Moeldoko: Perundingan sengketa perbatasan RI-Malaysia
'sulit maju'
Jenderal Moeldoko mengatakan penyelesaian masalah
perbatasan memerlukan waktu.
Sembilan titik perbatasan darat antara wilayah Indonesia
dan Malaysia belum terselesaikan dan masuk ke dalam agenda pembicaraan Presiden
Joko Widodo dalam kunjungan ke negara tetangga itu pada 5-6 Februari.
Hal itu dikatakan oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko
Kamis (05/02).
"Penyelesaian perbatasan yang masih dispute
(dipersengketakan) antara Malaysia dan Indonesia sampai dengan saat ini sungguh
sulit majunya," kata Jenderal Moeldoko kepada BBC Indonesia," kata
Moeldoko.
"Ada sembilan persoalan perbatasan yang belum
maju-maju."
Selain sembilan titik, terutama di sepanjang perbatasan
antara Kalimantan dan negara bagian Sabah dan Serawak, terdapat perselisihan
laut yang mencuat baru-baru ini.
Kasus tersebut menjadi perhatian setelah Malaysia
membangun tiang pancang di Tanjung Datu, Kalimantan Barat, padahal daerah itu
masuk merupakan wilayah abu-abu.
Pendekatan yang dibawa Jokowi merupakan suatu pendekatan
yang amat proaktif apabila beliau mengambil langkah menjadikan Malaysia sebagai
negara pertama di mana beliau memulai lawatan setelah menjadi presiden.
Prof Mohammad Redzuan Othman
Istilah itu dimaksudkan untuk menyebut wilayah yang
kepemilikan belum ditetapkan.
"Persoalan-persoalan ini sebenarnya kalau kita
sepakat itu grey area yang sesungguhnya tidak boleh lagi ada kegiatan harusnya
juga harus ditaati bukan hanya dipahami," tegas Moeldoko.
Pendekatan proaktif Jokowi
Panglima TNI menambahkan diperlukan kesabaran untuk sabar
dan saling memahami guna menyelesaikan perselisihan kepemilikan wilayah.
Pengamat politik dari Universitas Malaya, Profesor
Mohammad Redzuan Othman, sepakat bahwa saling memahami amat diperlukan dalam
perundingan kedua negara meskipun sengketa wilayah merupakan yang sudah
berlangsung lama.
Kunjungan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak ke Indonesia
tahun lalu dan kunjungan kenegaraan pertama Presiden Joko Widodo ke Malaysia
dapat dianggap sebagai langkah positif.
"Pendekatan yang dibawa Jokowi merupakan suatu
pendekatan yang amat proaktif apabila beliau mengambil langkah menjadikan
Malaysia sebagai negara pertama di mana beliau memulai lawatan setelah menjadi
presiden," tutur Redzuan Othman.
Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo disambut PM Najib Razak ketika tiba
di Bandara KLIA.
Itu merupakan suatu tanda yang cukup positif bahwa
hubungan kedua negara ini amat erat dan kesediaan untuk berunding itu mengatasi
dari pada pendekatan-pendekatan yang lain."
Menurutnya, pendekatan musyawarah dan semangat
kekeluargaan yang ditempuh selama ini tetap relevan sebab akan membuahkan hasil
lebih baik sedangkan opsi lain seperti perang, tidak dapat diterima di era
sekarang. (BBC)
No comments:
Post a Comment