Perjalanan yang belum selesai (225)
Berhenti cuci carah (Hemo dialysis) setelah 17 tahun.
Innalillahi Wainnailaihi Rojiun semua manusia berasal
dari Allah, akhirnya akan kembali ke penciptanya (akan merasakan mati
(Meninggal)
Itulah yang dialami dua rekan saya sesama pasien Cuci
Darah di rumah sakit milik angkatan udara republik Indonesia (AURI) rumah sakit
dr esnawan antariksa, Halim Perdana Kusumah, Jakarta Timur.
Datang kabar dari Pak Tio (pak Cecep) rekan sama-sama
berdinas di AURI, bernama Pak Supri (56 tahun)
‘’Pak Supri meninggal 10 hari lalu sepulangnya dia cuci
darah di rs dr esnawan antariksa, kata Pak Cecep, 61 tahun, pensiunan kolonel,
yang tengah didampingi Istrinya di ruang tunggu HD
Bila pak Cecep menjalani HD sudah berlangsung 6 tahun,
pak Supri yang dengan setia di dampingi istrinya selama HD selama 17 tahun
terakhir, sejak ia masih berdinas aktif, dan mulai pensiun tahun lalu.
Rekan saya kedua yang sudah ditakdirkan Allah meninggal
Sabtu pekan lalu adalah sri hartati, dan sepekan terakhir darah mengucur terus
dari seminonya akibat pencairan darah. Ibu ini dalam setahun terakhir selain
cuci darah juga terjadi kelainan pada empedu, yang menyebabkan kulitnya menghitam.
‘’Kerja saya sehari-hari belakangan ini adalah
memperbanyak istighfar dan berzikir,’’ itulah yang bisa saya lakukan pada badan
yang semakin lemauh dan tidak kuat lagi memasak.’’ Kata Ibu Sri Hartati (61
tahun,) yang suaminya dengan setia mengantarnya HD di RS, Rabu kemarin, suami
ibu Sri tanpak membawa 60 boks makanan bagi para perawat dan karyawan HD,
sebagai ungkapan terima kasih.
Pak Supri pernah bercerita, bahwa dia terkena gagal
ginjal bukan akibat darah tinggi dan diabetes yang menjadi penyebab gagal
ginjal , namun akibat ginjal yang mengecil.
Kebiasaan Pak Supri ketika berdinas di Pangkalan Angkatan
Udara pulau Natuna, adalah makan pagi, minumnya soda dalam kaleng, makan siang
minumnya soda dalam juga untuk makan malam.
‘’Sumur di Natuna keruh, sehingga karena singapura adalah
kota paling dekat, memungkin pasokan soda melimpah ke pulau Natuna, saya kan
tidak tahu kalau kerap minum berbagai merk soda bisa menyebabkan ginjal
mengecil,
‘’Tapi saya bersyukur bisa melalui cuci darah selama 17
tahun, dulu pada tahun awal saya cuci darah, kebanyakan pasien satu sampai tiga
tahun bertahan datang, selanjutnya banyak yang tidak muncul lagi, terutama yang
tidak memiliki Askes, entah mereka pindah ke rs lain, atau tidak sanggup
membayar biaya HD.
Bagi Pak Supri dan Ibu Sri Hartati rupanya rezekinya
sudah ditentukan sampai disitu seperti Kata Allah dalam kitab: "Lauh Mahfuzh" .
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan semua takdir seluruh makhluk sejak lima puluh
ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi”. (HR. Muslim no. 2653).
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak
pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah”. (QS. Al-Hadid : 22).
Ada rekan saya yang lain bilang: yang menjadi masalah
bagaimana menghadapi hidup, bukan kematian, alasannya kematian kan berakhirnya
penderitaan.
Rekan saya ini memang mengalami penderitaan sepanjang
tahun, setiap hari dia harus menggaruk gatal –gatal di seluruh tubuh, sampai
sekujur kakinya melepuh, luka dan infeksi, akibat bengkak di kedua kakinya
Saya bilang, kematian bukanlah akhir dari kehidupan, tapi
awal kehidupan lain yang hakiki di akherat, setelah melalui alam kubur.
Sedanglam kematian itu seperti banyak firman Allah dan
Hadist Nabi Muhammad rasanya sakit seperti ditusuk ribuan duri. Lamanya
sakratul maut (ketika nyawa dicabut Malaikat) tergantung amal saleh kita
sewaktu hidup. Walaupun waktu kematian ukuran dunia hanya 3 detik, tapi di alam
barzah bisa mencapai 6 bulan.
Jadi kematian bukan akhir dari penderitaan, malah awal.
Namun kalau musibah sakit mengenai hambanya yang
bertawakal dan sabar, maka sakit itu adalah nikmat Allah untuk hambanya, yaitu
menghapus dosa, dan menaikkan derajat manusia, karena dengan sakit agar kita
bertaubat dan semakin dekat pada Allah dengan memperbanyak istighfar, tasbih
dan ibadah lain.
Lalu apa yang bisa membuat kita bahagia di dunia, tanyamdia.
kata saya, banyak Firman Allah dan Sabda Nabi, bahwa dimata Allah Dunia itu
hina dina penuh dengan tipu daya.
Saya juga bilang: dulu ketika muda saya kira uang banyak
bisa membahagiakan kita, sehingga pekerjaan yang bikin kaya mendadak seperti
spekulasi di perdagangan valas pun saya lakukan.
Padahal Islam mengharamkan mencari nafkah ke bidang ada unsur
judi dan spekulasi seperti perdagangan Valas
Kebahagian itu , seperti kata para Ustad di radio Rodja
(click di webside ini) ada di hati, kebahagiaan yang sesungguhnya adalah keketakwaan
kita pada Allah, bukan harta, bukankah Manusia terbaik,disisi Allah, orang yang
paling bertakwa, bukan paling kaya, paling berkuasa, lihat banyak orang kaya di
dunia akhir hidupnya menderita.
Hughes, pemilik pembuat pesawat terbang di AS, walaupun
kaya raya akhirnya meninggal karena kekurangan gizi (nutrisi), karena saking
takutnya pada bakteri pada makanan, sop terus terusan dipanasi, akhinya nutrisi
di sayur sop hilang, kan bakteri di tubuh ada bakteri baik yang positif
bagi kesehatan.
Robin William, bintang film komedi AS meningal gantung diri
di apartemen mewahnya di San Francisco.
Penyanyi kaya AS Witney Houston, meninggal karena over dosis
narkoba. Jadi banyak orang kaya
meninggal akibat stress. Jadi
apakah harta melimpah bisa membahagiakan kita, tidak.
Kekayaan kita nomer satu adalah ketakwaaan kita. Semakin
tinggi ketakwaan kita akan Allah berikan rezeki yang kadang kita tidak
sangka-sangka. Yang penting selain berdoa juga usaha (ikhtiar)
Jamgan putus asa, karena kata Allah berdoalah kamu pasti
aku kabulkan permintaan (doa kamu).
Kalau Allah berkehendak maka Kun Faya Kun, Jika Allah
berkehendak, maka jadi-maka jadilah.
Kalau kita lihat Cerita Allah di Al Quran, ketika Nabi
Zakaria telah berusia 100 tahun dan Istrinya berusia 90 tahun. Dalam doanya
Nabi zakaria: ‘’ Ya Allah, tulang ku sudah rapun rambutku sudah beruban semua,
badan ku lemah, sedangkan Istriku Mandul;’, maka doa Nabi Zakaria yang dia
lakukan puluhan tahun, langsung dikabulkan Allah pada usia 100 tahun, dan Allah
memberikan Nabi Zakaria dengan anak yang namanya diberi Allah langsung yaitu
Nabi Yahya.
Nabi Ayub menderika sakit tahunan, seluruh badannya
korengan sampai berulat sampai Nabi Ayub ditinggal Istri dan anaknya.
Setelah puluhan tahun berdoa, baru Nabi Ayub disembuhkan,
dan anak istrinya pun kembali ke pangkuannya. Juga kisah Nabi Yunus yang
ditelan ikan paus, dilekuarkan Allah setelah berdoa.
Jadi janji Allah dalam firmannya: berdoalah kepadaku
pasti aku kabulkan. Kalau tidak di dunia Allah akan mengabulkan doa kita di
akherat. Yang penting kita bersabar. Kesabaran seperti dicontohkan Nabi
Zakaria, Nabi Ayub dan Nabi Yunus dan nabi lainnya.
Nabi Nuh sendiri berdakwah dengan penuh kesabaran sampai
950 tahun, walaupun istrinya tetap ingkar pada Allah.
Sabar Menurut Al-Qur'an dan Hadist
"Dalam diri kita terkadang begitu sulit untuk
bersabar untuk suatu hal, entah itu terkena musibah atau sedang di uji
oleh-Nya, banyak sekali Ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadist Rasulullah S.A.W yang
menjelaskan tentang sabar, berikut ada sedikit uraian tentang makna sabar,
semoga artikel ini dapat menambah kesabaran kita dan bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin..."
Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala
urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat
kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia
bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik
untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui)
bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)
Sekilas Tentang Hadits
Hadits ini merupakan hadits shahih dengan sanad
sebagaimana di atas, melalui jalur Tsabit dari Abdurrahman bin Abi Laila, dari
Suhaib dari Rasulullah SAW, diriwayatkan oleh :
- Imam Muslim dalam Shahihnya, Kitab Al-Zuhud wa
Al-Raqa’iq, Bab Al-Mu’min Amruhu Kulluhu Khair, hadits no 2999.
- Imam Ahmad bin Hambal dalam empat tempat dalam
Musnadnya, yaitu hadits no 18455, 18360, 23406 & 23412.
- Diriwayatkan juga oleh Imam al-Darimi, dalam Sunannya,
Kitab Al-Riqaq, Bab Al-Mu’min Yu’jaru Fi Kulli Syai’, hadits no 2777.
Makna Hadits Secara Umum
Hadits singkat ini memiliki makna yang luas sekaligus
memberikan definisi mengenai sifat dan karakter orang yang beriman. Setiap
orang yang beriman digambarkan oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang memiliki
pesona, yang digambarkan dengan istilah ‘ajaban’ ( عجبا ). Karena sifat dan
karakter ini akan mempesona siapa saja.
Kemudian Rasulullah SAW menggambarkan bahwa pesona
tersebut berpangkal dari adanya positif thinking setiap mu’min. Dimana ia
memandang segala persoalannya dari sudut pandang positif, dan bukan dari sudut
nagatifnya.
Sebagai contoh, ketika ia mendapatkan kebaikan,
kebahagian, rasa bahagia, kesenangan dan lain sebagainya, ia akan refleksikan
dalam bentuk penysukuran terhadap Allah SWT. Karena ia tahu dan faham bahwa hal
tersebut merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada dirinya. Dan tidaklah
Allah memberikan sesuatu kepadanya melainkan pasti sesuatu tersebut adalah
positif baginya.
Sebaliknya, jika ia mendapatkan suatu musibah, bencana,
rasa duka, sedih, kemalangan dan hal-hal negatif lainnya, ia akan bersabar.
Karena ia meyakini bahwa hal tersebut merupakan pemberian sekaligus cobaan bagi
dirinya yang pasti memiliki rahasia kebaikan di dalamnya. Sehingga refleksinya
adalah dengan bersabar dan mengembalikan semuanya kepada Allah SWT.
Urgensi Kesabaran
Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang
bertaqwa kepada Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran
merupakan setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin
dipisahkan dari keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti
kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran,
sebagaimana juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Oleh karena itulah
Rasulullah SAW menggambarkan tentang ciri dan keutamaan orang yang beriman
sebagaimana hadits di atas.
Namun kesabaran adalah bukan semata-mata memiliki
pengertian "nrimo", ketidak mampuan dan identik dengan ketertindasan.
Sabar sesungguhnya memiliki dimensi yang lebih pada pengalahan hawa nafsu yang
terdapat dalam jiwa insan. Dalam berjihad, sabar diimplementasikan dengan
melawan hawa nafsu yang menginginkan agar dirinya duduk dengan santai dan
tenang di rumah. Justru ketika ia berdiam diri itulah, sesungguhnya ia belum
dapat bersabar melawan tantangan dan memenuhi panggilan ilahi.
Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi,
baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan
baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat dikatakan tidak sabar, jika ia
menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar dalam ibadah
diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari
tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan
shalat secara berjamaah. Sehingga sabar tidak tepat jika hanya diartikan dengan
sebuah sifat pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan antara sifat aktif
dengan sifat pasif.
Makna Sabar
Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa
Arab, dan sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Asal katanya adalah
"Shobaro", yang membentuk infinitif (masdar) menjadi
"shabran". Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah.
Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur'an:
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang
menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan
kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami
lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melewati batas. (QS. Al-Kahfi/ 18 : 28)
Perintah untuk bersabar pada ayat di atas, adalah untuk
menahan diri dari keingingan ‘keluar’ dari komunitas orang-orang yang menyeru
Rab nya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus
juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan
orang-orang yang lalai dari mengingat Allah SWT.
Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah:
Menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi,
kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari
perbuatan yang tidak terarah.
Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan
bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada
juga dikemukakan oleh Imam al-Khowas, bahwa sabar adalah refleksi keteguhan untuk
merealisasikan al-Qur'an dan sunnah. Sehingga sesungguhnya sabar tidak identik
dengan kepasrahan dan ketidak mampuan. Justru orang yang seperti ini memiliki
indikasi adanya ketidak sabaran untuk merubah kondisi yang ada, ketidak sabaran
untuk berusaha, ketidak sabaran untuk berjuang dan lain sebagainya.
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk sabar ketika
berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya
adalah menggunakan senjata (perang). Artinya untuk berbuat seperti itu perlu
kesabaran untuk mengenyampingkan keiinginan jiwanya yang menginginkan rasa
santai, bermalas-malasan dan lain sebagainya. Sabar dalam jihad juga berarti
keteguhan untuk menghadapi musuh, serta tidak lari dari medan peperangan. Orang
yang lari dari medan peperangan karena takut, adalah salah satu indikasi tidak
sabar.
Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur'an
Dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang berbicara
mengenai kesabaran. Jika ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali
disebut dalam al-Qur'an, kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik
berbentuk isim maupun fi'ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi
perhatian Allah SWT, yang Allah tekankan kepada hamba-hamba-Nya. Dari ayat-ayat
yang ada, para ulama mengklasifikasikan sabar dalam al-Qur'an menjadi beberapa
macam;
1. Sabar merupakan perintah Allah SWT. Hal ini
sebagaimana yang terdapat dalam QS.2: 153: "Hai orang-orang yang beriman,
mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar."
Ayat-ayat lainnya yang serupa mengenai perintah untuk
bersabar sangat banyak terdapat dalam Al-Qur'an. Diantaranya adalah dalam QS.3:
200, 16: 127, 8: 46, 10:109, 11: 115 dsb.
2. Larangan isti'ja l(tergesa-gesa/ tidak sabar), sebagaimana
yang Allah firmankan (QS. Al-Ahqaf/ 46: 35): "Maka bersabarlah kamu
seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan
janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…"
3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar, sebagaimana
yang terdapat dalam QS. 2: 177: "…dan orang-orang yang bersabar dalam
kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang
benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa."
4. Allah SWT akan mencintai orang-orang yang sabar. Dalam
surat Ali Imran (3: 146) Allah SWT berfirman : "Dan Allah mencintai
orang-orang yang sabar."
5. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar.
Artinya Allah SWT senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah
berfirman (QS. 8: 46) ; "Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah
itu beserta orang-orang yang sabar."
6. Mendapatkan pahala surga dari Allah. Allah mengatakan
dalam al-Qur'an (13: 23 - 24); "(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke
dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya,
isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke
tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun
`alaikum bima shabartum" (keselamatan bagi kalian, atas kesabaran yang kalian
lakukan). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu."
Inilah diantara gambaran Al-Qur'an mengenai kesabaran.
Gembaran-gambaran lain mengenai hal yang sama, masih sangat banyak, dan dapat
kita temukan pada buku-buku yang secara khusus membahas mengenai kesabaran.
Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam Hadits.
Sebagaimana dalam al-Qur'an, dalam hadits juga banyak
sekali sabda-sabda Rasulullah SAW yang menggambarkan mengenai kesabaran. Dalam
kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan
sabar. Secara garis besar, hadits-hadits tersebut menggambarkan kesabaran
sebagai berikut;
1. Kesabaran merupakan "dhiya' " (cahaya yang
amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap
kegelapan. Rasulullah SAW mengungkapkan, "…dan kesabaran merupakan cahaya
yang terang…" (HR. Muslim)
2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan
dilatih secara optimal. Rasulullah SAW pernah menggambarkan: "…barang
siapa yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan
menjadikannya seorang yang sabar…" (HR. Bukhari)
3. Kesabaran merupakan anugrah Allah yang paling baik.
Rasulullah SAW mengatakan, "…dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu
yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran." (Muttafaqun Alaih)
4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri
orang mu'min, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; "Sungguh
menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik.
Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal
tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau
kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik
baginya." (HR. Muslim)
5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga.
Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku
mendengar Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman, "Apabila
Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian dia bersabar, maka aku
gantikan surga baginya." (HR. Bukhari)
6. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas'ud dalam
sebuah riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas'ud
berkata"Seakan-akan aku memandang Rasulullah SAW menceritakan salah
seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap
darah dari wajahnya seraya berkata, 'Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena
sesungguhnya mereka tidak mengetahui." (HR. Bukhari)
7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah
SAW pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata,
bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Orang yang kuat bukanlah yang pandai
bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika
marah." (HR. Bukhari)
8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah SAW
menggambarkan dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullan SAW
bersabda, "Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit,
kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang
menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal
tersebut." (HR. Bukhari & Muslim)
9. Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang
tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah
sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal
yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah SAW
mengatakan; Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya
kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus
mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, 'Ya Allah, teruskanlah hidupku ini
sekiranya hidup itu lebih baik unttukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu
lebih baik bagiku." (HR. Bukhari Muslim)
Bentuk-Bentuk Kesabaran
Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga hal; sabar
dalam ketaatan kepada Allah, sabar untuk meninggalkan kemaksiatan dan sabar
menghadapi ujian dari Allah:
1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah. Merealisasikan
ketaatan kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena secara tabiatnya, jiwa
manusia enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya,
terdapat tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk sabar. Pertama karena
malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat. Kedua karena bakhil (kikir), seperti
menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena keduanya, (malas dan kikir), seperti
haji dan jihad.
Kemudian untuk dapat merealisasikan kesabaran dalam
ketaatan kepada Allah diperlukan beberapa hal,
(1) Dalam kondisi sebelum melakukan ibadah berupa memperbaiki
niat, yaitu kikhlasan. Ikhlas merupakan kesabaran menghadapi duri-duri riya'.
(2) Kondisi ketika melaksanakan ibadah, agar jangan
sampai melupakan Allah di tengah melaksanakan ibadah tersebut, tidak malas
dalam merealisasikan adab dan sunah-sunahnya.
(3) Kondisi ketika telah selesai melaksanakan ibadah,
yaitu untuk tidak membicarakan ibadah yang telah dilakukannya supaya diketahui
atau dipuji orang lain.
2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan
kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar, terutama pada kemaksiatan
yang sangat mudah untuk dilakukan, seperti ghibah (baca; ngerumpi), dusta,
memandang sesuatu yang haram dsb. Karena kecendrungan jiwa insan, suka pada
hal-hal yang buruk dan "menyenangkan". Dan perbuatan maksiat identik
dengan hal-hal yang "menyenangkan".
3. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah,
seperti mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi ataupun inmateri;
misalnya kehilangan harta, kehilangan orang yang dicintai dsb.
Aspek-Aspek Kesabaran sebagaimana yang Digambarkan dalam
Hadits
Dalam hadits-hadits Rasulullah SAW, terdapat beberapa
hadits yang secara spesifik menggambarkan aspek-aspek ataupun kondisi-kondisi
seseroang diharuskan untuk bersabar. Meskipun aspek-aspek tersebut bukan
merupakan ‘pembatasan’ pada bidang-bidang kesabaran, melainkan hanya sebagai
contoh dan penekanan yang memiliki nilai motivasi untuk lebih bersabar dalam
menghadapi berbagai permasalahan lainnya. Diantara kondisi-kondisi yang
ditekankan agar kita bersabar adalah :
1. Sabar terhadap musibah.
Sabar terhadap musibah merupakan aspek kesabaran yang
paling sering dinasehatkan banyak orang. Karena sabar dalam aspek ini merupakan
bentuk sabar yang Dalam sebuah hadits diriwayatkan, :
Dari Anas bin Malik ra, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW
melewati seorang wanita yang sedang menangis di dekat sebuah kuburan. Kemudian
Rasulullah SAW bersabda, ‘Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah.’ Wanita
tersebut menjawab, ‘Menjauhlah dariku, karena sesungguhnya engkau tidak
mengetahui dan tidak bisa merasakan musibah yang menimpaku.’ Kemudian
diberitahukan kepada wanita tersebut, bahwa orang yang menegurnya tadi adalah
Rasulullah SAW. Lalu ia mendatangi pintu Rasulullah SAW dan ia tidak
mendapatkan penjaganya. Kemudian ia berkata kepada Rasulullah SAW, ‘(maaf) aku
tadi tidak mengetahui engkau wahai Rasulullah SAW.’ Rasulullah bersabda,
‘Sesungguhnya sabar itu terdapat pada hentakan pertama.’ (HR. Bukhari Muslim)
2. Sabar ketika menghadapi musuh (dalam berjihad).
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda : Dari Abu
Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Janganlah kalian
berangan-angan untuk menghadapi musuh. Namun jika kalian sudah menghadapinya
maka bersabarlah (untuk menghadapinya).” HR. Muslim.
3. Sabar berjamaah, terhadap amir yang tidak disukai.
Dalam sebuah riwayat digambarkan; Dari Ibnu Abbas ra
beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang melihat
pada amir (pemimpinnya) sesuatu yang tidak disukainya, maka hendaklah ia
bersabar. Karena siapa yang memisahkan diri dari jamaah satu jengkal, kemudian
ia mati. Maka ia mati dalam kondisi kematian jahiliyah. (HR. Muslim)
4. Sabar terhadap jabatan & kedudukan.
Dalam sebuah riwayat digambarkan : Dari Usaid bin Hudhair
bahwa seseorang dari kaum Anshar berkata kepada Rasulullah SAW; ‘Wahai
Rasulullah, engkau mengangkat (memberi kedudukan) si Fulan, namun tidak
mengangkat (memberi kedudukan kepadaku). Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya
kalian akan melihat setelahku ‘atsaratan’ (yaitu setiap orang menganggap lebih
baik dari yang lainnya), maka bersabarlah kalian hingga kalian menemuiku pada
telagaku (kelak). (HR. Turmudzi).
5. Sabar dalam kehidupan sosial dan interaksi dengan
masyarakat.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, Rasulullah SAW
bersabda, ‘Seorang muslim apabila ia berinteraksi dengan masyarakat serta
bersabar terhadap dampak negatif mereka adalah lebih baik dari pada seorang
muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat serta tidak bersabar atas
kenegatifan mereka. (HR. Turmudzi)
6. Sabar dalam kerasnya kehidupan dan himpitan ekonomi
Dalam sebuah riwayat digambarkan; ‘Dari Abdullah bin Umar
ra berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Barang siapa yang bersabar
atas kesulitan dan himpitan kehidupannya, maka aku akan menjadi saksi atau pemberi
syafaat baginya pada hari kiamat. (HR. Turmudzi).
Kiat-kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran
Ketidaksabaran (baca; isti'jal) merupakan salah satu
penyakit hati, yang seyogyanya diantisipasi dan diterapi sejak dini. Karena hal
ini memilki dampak negatif dari amalan yang dilakukan seorang insan. Seperti
hasil yang tidak maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan untuk
melaksanakan ibadah kepada Allah dsb. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa
kiat, guna meningkatkan kesabaran. Diantara kiat-kiat tersebut adalah;
1. Mengkikhlaskan niat kepada Allah SWT, bahwa ia
semata-mata berbuat hanya untuk-Nya. Dengan adanya niatan seperti ini, akan
sangat menunjang munculnya kesabaran kepada Allah SWT.
2. Memperbanyak tilawah (baca; membaca) al-Qur'an, baik
pada pagi, siang, sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala
bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadaburan makna-makna yang
dikandungnya. Karena al-Qur'an merupakan obat bagi hati insan. Masuk dalam
kategori ini juga dzikir kepada Allah.
3. Memperbanyak puasa sunnah. Karena puasa merupakan hal
yang dapat mengurangi hawa nafsu terutama yang bersifat syahwati dengan lawan
jenisnya. Puasa juga merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih
kesabaran.
4. Mujahadatun Nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan
insan untuk berusaha secara giat dan maksimal guna mengalahkan
keinginan-keinginan jiwa yang cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti
malas, marah, kikir, dsb.
5. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena
hal ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna. Sedangkan
ketidaksabaran (isti'jal), memiliki prosentase yang cukup besar untuk
menjadikan amalan seseorang tidak optimal. Apalagi jika merenungkan bahwa
sesungguhnya Allah akan melihat "amalan" seseorang yang dilakukannya,
dan bukan melihat pada hasilnya. (Lihat QS. 9 : 105)
6. Perlu mengadakan latihan-latihan untuk sabar secara
pribadi. Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk
beramal ibadah dari pada menyaksikan televisi misalnya. Kemudian melatih diri
untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.
7. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat,
tabi'in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya. Karena hal ini juga akan menanamkan
keteladanan yang patut dicontoh dalam kehidupan nyata di dunia.
Penutup
Inilah sekelumit sketsa mengenai kesabaran. Pada intinya,
bahwa sabar mereupakan salah satu sifat dan karakter orang mu'min, yang
sesungguhnya sifat ini dapat dimiliki oleh setiap insan. Karena pada dasarnya
manusia memiliki potensi untuk mengembangkan sikap sabar ini dalam hidupnya.
Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada
kondisi yang ada, atau identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah
sikap aktif, untuk merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik
dan baik lagi. Oleh karena itulah, marilah secara bersama kita berusaha untuk
menggapai sikap ini. Insya Allah, Allah akan memberikan jalan bagi
hamba-hamba-Nya yang berusaha di jalan-Nya. Sumber: www.eramuslim.com
No comments:
Post a Comment