Jokowi dan Najib |
Pengiriman
tenaga kerja Indonesia ke Malaysia akan dilakukan melalui satu pintu
Model satu pintu akan diterapkan dengan cara menyeleksi
perusahaan pengerah tenaga kerja yang bonafide di Indonesia sebagai pengirim.
Sebaliknya, Malaysia juga akan menyeleksi agen penyalur tenaga kerja
Kesepakatan tersebut dicapai Jumat (06/02), hari kedua kunjungan
Presiden Joko Widodo ke Malaysia.
"Mungkin ke depan hanya ada 10 agen tapi bonafide,"
kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(BNPT2TKI) Nusron Wahid yang mengikuti perundingan bilateral di Kuala Lumpur.
"Kita akan segera menyeleksi agen, baik agen di Malaysia
maupun agen di Indonesia sehingga kalau ada masalah, ya tidak masuk dalam 10
agen tersebut," Nusron Wahid menjelaskan kepada BBC Indonesia.
Format satu pintu akan dirumuskan oleh tim kedua negara sebelum
pertemuan tingkat menteri pada akhir bulan ini.
Kekurangan PRT
Pengiriman tenaga kerja lewat satu pintu dapat mencegah
penyelundupan manusia dan tenaga kerja gelap. Selama ini tenaga kerja
Indonesia ke Malaysia diberangkatkan oleh sekitar 515 perusahaan dan banyak
pula yang berangkat lewat jalur tidak resmi.
Oleh sebab itu,
Menurut Nusron Wahid, tidak mengherankan bila terdapat 105.000 tenaga kerja
ilegal yang masuk ke Malaysia pada tahun 2014, sedangkan yang resmi hanya 4.000
orang.
Rencana pengiriman
tenaga kerja Indonesia melalui satu pintu resmi akan membantu mengurangi
kekurangan tenaga kerja sektor pekerja domestik di Malaysia.
Itulah yang diharapkan
oleh presiden Persatuan Agensi Pembantu Rumah Asing (PAPA) Malaysia, Jeffrey
Foo.
"Saya sambut baik
karena ini adalah satu jalan keluar yang baik setelah kita menghadapi masalah
setelah moratorium dilepas, sudah dua atau tiga tahun lalu tapi masih kesulitan
mengambil pekerja domestik dari Indonesia yang mencukupi," ungkap Foo.
Perlindungan
Persoalan tersebut,
lanjutnya, timbul karena perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia mengutip biaya
tinggi untuk pengiriman pekerja domestik.
Jeffrey Foo
memperkirakan saat ini Malaysia kekurangan 30.000 pekerja domestik dan
mayoritas majikan menginginkan tenaga kerja dari Indonesia.
Baik Nusron Wahid
maupun Jeffrey sepakat bahwa pengiriman satu pintu akan memberikan perlindungan
lebih kepada tenaga kerja.
Agen akan dimintai
tanggung jawab untuk melatih tenaga kerja sebelum diberangkatkan dan memberikan
asuransi keselamatan tenaga kerja.
Selain itu, agen
diharuskan memastikan tenaga kerja diperlakukan baik oleh majikan dan gaji
dibayar sesuai dengan kontrak.
Namun belum jelas apakah penerapan satu pintu bisa berjalan baik
mengingat pengiriman tenaga kerja secara gelap selama ini sulit diberantas.(BBC)
No comments:
Post a Comment