Taj Mahal, salah satu
tempat keajaiban dunia di India, dibangun untuk rasa cinta atau pembunuhan.
Istana marmer putih
Taj Mahal kerap disebut sebagai salah satu keajaiban dunia.
Bangunan itu didirikan
oleh Kaisar Mughal Shah Jahan sebagai mausoleum untuk istri tercintanya, Mumtaz
Mahal, yang meninggal dunia saat melahirkan.
Tetapi sebuah drama
yang baru saja dipentaskan di India mengindikasikan bahwa ada motif lain di
balik pembangunan Taj Mahal.
Mungkinkah gedung itu
dibangun karena rasa bersalah?
"Konflik adalah
pendorong dalam naskah saya," kata Dilip Hiro, seorang penulis dan pakar
hubungan internasional berbasis di London, kepada BBC.
Dalam kisah Taj Mahal,
Hiro mengeksplorasi "konflik pada pasangan yang cintanya terukir sebagai
sebuah kisah populer."
"Sebagai orang
India, saya terkesima oleh Taj. Kisah konvensional di belakangnya adalah cinta
abadi Shah Jahan untuk Mumtaz.
"Secara
sederhana, ini bukan drama tentang kecantikannya, drama ini adalah bagaimana
meraih kekuasaan penuh sebagai kaisar."
Hiro pertama kali menulis naskah drama Taj Mahal dalam bahasa
Inggris pada 1970-an dengan judul Tale of Taj.
Drama ini pertama kali
dipentaskan untuk pertama kalinya dalam bahasa Urdu, sebuah bahasa yang
digunakan rakyat India di masa pemerintahan Shah Jahan dan masih digunakan oleh
banyak orang India saat ini.
Pecatur hebat
Mumtaz adalah istri
ketiga dan istri yang paling disayang Shah Jahan sehingga kisah cinta mereka
menjadi legenda.
Mumtaz digambarkan
sebagai istri yang cantik dan setia dan rela memiliki banyak anak dengan
suaminya. Ia meninggal saat melahirkan anak ke-14.
"Tapi ada sisi
lain yang tidak banyak diketahui, ia bukan istri yang cantik dan setia sama
sekali. Ia adalah pecatur yang sangat hebat, jauh lebih hebat dari Shah Jahan,
dan dia ambisius serta kejam," kata sutradara M Sayeed Alam dari kelompok
teater Delhi Pierrot's Troupe.
Para ahli sejarah
setuju bahwa perempuan-perempuan kerajaan pada periode Mughal menerapkan
otoritas politik yang signifikan.
Kejutan dari drama ini
berpusat pada permainan catur dengan taruhan tinggi.
Saat itu, Mumtaz yang
sedang hamil tua menantang suaminya untuk mempertaruhkan takhtanya. Dan ketika
sang kaisar kalah, ia pun naik takhta dan mewujudkan ambisinya yang kejam.
Sang kaisar menyadari
bahwa ratunya harus dihentikan. Pertengkaran memperebutkan cap kerajaan
berakhir dengan jatuhnya Mumtaz dari takhta dan meninggal saat melahirkan.
Namun apakah itu hanya
sebuah kecelakaan atau apakah ia didorong?
Drama ini tidak
memberikan jawaban pasti bagaimana Mumtaz tewas. Tetapi penonton pergi dengan
membawa satu kecurigaan, bahwa mungkin Kaisar Shah Jahan berperan dalam
kematiannya.
Jadi, apakah Taj Mahal
benar monumen untuk cinta atau monumen untuk pembunuhan? (BBC)
No comments:
Post a Comment