluarganya saja, dia
mengeluh suaminya yang sakit berkepanjangan, lumpuh dan tidak bisa lagi mencari
nafkah hanya menyulitkan pihak keluarga yang masih hidup, Nauzubillahiminzalik.
Ketauhilah para Ibu, atau pada pihak mana pun, baik
seorang Bapak anak, adik, dan keluarga lainnya, juga para tetangganya si sakit.
Sakit itu adalah salah satu bentuk musibah yang sudah
ditakdirkan Allah di dalam kitab : "Lauh Mahfuzh" .
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan semua takdir seluruh makhluk sejak lima
puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi”. (HR. Muslim no.
2653).
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak
pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah”. (QS. Al-Hadid : 22).
Jadi kita manusia tidak bisa menolak takdir Alllah ini.
Lagi pula musibah sakit adalah bentuk kecintaan Allah pada Hambanya baik
terhadap si sakit maupun yang mengurusnya, kalau bersabar akan menghaspus
dosa-dosanya dan memperoleh pahala besar bagi yang mengurus.
Juga sakit adalah bentuk musibah azab yang dipercepat
bagi si sakit, agar azab tidak lagi dikenakan di akherat. Jadi sakit itu adalah
anugerah Allah yang ingin menaikkan derajat pada si sakit.
Sedangkan bagi si perawat (keluarga yang merawat) untuk
satu kali saja dia mengantarkan si sakit ke rumah sakit, pahalanya setara dan
lebih baik dibandingkan pahala itikab di Masjid selama 1000 hari, jadi betapa
besarnya pahala ini bagi si pengantar.
Jadi, kalau seorang itu tahu pahala menolong satu hajat
orang lain, setara lebih besar daipahala itikab 1000 hari di Masjid, ini
membuktikan kita dalam hidup bermasyarakat atau bertetangga kita tidak boleh
cuek (tidak peduli) pada kesulitan tetangga, menengok orang sakit saja, para malaikat
akan menyertai si penengok agar diberikan kebaikan, juga pahala yang besar.
Kalau manusia tahu betapa besarnya pahala, apalagi para malaikat beserta orang
yang tengah menjenguk orang yang sakit, maka pasti rumah sakit akan dipenuhi
orang yang menjenguk.
SABAR MENGHADAPI UJIAN HIDUP
Ketahuilah, ujian dan cobaan di dunia merupakan sebuah
keharusan, siapa pun tidak bisa terlepas darinya. Bahkan, itulah warna-warni
kehidupan. Kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan merupakan tanda
kebenaran dan kejujuran iman seseorang kepada Allah SWT
Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi
menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah
Azza wa Jalla. Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan
tersebut.
Keimanan, keyakinan, tawakkal dan kesabaran yang kokoh
amatlah sangat kita butuhkan dalam menghadapi badai cobaan yang menerpa.
Sehingga tidak menjadikan diri kita berburuk sangka kepada Allah SWT terhadap
segla Ketentuan-Nya.
Oleh karena itu, dalam keadaan apapun, kita sebagai hamba
yang beriman kepada Allah SWT harus senantiasa berbaik sangka kepada Allah. Dan
haruslah diyakini bahwa tidaklah Allah menurunkan berbagai musibah melainkan
sebagai ujian atas keimanan yang kita miliki. Allah sebagaimana tertulisa dalam
firman-Nya : “Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga,
padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang
terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan,
serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga berkatalah Rasul
dan orang-orang yang bersamanya : Bilakah datang pertolongan Allah? Ingatlah
sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.” (QS. Al Baqarah : 214)
Kesabaran merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah
dan sangat dibutuhkan seorang muslim dalam menghadapi ujian atau cobaan yang
dialaminya. Sebagaimana dalam firman-Nya : “…Allah mencintai orang-orang yang
sabar.” (QS. Al Imran : 146)
Macam-Macam Kesabaran
Ibnul Qoyyim mengatakan dalam Madarijus Salikin : “Sabar
adalah menahan jiwa dari keluh kesah dan marah, menahan lisan dari mengeluh
serta menahan anggota badan dari berbuat tasywisy (tidak lurus). Sabar ada tiga
macam, yaitu sabar dalam berbuat ketaatan kepada Allah, sabar dari maksiat, dan
sabar dari cobaan Allah.”
Oleh karena itu sabar dibagi menjadi tiga tingkatan :
1. Sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena takut
ancaman Allah, Kita harus selalu berada dalam keimanan dan meninggalkan perkara
yang diharamkan. Yang lebih baik lagi adalah, sabar dari meninggalkan
kemaksiatan karena malu kepada Allah. Apabila kita mampu muraqabah (meyakini
dan merasakan Allah sedang melihat dan mengawasi kita) maka sudah seharusnya
kita malu melakukan maksiat, karena kita menyadari bahwa Allah SWT selalu melihat
apa yang kita kerjakan. Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya, di surah Al
Hadid ayat 4 ” ........ Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”
2. Tingkatan sabar yang kedua adalah sabar dalam
melaksanakan ketaatan kepada Allah, dengan terus-menerus melaksanakannya,
memelihara keikhlasan dalam mengerjakannya dan memperbaikinya. Dalam
menjalankan ketaatan, tujuannya hanya agar amal ibadah yang dilakukan diterima
Allah, tujuannya semata-mata ikhlas karena Allah SWT.
Ada Beberapa Hal Yang Akan Menuntun Seorang Hamba Untuk
Bisa Sabar Dalam Menghadapi Ujian Dan Cobaan, Sebagai Berikut :
1. Sebaiknya kita merenungkan dosa-dosa yang telah kita
lakukan. Dan Allah menimpakan ujian atau musibah-musibah tersebut mungkin
disebabkan dosa-dosa kita . Sebagaimana firman Allah SWT : “Dan apa saja
musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy
Syuro : 30).
Apabila seorang hamba menyadari bahwa musibah-musibah
yang menimpa disebabkan oleh dosa-dosanya. Maka dia akan segera bertaubat dan
meminta ampun kepada Allah dari dosa-dosa yang telah dilakukannya
Dan Nabi Muhammad saw bersabda: “Tak seorang muslim pun
yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya,
melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta
menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan
daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim). Jadi ujian dan cobaan, bisa sebagai
penggugur dosa-dosa kita dan juga untuk mengangkat kita ke derajat keimanan
yang lebih tinggi.
2.. Kita harus menyakini dengan seyakin-yakinnya, bahwa
Allah selalu ada bersama kita. Dan Allah telah memberikan jaminan untuk kita
dalam surah Al Baqarah ayat 286, bahwa ” Allah tidak akan membebani seseorang
melainkan sesuai kesanggupannya. Dan Allah cinta dan ridha kepada orang yang
sabar. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya sbb: dan sabarlah sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS Al Anfal : 46) Dan Firman-Nya : “…Dan
Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS.Al Imran : 146)
Bersabarlah maka kita akan melihat betapa dekatnya
kelapangan
Barangsiapa yang muraqabah (merasa diawasi) Allah dalam
seluruh urusan, ia akan menjadi hamba Allah yang sabar dan berhasil melalui
ujian apapun dalam hidupnya. Kesabaran yang didapatkan ini, berdasarkan pada
petunjuk Allah dalam Al Quran, surah At Thur ayat 48 : Dan bersabarlah dalam
menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan
Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri”
Dan ketahuilah, bahwa barangsiapa yang mengharapkan
Allah, maka Allah akan ada dimana dia mengharap.
3. Kita harus mengetahui bahwa jika kita bersabar, maka
akan mendatangkan ridha Allah, karena ridha Allah SWT, terdapat dalam kesabaran
kita, terhadap segala ujian dan ketentuan takdir-Nya, yang kurang kita sukai.
Keutamaan Sabar
Sabar memiliki kedudukan tinggi yang mulia dalam agama
Islam. Oleh karena itu, Al Imam Ibnul Qayyim mengatakan bahwa sabar setengah
dari keimanan dan setengahnya lagi adalah syukur. Lebih jelasnya, akan
diuraikan beberapa penyebutan ash-shabr dalam Al Qur’an dengan uraian yang
ringkas sebagai berikut:
1. Sabar Merupakan Perintah Mulia Dari Rabb Yang Maha
Mulia
Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar,..” (QS. Al-Baqarah: 153)
dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman: “Wahai
orang-orang yang beriman bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu,..…” (QS.Ali
Imran: 200)
Konteks (kandungan) dari kedua ayat diatas menerangkan
bahwa sabar merupakan perintah dari Allah SWT. Sabar termasuk ibadah dari
ibadah-ibadah yang Allah wajibkan kepada hamba-Nya. Terlebih lagi, Allah SWT
kuatkan perintah sabar tersebut dalam ayat yang kedua. Barangsiapa yang
memenuhi kewajiban itu, berarti ia telah menduduki derajat yang tinggi di sisi
Allah SWT
2. Pujian Allah SWT Terhadap Orang-Orang Yang sabar
Allah SWT memuji mereka sebagai orang-orang yang benar
dalam keimanannya. Sebagaimana firman-Nya: “….. dan orang-orang yang sabar
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang yang
benar (imannya). Dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah:
177)
Dalam kitab Madarijus Salikin 2/152 Al Imam Ibnul Qayyim,
mengutarakan bahwa ayat yang seperti ini banyak terdapat dalam Al Qur’an.
Sehingga keberadaan sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah adalah
benar-benar menjadi barometer keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
3. Mendapat Kecintaan Dari Allah SWT
Semua orang yang beriman berharap menjadi golongan
orang-orang yang dicintai oleh Allah SWT. Dan Allah mengabarkan kepada
hamba-Nya bahwa golongan yang mendapatkan kecintaan-Nya adalah orang-orang yang
sabar terhadap ujian dan cobaan dari-Nya. Sebagaimana ditegaskan dalam
firman-Nya
“…....., dan Allah itu menyukai/mencintai orang-orang yang
sabar.” (QS. Ali Imran: 146)
.Dan Allah selalu bersama orang-orang yang sabar, seperti
tertulis dalam firman-Nya: “…..…dan bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama
dengan orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)
Yang dimaksud dengan Allah bersama orang-orang yang sabar
adalah penjagaan dan pertolongan Allah SWT selalu menyertai orang-orang yang
sabar. Sebagaimana pula diterangkan dalam hadits berikut ini:
“Ketahuilah olehmu! Bahwasannya datangnya pertolongan itu
bersama dengan kesabaran.” (HR. At Tirmidzi, dari shahabat Ibnu ‘Abbas ra)
4.. Shalawat, Rahmat dan Hidayah Bersama Orang Yang Sabar
Allah SWT senantiasa mencurahkan shalawat, rahmat dan
hidayah-Nya kepada orang-orang yang sabar. Karena jika mereka ditimpa ujian dan
cobaan dari Allah mereka kembalikan urusannya kepada Sang Pencipta, yang
memilikinya.
Sifat mulia yang dimiliki orang yang sabar ini dikisahkan
oleh Allah dalam firman-Nya disurah Al Baqarah, ayat 156-157 : “orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa
ilaihi raaji�uun
(esungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembal).
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan
mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Atas dasar ini, bila kita ditimpa musibah baik besar
maupun kecil, dianjurkan mengucapkan kalimat ini, dan ini yang dinamakan dengan
kalimat istirja’ (pernyataan kembali kepada Allah SWT). Kalimat istirja’ akan
lebih sempurna lagi jika ditambah setelahnya dengan do’a yang diajarkan oleh
baginda Nabi Muhammad saw sebagai berikut :“Ya Allah, berilah ganjaran atas
musibah yang menimpaku dan gantilah musibah itu yang lebih baik bagiku.”
Barangsiapa yang membaca kalimat istirja’ dan berdo’a
dengan do’a di atas niscaya Allah SWTakan menggantikan musibah yang menimpanya
dengan sesuatu yang lebih baik. (Hadits riwayat Al Imam Muslim 3/918 dari
shahabiyah Ummu Salamah.)
Suatu ketika Ummu Salamah ditinggal suaminya Abu Salamah
yang mati syahid di medan perang (jihad). Kemudian beliau mengucapkan do’a ini,
sehingga Allah SWT memenuhi janji-Nya dengan memberikan pendamping (jodoh)
baginya dengan sebaik-baik pendamping yaitu Rasulullah saw. Sesungguhnya Allah
SWT tidak akan mengingkari janji-Nya.
5.. Mendapatkan Ganjaran Yang Lebih Baik Dari Amalannya
Allah SWT memberikan ganjaran bagi orang yang sabar
melebihi usaha atau amalan yang ia lakukan. Sebagaimana firman-Nya :
“……Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah
yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. “ (An Nahl: 126)
Dalam ayat lainnya, Allah SWT menjanjikan akan memberikan
jaminan kepada orang yang sabar dengan ganjaran tanpa hisab (tanpa batas).
Sebagaimana firman-Nya : “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman.
bertakwalah kepada Tuhanmu." Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini
memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya
orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Az
Zumar: 10)
6.. Mendapat Ampunan Dari Allah SWT
Selain Allah memberikan ganjaran yang lebih baik dari
amalannya kepada orang yang sabar, Allah juga memberikan ampunan kepada mereka.
Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya : ”kecuali orang-orang yang sabar
(terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan
dan pahala yang besar”. (Hud: 11)
Dari �Aisyah,
beliau berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada suatu musibah pun yang
menimpa seorang muslim, melainkan Allah SWT telah menghapus dengan musibah itu
dosanya. Meskipun musibah itu adalah duri yang menusuk dirinya.” (HR.
Al-Bukhari no. 3405 dan Muslim 140-141/1062)
7.. Mendapat Martabat Tinggi Di Dalam Surga
Anugerah yang lebih besar bagi orang-orang yang sabar
adalah berhak mendapatkan martabat yang tinggi dalam Surga. Allah SWT berfirman
: “Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam syurga)
karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan
selamat di dalamnya. (Al Furqaan: 75)
8.. Sabar Adalah Jalan Terbaik
Semua uraian di atas menunjukkan bahwa sabar ialah jalan
yang terbaik bagi siapa saja yang menginginkan kebaikan dunia dan akhiratnya.
Dari shahabat Shuhaib bin Sinan, Rasulullah saw bersabda
:
“Sungguh mengagumkan urusan orang mukmin, sungguh semua
urusannya baik baginya, yang demikian itu tidaklah dimiliki seorang pun kecuali
hanya orang yang beriman. Jika mendapat kebaikan (kemudian) ia bersyukur, maka
itu merupakan kebaikan baginya, dan jika keburukan menimpanya (kemudian) ia
bersabar, maka itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
Setiap amalan akan diketahui pahalanya kecuali kesabaran,
karena pahala kesabaran itu, tanpa batas. Sebagaimana firman Allah SWT
“Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan ganjaran/pahala
mereka tanpa batas.” (Az Zumar: 10)
Coba kita renungkan, bukankah kita selalu mampu untuk
bisa sabar dalam menerima ujian-Nya yang berupa nikmat hidup? Mkaa sudah
seharusnya kita juga harus bisa sabar dalam menerima unjian-Nya yang berupa
kehilangan nikmat hidup, istilahnya, jangan mau terima yang enak-enak saja.
Jadi kita sebaiknya harus bisa bersabar dalam menghadapi
segala macam ujian
dalam hidup kita, terutama setelah kita mengetahui
keutamaan besar yang Allah SWT janjikan bagi hamba-Nya yang bersabar.
No comments:
Post a Comment