Lokasi Desa Kanding di Banyumas, Jawa Tengah tidaklah terlalu
sulit dicapai. Desa berjarak sekitar 20 kilometer arah tenggara Kota Purwokerto
itu terletak di jalan provinsi penghubung antara Banyumas menuju Banjarnegara.
Kantor desanya berada di pinggir jalan raya.
Seperti desa-desa umumnya di Banyumas, warga setempat umumnya
berprofesi sebagai petani, baik di sawah maupun di perkebunan.
Sebelum menjadi warga Suriname, kakek buyut calon Presiden
Suriname Raymond Sapoen diduga berasal dari desa tersebut. Dia diduga dikirim
pemerintah kolonial Belanda ke Suriname sebelum era kemerdekaan.
Sangkaan itu pertama kali dilontarkan Arie Grobbee, warga
keturunan Belanda yang kini bermukim di Desa Karangbanjar, Purbalingga.
Arie juga anggota Paguyuban Sambungroso Jawa-Suriname yang
merupakan paguyuban orang Jawa di Suriname, Indonesia, serta wilayah lainnya di
seluruh dunia.
Ditemui di rumahnya pada Rabu (04/02), Grobbee mengungkapkan
bagaimana awal kisah dia menelusuri riwayat Raymond Sapoen.
Grobbee mengaku menghubungi seorang temannya di Belanda, August
de Man, begitu melihat ada nama Sapoen pada Raymond Sapoen, beberapa waktu
lalu.
“Teman saya memberikan data mengenai siapa jati diri Sapoen
beserta fotonya. Saya kaget, ternyata dari data arsip yang dimiliki Pemerintah
Belanda tersebut, Sapoen berasal dari Desa Kanding, Banyumas. Data tersebut
menyebutkan bahwa Sapoen berangkat dari Batavia pada 1928 ke Suriname. Waktu itu,
tempat yang dituju adalah Paramaribo,” jelasnya.
Pada situs Arsip Nasional Belanda, BBC memang menemukan nama
Sapoen dalam daftar warga Hindia Belanda yang dikirim pemerintah kolonial
Belanda ke Suriname.
Tertera dalam daftar tersebut, Sapoen diberangkatkan ke
Paramaribo pada 30 Juni 1928 menggunakan kapal bernama Merauke II. Asal Sapoen
dari Desa Kanding, Banyumas, juga disebutkan.
Dalam sepekan terakhir, Arie menyatakan dirinya mencari tahu
apakah masih ada kerabat Sapoen yang hidup di Desa Kanding.
“Saya mulai melakukan pencarian melalui kepala desa (Kades),
selanjutnya ke warga Desa Kanding. Setelah saya telusuri, ternyata ada yang
mengenal wajah Sapoen. Ketika itu saya sodorkan foto, ada warga bernama Radam.
Dan saya juga menemukan warga bernama Parsono yang mirip dengan wajah Raymond
Sapoen,” katanya.
Penelusuran kerabat di desa
Setelah itu, BBC
mencoba menelusuri sejumlah warga yang diyakini masih kerabat Sapoen. Adalah
Radam, pria berusia 83 tahun, yang mengaku kenal dengan Sapoen.
Ia mengenali Sapoen
begitu melihat foto Sapoen yang disodorkan kepadanya. “Ya ini Sapoen. Saya
masih ingat,” kata Radam yang masih terbilang kerabatnya.
Menurutnya, Sapoen
memang pergi merantau, tetapi tidak pernah kembali. “Saya mengenalnya, namun
Kang Sapoen tidak pernah datang lagi ke desa ini. Saya juga tidak tahu perginya
ke mana,” ujarnya.
Hanya saja, kalau
ditilik dari usianya, Radam lahir pada 1932. Padahal dalam data arsip
pemerintah Belanda tersebut, Sapoen berangkat ke Suriname pada 1928. Bagaimana
mungkin Radam tahu Sapoen sebelum ia lahir? Tetapi Kepala Desa Kanding, Awal
Nurhandoko, punya alasan lain.
“Warga desa khususnya
yang lahir sebelum zaman kemerdekaan, tidak pernah tahu pasti kapan lahirnya.
Sehingga bisa saja sebetulnya Mbah Radam lahir jauh sebelum tahun 1932. Lihat
saja, secara fisik Mbah Radam sudah sepuh (tua) seperti itu,” kata Awal.
Dia mengamini bahwa
banyak warga Desa Kanding yang pergi merantau dan menjadi pekerja di Sumatra,
bahkan di Suriname saat zaman penjajahan. “Kalau cerita soal itu, banyak yang
menjadi saksi hidup. Tidak sedikit penduduk yang merantau dan tidak pernah
kembali lagi ke Kanding,” ungkapnya.
Mungkinkah ada Sapoen lain?
Dari data arsip
pemerintahan Belanda, sepanjang 1920-1928 ada sebanyak 2.665 warga di
Karesidenan Banyumas yang berangkat ke Suriname. Mereka dipekerjakan oleh
Belanda di sektor pertanian dan perkebunan. “Data tersebut memang menguatkan
cerita kakek-kakek kami di sini bahwa banyak warga Kanding yang pergi merantau.
Kemungkinan salah satunya adalah Sapoen,” jelasnya.
Meski begitu, Awal
tidak mau langsung memastikan bahwa Sapoen adalah warga Desa Kanding. Sebab, di
Desa Kanding, tidak hanya Sapoen yang berkerabat dengan Radam saja yang pergi
tanpa kembali. Ada pula Sapoen lainnya.
“Setelah ada informasi
mengenai Sapoen, saya juga melakukan pencarian di desa ini. Ternyata ada nama
Sapoen lainnya. Tetapi, itu sangat sulit dicari, sebab kerabatnya sudah tidak
ada semuanya,” tambah Awal.
Jika
yang menjadi patokan adalah kemiripan wajah Raymond Sapoen dengan kerabat
Sapoen yang ada di Desa Kanding, keluarga Radam dan familinya memang sangat
mirip.
“Lihat saja Parsono. Wajahnya sangat mirip dengan Raymond
Sapoen. Dia juga masih kerabat dari Sapoen yang pergi merantau tersebut,”
ungkapnya.
Parsono yang kini berusia 43 tahun memang tidak terlalu tahu
silsilah keluarganya. Hanya saja, kakek dan orang tuanya pernah bercerita
mengenai Sapoen. “Tetapi waktu saya diceritai soal itu, tidak terlalu
memperhatikan,” katanya.
Tetapi setelah dia diminta komentarnya mengenai foto Raymond
Sapoen, Parsono tersenyum. “Kok bisa ya mirip dengan wajah saya? Saya juga
heran. Bahkan, kaget juga ketika pertama kali Pak Arie Grobbee datang ke sini
dan menyerahkan foto Pak Raymond Sapoen. Bahkan, saya diberitahu kalau dia
sekarang jadi capres di Suriname. Itu yang kian membuat terkejut. Barulah
setelah ada informasi itu, saya mengingat-ingat cerita yang pernah disampaikan
kakek dan bapak saya,” ujarnya.
Namun, Parsono tidak ingin gegabah mengklaim kalau Raymond
Sapoen merupakan kerabatnya.
“Saya tidak inginlah mengaku-aku. Makanya, saya tidak terlalu
banyak bicara sebetulnya. Kalau wajah mirip, sih iya. Namun, saya tidak ingin
langsung menyatakan kalau Raymond Sapoen kerabat saya. Malu lah kalau memang
tidak benar. Tetapi, secara tulus, entah itu kerabat saya atau bukan, saya juga
mendoakan supaya Pak Raymond Sapoen jadi presiden. Siapa tahu benar, kakeknya
dia asli dari Kanding,” katanya seraya tersenyum.
Kisah Raymond Sapoen yang kini menjadi capres di Suriname memang
semakin membuat heboh warga Kanding dan Banyumas. Apalagi, setelah ramai muncul
di media.
Warga Desa Kanding memang sama sekali tidak mengenal Raymond
Sapoen. Namun, mereka berharap kalau kakeknya berasal dari Kanding. Harapan
lainnya adalah, dia menjadi presiden. Karena jika benar, tentunya sangat
membanggakan keturunan dari Kanding, Banyumas menjadi seorang presiden di Suriname.
Keterangan: BBC Indonesia
sedang mencari konfirmasi kepada pihak Raymond Sapoen di Suriname mengenai
dugaan keterkaitan ini. (BBC)
No comments:
Post a Comment