Perjalanan yang belum selesai (216)
Takdir, sesuai Fitrah manusia (freedom of will)
Semua takdir Allah termasuk rezeki, kematian, dan jodoh
manusia, dan gerak semua mahluk sudah ditentukan Allah dalam kitab:"Lauh
Mahfuzh" .
Termasuk daun yang jatuh dari dahannya sudah ditetapkan
dalam kitab itu.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan semua takdir seluruh makhluk sejak lima
puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi”. (HR. Muslim no.
2653).
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak
pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah”. (QS. Al-Hadid : 22).
Namun seiring dengan Takdir itu Allah menyertakan Takdir
itu sesuai dengan fitrah manusia (Feedom of will) yang diberikan pada manusia.
Fitrah manusia adalah butuh makan dan minum agar dia bisa
bertahan hidup, kalau dizaman Batu (Era Nabi Adam) manusia tinggal mencari
makanan yang memang sudah atas kehendak Allah tumbuh di hutan, kini di zaman
modern bila kita memerlukan beras, gandum, singkong, kita harus tanam dulu di
sawah/ladang.
Atau kalau kita sebagai buruh/karyawan kita tunggu dulu
gajian baru bisa membeli makanan itu. Besarnya gaji tentu saja seberapa besar
ke professional anda dihargai.
Banyak firman Allah dan Hadist yang mewajibkan agar
setiap muslim untuk bekerja dan belajar secara professional, agar mereka bisa
mensyukuri nikmat Allah, agar berbahagia dunia akherat.
Namun kadang ketika rezeki sudah melimpah di kantong
kita, kita lupa bersyukur, malah sombong seakan 99 persen rezeki yang dia
peroleh adalah semata dari hasil kerja keras dia sendiri, satu persen berasal
dari doa. Padahal rezeki 100 persen sudah ditentukan Allah.
Setelah kita jatuh bangkrut dan melarat baru kita
menyadari bahwa semua itu sudah ditentukan Allah, namun kesadaran yang telat
ini lebih baik, sebelum nyawa di tenggorokan kita diberi kesempatan Allah untuk
bertaubat.
Dulu ada seorang bertanya pada Nabi Muhammad bahwa dia
sampai usia 60 tahun selalu berbuat maksiat.
Jawab Nabi, kalau kalian Taubat dan iklas menjalankan
sisa umur dengan Taubat, beribadah mendekati pada Allah, maka Allah akan
mengampuni seluruh dosa-dosa semua.
Sebaliknya bila pada usia itu kamu tetap melanjutkan
berbuat maksiat, tidak bertaubat, maka Allah akan mengazab kita bila masuk
neraka.
Jangan sampai kita mengulangi sifat sombong dan angkuh
Raja Namrud Firaun, karena sangat kaya dan berkuasa hingga mengangkat dirinya
sebagai Tuhan.
Raja Namrud Firaun baru menyadari dirinya bukanlah Tuhan,
setelah nyawanya sudah sampai di tenggorokan, yang sudah tidak ada lagi
kesempatan untuk Taubat,
Raja Namrud Firaun tewas ditenggelamkan Allah setelah
Nabi Musa melalui Malaikat Jibril diperintahkan untuk memukul tongkatnya di
tepi laut mati, agar dia bersama pengikutnya menyeberang laut itu, Setelah Nabi
Musa dan pengikutnya sampai di tepi pantai seberang, dan Raja Namrud Firaun
bersama bala tentaranya baru sampai di tengah laut, dipukul kembali Tongkat Nabi Musa, sehingga dengan seijin
Allah laut menenggelamkan Namrud Firaun dan Pengikutnya di tengah laut mati.
Para peneliti kemudian menemukan mumi Namrud Firaun di
salah satu Piramid di mesir.
Setelah di otopsi, para ahli menyimpulkan Namrud tewas
akibat tenggelam. Mayatnya pada masa kerajaan Firaun (Raja Ramses) ditemukan
rakyat tengah tergeletak di tepi pantai laut Mati.
Kemudian setelah dibawa pada Raja Firaun (Ramses)
berikutnya, maka diputuskan mayat Namrud dimumi dan ditaruh di Piramid. Jadi
apa yang telah diabadikan Allah di Al Quran, sama persis dengan hasil
penelitian para ahli pada abad ke-20 ini, agar menjadi pelajaran bagi manusia
yang masih hidup.
Nabi Musa sebelum mengandalkan muzizat Allah, melakukan
ikhtiarnya sebagai manusia, yaitu mencoba lari menghindar dari pedangnya Raja
Namrud. Jadi Takdir itu dilakukan sesuai fitrah manusia (Freedom of will) yang
dikaruniai Allah pada manusia.Tidak bisa kita berdoa, lalu turun makanan di
depan mata kita, tanpa adanya ikhtiar usaha kita sendiri untuk mempersiapkan
makanan itu.
No comments:
Post a Comment