Perjalanan yang belum selesai (295)
(Bahagian ke dua ratus sembilan puluh lima, Depok, Jawa
Barat, Indonesia, 15 juni 2015, 16.50 WIB)
Berkat bulan Ramadhan (Puasa)
Mulai hari Khamis, 18 Jun 2015 ini umat Islam sedunia
mula menyambut awal bulan Ramadhan (bulan Puasa), yang kata Allah adalah bulan
yang penuh berkah.
Kerana kata Nabi Muhammad, pada bulan inilah turunnya
ayat-ayat Al Quran, dan pada bulan inilah seluruh dosa orang yang berpuasa
diampunkan Allah, dan pada bulan ini juga Allah menakdirkan turunnya malam
Lailatulqadar.
Allah dalam firmannya di surah Al Qadr: 1). Sesungguhnya
kami telah menurunkan (Al Quran) pada malam kemuliaan. 2). Dan tahukah kamu
malam kemuliaan itu. 3). Malam kemuliaan itu lebih baik daripada 1000 bulan 4).
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan 5) Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit
fajar.
Agar manusia memperoleh Rahmat dan Hidayah Allah agar
boleh masuk syurga, Allah menetapkan tiga takdir:
Takdir pertama, takdir umum yang ditulis Allah dalam
kitab:
"Lauh Mahfuz".
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menetapkan semua takdir seluruh makhluk
sejak lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi".
(HR. Muslim no. 2653).
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan
(tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh
Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah ". (QS. Al-Hadid: 22).
Dalam kitab ini semua nasib makhluk Allah termasuk
daun yang jatuh dari dahannya sudah ditetapkan Allah, termasuk bila-bila
manusia mati, terkena ujian berupa musibah sakit, penderitaan dan berupa ujian
diberikan rezeki melimpah.
Kemudian Allah menentukan takdir seumur hidup yang
ditulis melalui malaikatnya sejak ruh dihembuskan Allah pada usia janin manusia
usia 4 bulan sepuluh hari.
Kemudian Allah menetapkan takdir tahunan yang disebut
Malam Lailatul Qadar.
Beberapa hadis (sunnah / al-hikmah) Nabi Muhammad yang
diriwayatkan oleh Buchori-Muslim menyebutkan kalau malam lailatul qadr itu
terjadi pada malam, sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan (Puasa).
Pada malam ini betapa Allah menunjukkan pada Manusia
bahawa Allahlah satu-satunya yang memberi rahmat bagi manusia.
Bayangkan saja bila kita beribadah pada malam itu Allah
akan beri pahala setara 1000 bulan (82 tahun), padahal umur ummat Muhammad
hingga kini rata-rata jarang ada yang lebih 80 tahun.
Pada masa ummat Nabi Nuh ketika malam Lailatul Qadar
belum diturunkan, tetapi usia kaum nabi nuh boleh mencapai ribuan tahun.
Itulah anugerah dan kurnia yang besar dari Allah untuk
ummat Nabi Muhammad, walaupun usia rata-rata ummat Nabi Muhammad jauh lebih
pendek (tidak lebih dari rata-rata 80 tahun) tetapi diberikan Allah Rahmat yang
luas dan besar.
Tentu saja agar kita memperoleh rahmat Allah agar dapat
menemui malam Lailatul Qadar, kita terus berdoa, agar dipertemukan Allah pada
malam itu, secara konsisten melaksanakan perintah Allah melalui Al Quran dan
Hadis rukun Islam.
Selepas berikrar mengucapkan; Laillahailaulah Muhammad Rasul
Allah (Tiada Tuhan yang wajib disembah, kecuali Allah, dan Muhammad Rasul
Allah), kita melaksanakan kewajipan kita solat lima waktu, membayar zakat,
berpuasa pada bulan Ramadhan, naik Haji / Umrah bila mampu.
Bila semua itu kita jalankan, dan setiap usai solat kita
melakukan zikir pagi dan petang, selain istighfar kita juga membaca surah
Al-Ikhlas 10 kali.
Nabi Muhammad dala sabdanya dia dalam zikirnya usai solat
paling tidak membaca Istighfar 100 kali sehari.
Sedangkan zikir yang selalu diucapkan adalah zikir:
Subhanallah (Maha Suci Allah), Alhamdulilah (Segala puji bagi Allah),
Laillahaillaulah (Tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah), Allahu Akbar
(Allah Maha Besar), Walakhauwalakauwataillabillah (Tiada kekuatan selain Allah
yang boleh menolong manusia).
Istighfar (Astagfirullahi allazim) (Ya Allah ampuni lah
segala dosa hamba).
Juga digalakkan membaca salawat Nabi Muhammad:
Allahsoliala Muhammad Waalaalisyaidina Muhammad.
Dalam suatu hadis dijelaskan, kalaulah kalimat
Laillahaillaulah (Tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah) bila kita
taruh pada sebuah timbangan di sebelah kanan, dan seluruh isi tujuh lapis
langit dan tujuh lapis bumi diletakkan di timbangan sebelah kiri, maka berat
Timbangan sebelah kanan jauh melebihi berat timbangan sebelah kiri.
Dalam hadis sahih juga dijelaskan kalimat
Laillahaillaulah adalah kunci untuk membuka pintu syurga.
Namun seperti kunci pada umumnya, setiap kunci memerlukan
gerigi agar pintu syurga boleh dibuka dengan mudah.
Gerigi kunci itu adalah kita melaksanakan perintah Allah
seperti yang ada di dalam Al Quran dan Sunnah, sesuai yang telah diamalkan oleh
Nabi Muhammad, seperti dijelaskan hadis, sabda nabi Muhammad yang sahih.
Perintah Allah itu seperti melaksanakan rukun Islam, dan
cabang-cabang amal soleh yang banyak dijelaskan Allah dan Rasulnya.
Semoga kita termasuk hamba Allah yang mendapat hidayah
dan rahmatnya, yang selalu bersyukur apabila diuji Allah dengan limpahan rezeki
Allah, dan bersabar ketika Allah mengujinya dengan berbagai musibah (penderitaan
kemiskinan, sakit. Dan musibah lain).
Kerana kata Allah, Allah bersama orang-orang yang sabar,
dan akan memberi pahala tanpa batas kepada orang yang sabar, apabila diuji
Allah dengan Musibah sakit.
Sebaliknya Allah akan mencintai orang yang apabila diuji
Allah dengan rezeki Allah (seperti harta. Kenikmatan lain) dengan bersyukur
kepada Allah, dengan mengeluarkan seluruh hartanya dijalan Allah (untuk nafkah
anak isteri, untuk membayar zakat, sadakoh anak yatim dan janda miskin, membina
Masjid, sekolah, rumah sakit, dan menyantuni kedua orang tua, dan
saudara-saudara yang lagi mengalami ujian berupa musibah kemiskinan, sakit dan
musibah lain).
Pada bulan Ramadhan kita dianjurkan banyak melakukan
pelbagai ibadah, kerana ibadah pada bulan Ramadhan Allah lipat gandakan
pahalanya, seperti ibadah Umroh bila dilakukan pada bulan Ramadhan pahalanya
setara mengerjakan haji, kalau solat di Masjidil Haram pahalanya bersamaan
100,000 kali ganda berbanding solat di tempain pada hari biasa, maka
dilipatgandakan pada bulan Ramadhan, begitu juga pahala membaca Al Quran, kalau
dihari biasa pahala membaca Al Quran terbata-bata sahaja dapat dua pahala per
satu hurufnya, kalau lancar (mengerti artinya) Malaikat bersama orang yang
membacanya, maka pada bulan Ramadhan dilipatgandakan pahalanya.
Jaga baik-baik ibadah puasa anda, perbanyak ibadah, jauhi
berbuat maksiat yang boleh membatalkan puasa dan mendatangkan dosa besar.
Tegakkan Rukun Islam, seperti solat lima waktu, solat hukumnya wajib, pahalanya
bersamaan 50 rakaat sehari (ingat perintah solat dalam peristiwa Isra Mirad)
BULAN RAMADHAN Bhd TERAGUNG
Oleh
Syaikh Abdurrazaq bin AbdulMuhsin hafizhahumallâh
Allâh Azza wa Jalla telah memberikan kepada para
hamba-Nya nikmat yang sangat banyak dan tidak terhitung. Allâh Azza wa Jalla
berfirman:
وإن تعدوا نعمت الله لا تحصوها
Dan jika kamu menghitung nikmat Allâh, kamu tidak akan
dapat menghitungnya [Ibrahim / 14: 34]
Nikmat-nikmat itu ada yang bersifat mutlak dan ada pula
yang bersifat muqayyad (terikat); ada yang bersifat keagamaan dan ada pula yang
bersifat keduniaan. Allâh Azza wa Jalla menunjukkan para hamba-Nya kepada
kenikmatan- kenikmatan tersebut lalu Allâh Azza wa Jalla juga membimbing mereka
untuk meraih kenikmatan tersebut. Allâh Azza wa Jalla juga menyeru para hamba
untuk masuk ke dalam Daris salâm (syurga). Allâh Azza wa Jalla berfirman:
والله يدعو إلى دار السلام ويهدي من يشاء إلى صراط مستقيم
Allâh menyeru (manusia) ke Darus Salam (surga), dan
menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). [Yûnus /
10: 25]
Allâh Azza wa Jalla menganugerahkan kesihatan akal dan
fizikal kepada mereka, memberikan rezeki yang halal, menundukkan untuk mereka
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Semua anugerah ini berasal
Allâh Azza wa Jalla diberikan kepada para hamba-Nya agar mereka bersyukur
kepada-Nya, beribadah hanya kepadanya serta tidak menyekutukannya. Dengan
melakukan itu semua, mereka akan meraih ridha Allâh Azza wa Jalla dan bisa
selamat dari siksa-Nya.
Salah satu contoh nikmat agung yang Allâh Azza wa Jalla
berikan kepada para hamba-Nya yang beriman iaitu disyari'atkannya buat mereka
puasa pada bulan yang penuh keberkatan iaitu Ramadhan. Allâh Azza wa Jalla
menjadikan puasa ini sebagai salah satu rukun agama Islam. Oleh kerana puasa
itu merupakan nikmat agung yang Allâh Azza wa Jalla berikan kepada hamba-Nya,
maka Allâh Azza wa Jalla menutup ayat yang mengandung perintah untuk puasa pada
bulan ramadhan dengan firman-Nya:
ولعلكم تشكرون
Supaya kamu bersyukur [al-Baqarah / 2: 185]
Kerana bersyukur merupakan tujuan dari penciptaan makhluk
dan pemberian pelbagai kenikmatan.
Hakikat syukur adalah mengakui nikmat tersebut datang
dari Allâh Azza wa Jalla dibarengi dengan ketundukan kepada-Nya, merendahkan
diri dan mencintai-Nya.
Barangsiapa tidak mengetahui suatu nikmat maka dia tidak
boleh bersyukur.
Barangsiapa mengetahui sebuah kenikmatan akan tetapi dia
tidak mengetahui Pemberinya maka dia juga tidak akan dapat mensyukurinya.
Barangsiapa mengetahui kenikmatan dan mengetahui
Pemberinya namun dia mengingkari kenikmatan tersebut maka itu artinya dia telah
kufur terhadap nikmat tersebut.
Barangsiapa mengetahui kenikmatan dan mengetahui Pemberinya
dan dia juga mengakui kenikmatan tersebut, hanya saja dia tidak tunduk
kepada-Nya, tidak mematuhi-Nya, dan tidak mencintai Pemberinya serta tidak
redha dengan-Nya, maka dia belum dianggap bersyukur.
Barangsiapa mengetahui kenikmatan dan mengetahui
pemberinya lalu dia tunduk kepada-Nya, mencintai Permberi nikmat, ridha
terhadap-Nya serta menggunakan nikmat tersebut dalam hal-hal yang dicintai-Nya
dan dalam rangka mentaati-Nya, maka dialah orang yang dikatakan boleh bersyukur
terhadap sebuah kenikmatan .
Dari penjelasan ini, tampak jelas bahawa syukur itu
terbangun di atas lima kaidah:
• Ketundukan orang yang bersyukur kepada Allâh
• Mencintai-Nya,
• Mengakui nikmat yang Allâh Azza wa Jalla anugerahkan
kepadanya,
• Memuji-Nya kerana Dia telah memberikan nikmat
kepadanya,
• Menggunakan nikmat tersebut dalam rangka mentaat-Nya,
Lima perkara ini merupakan asas syukur. Ketika salah satu
dari lima asas ini hilang atau tidak ada, maka rasa syukur tersebut tidak
dianggap atau nilainya berkurang. Dan semua orang yang bercakap tentang syukur
serta pengertiannya, maka perkataannya tidak akan pernah keluar dari lima
perkara di atas [2].
Dalam usaha merealisasikan rasa syukur ini, manusia atau
para hamba Allâh Azza wa Jalla terbahagi menjadi berbagai tingkatan bergantung
sejauh mana mereka mengenal Pencipta yang maha agung, Pemberi nikmat yang maha
mulia. Diantara mereka ada yang memahami nama dan sifat Allâh Azza wa Jalla
secara terperinci, memahami betapa agung ciptaan-Nya dan perbutatan-NYa,
mengetahui betapa indah ciptaan Allâh. Orang seperti ini hatinya akan penuh
dengan kecintaan kepada Allâh, lisannya akan dipenuhi dengan pujian, anggota
badannya akan selalu melakukan hal-hal yang diredhai oleh Allâh. Dia mengakui
semua nikmat yang diberikan kepadanya, dan mempergunakannya pada hal-hal yang
dicintai dan diridhai oleh Allâh Azza wa Jalla. Diantara manusia juga ada yang
tenggelam dalam kelalaian dan kejahilan tentang Allâh Subhanahu wa Ta'ala.
Orang yang seperti ini akan semakin jauh dari Allâh Azza wa Jalla dengan sebab
pengingkaran yang dia lakukan terhadap nikmat Allâh, atau dia tidak
mengingkarinya akan tetapi dia tidak mau tunduk dan patuh terhadap perintah dan
syari'at Allâh Azza wa Jalla.
Bulan Ramadhan yang penuh berkah merupakan anugerah ilahi
kepada seluruh hamba, agar mereka yang beriman bertambah keimanan mereka,
sementara orang-orang yang melampaui batas (yang melakukan pelbagai
pelanggaran-red) serta yang meremehkan syari'ah boleh bertaubat kepada Allâh
Azza wa Jalla. Allâh Azza wa Jalla mengistimewakan bulan ini dengan pelbagai
keunikan dan keistimewaan yang tidak ada pada bulan yang lain.
Berikut akan disebutkan beberapa keistimewaan bulan ini
dengan harapan agar kita boleh dapat memahami betapa agung nikmat bulan
Ramadhan ini supaya kita semakin tergerak untuk bersyukur dengan beribadah
kepada Allâh Azza wa Jalla dengan sebenar-benarnya.
a. Bulan Ramadhan teristimewa dengan al-Qur'ân, karena
pada bulan ini al-Qur'ân diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia. Allâh Azza
wa Jalla berfirman:
شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
al-Qur'ân sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil) [al-Baqarah / 2:
185]
Dalam ayat tersebut, Allâh Azza wa Jalla menyanjung bulan
Ramadhan diantara bulan-bulan lainnya, dengan memilihnya sebagai waktu
diturunkannya al-Qur'an, bahkan disebutkan dalam sebuah hadis bahawa bulan
Ramadhân merupakan masa diturunkan seluruk kitab-kitab Allâh Azza wa Jalla
kepada para nabi . Dalam Musnad karya Imam Ahmad dan Mu'jamul Kabîr karya Imam
Thabrani dari shahabat Watsilah bin 'Asqa', Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
أنزلت صحف إبراهيم في أول ليلة من شهر رمضان, وأنزلت التوراة
لست مضين من رمضان, والإنجيل لثلاث عشرة خلت من رمضان, وأنزل القرآن لأربع وعشرين خلت
من رمضان
Shuhuf Nabi Ibrâhim diturunkan pada malam pertama bulan
Ramadhan, dan Taurat pada hari keenam bulan Ramadhan, sedangkan Injil pada hari
ketiga belas dari bulan Ramadhan, sedangkan al-Qur'ân diturunkan pada hari
kedua puluh empat dari bulan Ramadhan [3].
Hadis ini menunjukkan bahawa kitab-kitab samawiyah
diturunkan kepada para rasul di bulan Ramadhan, hanya saja kitab-kitab itu
diturunkan sekaligus (tidak bertahap), sementara al-Qur'ân kerana kemulian dan
keagungan yang dimilikinya, dia diturunkan sekaligus ke Baitil Izzah di langit
dunia (pertama) dan itu terjadi saat lailatul qadar pada bulan Ramadhan,
sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla:
إنا أنزلناه في ليلة القدر
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur'ân) pada
malam kemuliaan [al-Qadr / 97: 1]
Dan firman-Nya:
إنا أنزلناه في ليلة مباركة إنا كنا منذرين
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang
diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. [Ad-Dukhân / 44:
3]
Kemudian setelah itu, diturunkan kepada Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam secara beransur-ansur. Ini menunjukkan keistimewaan bulan
Ramadhan. Dan bulan ini menjadi istimewa dengan sebab al-Qur'ân, yang mana pada
bulan ini ummat manusia mendapakan keutamaan yang besar dari Allâh, yaitu
turunnya wahyu Allâh Azza wa Jalla yang membawa hidayah bagi umat manusia, bagi
kebaikan mereka di dunia maupun di akhirat. al-Quran juga merupakan pembeda
antara petunjuk dan kesesatan, pembeza antara haq dan batil, antara cahaya dan
kegelapan.
b. Bulan Ramadhan menjadi istimewa kerana padanya ada
Lailatul Qadar yang Allâh Azza wa Jalla sebutkan dalam firman-Nya:
وما أدراك ما ليلة القدر )2( ليلة القدر خير من ألف شهر
Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar (malam kemuliaan)
itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. [Al-Qadr / 97: 2-3]
Maksudnya adalah amalan yang dilakukan pada saat lailatul
qadr lebih baik daripada amalan yang dilakukan pada seribu bulan selain bulan
Ramadhan.
c. Bulan Ramadhan menjadi istimewa juga kerana ada ibadah
puasa. Puasa pada bulan ini boleh menjadi sebab terhapusnya dosa. Dalam sebuah
hadis yang dikeluarkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh
keimanan dan pengharapan, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni [4]
Yang dimaksudkan dengan penuh keimanan adalah keimanan
yang penuh kepada Allâh Azza wa Jalla dengan mengharapkan pahala dan ganjaran
dari-Nya, tidak benci terhadap kewajiban puasa serta tidak ragu terhadap pahala
yang akan diambil ilmunya. Orang seperti ini, akan diampunkan semua dosa yang
telah lalu oleh Allâh Azza wa Jalla. Disebutkan dalam Shahîh Muslim dari
shahabat Abi Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
الصلوات الخمس, والجمعة إلى الجمعة, ورمضان إلى رمضان مكفرات
لما بينهن إذا اجتنبت الكبائر
Solat lima waktu, antara Jumat yang satu dengan yang
lain, dan antara Ramadhan yang satu dengan yang lainnya, dosa diantara semua
itu akan diampuni oleh Allâh Azza wa Jalla, jika dosa-dosa besar telah dijauhi
[5]
Pada bulan ini juga para syaitan dibelenggu, pintu-pintu
syurga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup, dan Allâh Azza wa Jalla pada
setiap malam dari bulan Ramadhan membebaskan banyak orang dari api neraka.
d. Pada bulan ini juga Allâh Azza wa Jalla memenangi kaum
Muslimin atas musuh-musuh mereka diperang Badar, padahal jumlah musuh pada masa
itu tiga kali ganda daripada jumlah kaum Muslimin. Pada bulan ini juga, Allâh
Azza wa Jalla menakluk kota Mekah melalui tangan Nabi Muhammad Shallallahu
'alaihi wa sallam, mensucikan kota Mekah dari najis berhala, dan ada tiga ratus
enam puluh patung yang berada di Ka'bah dan sekitarnya. Rasulullah
menghancurkan patung-patung tersebut seraya membaca:
وقل جاء الحق وزهق الباطل إن الباطل كان زهوقا
Dan katakanlah, "Yang benar telah datang dan yang
batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti
lenyap. [Al-Isra '/ 17: 81]
(Dengan ini semua), maka bulan Ramadhan merupakan bulan
untuk bersungguh-sungguh dan bulan untuk beramal, bulan ibadah serta jihad di
jalan Allâh.
Dengan keutamaan yang dimiliki oleh bulan ini serta
pelbagai anugerah yang Allâh Azza wa Jalla berikan kepada para hamba-Nya yang
beriman pada bulan ini, maka sudah selayaknya para hamba mengagungkan bulan ini
dan menjadikan bulan ini sebagai momen untuk beribadah serta menambah bekal
akhirat.
Ya Allah Azza wa Jalla jadikanlah kami termasuk
orang-orang yang memahami kedudukan dan kehormatan bulan Ramadhan ini!
Berikanlah taufiq kepada kami untuk melakukan amalan-amalan yang mendatang redha-Mu!
Sesungguhnya Engkau maha Mendengar doa
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02 / Tahun XVIII /
1435H / 2014. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo -
Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
No comments:
Post a Comment