Perjalanan yang belum
selesai (248)
(Bagian ke dua ratus
empat puluh Delapan , Depok, Jawa Barat, Indonesia, 24 Maret 2015, 05.12 WIB)
Anggota Band Slank Gagal ginjal, Azab atau Ujian.
Dalam jumpa persnya salah satu anggota band kenamaan
Indonesia, Slank divonis dokter menderita sakit gagal ginjal. Pilihannya, kata
dokter, dia harus menjalani operasi cangkok (transplantasi ginjal) melalui
donor ginjal orang lain, atau melakukan proses cuci darah (Hemo dialysis/HD).
Apa pun itu kalau kita menderita musibah sakit, ini
adalah salah satu ujian yang diberikan Allah pada manusia, bila kita bersabar
maka Allah akan menghapus dosa-dosa kita, tentunya bersabar disini sambil kita
tetap tekun menjalanlan ibadah sholat dan memperbanyak istighfar dan zikir.
Musibah sakit juga salah satu kasih sayang Allah pada
kita, karena musibah sakit bagi orang beriman adalah azab yang dipercepat Allah
di dunia, Allah tidak ingin azab atas dosa-dosa kita dilakukan di akherat
(neraka) karena lama dan lebih perih, sedangkan azab di dunia hanya sebentar
dan sementara, sehingga manusia yang di azab Allah d dunia bagai penyucian
dosa, dan jauh lebih ringan dibandingkan di neraka, agar yang menderita musibah
sakit kalau bersabar bisa meninggal dalam keadaan khusnul Khotimah (dihapus
semua dosa) sehingga Allah jamin masuk surga.
Bagi anggota Band Slank itu Kalau pilihannya
transplantasi ginjal, juga harus diingat, itu salah satu ikhtiar saja, tidak
ada jaminan dokter paling pintar dan rumah sakit paling mahal bisa menyembuhkan
penyakit, karena semua takdir adanya musibah seperti sakit termasuk batas umur
kita sudah merupakan Takdir Allah yang sudah ditulis di kitab: "Lauh
Mahfuzh" .
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan semua takdir seluruh makhluk sejak lima
puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi”. (HR. Muslim no.
2653).
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak
pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum
Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.
(QS. Al-Hadid : 22).
Saya punya teman kaya raya, ketika sakit bertanya pada
saya:’’Rumah sakit mana terbaik di luar negeri, karena dia sudah berobat di
rumah sakit mahal di dalam negeri.:’’ saya menyebut sebuah rumah sakit ternama
yang banyak dikunjungi orang kaya termasuk pejabat tinggi Indonesia.
Namun, seusai operasi di rumah sakit ternama di luar
negeri, pulang ke Indonesia sakitnya makin parah dan koma beberapa bulan,
akhirnya meninggal dunia. Jadi Taqdir Allah itu tidak bisa diubah dokter paling
pintar atau oleh setumpuk uang.
Bagi anggota Band Slank itu , Kalau pilihannya cuci darah
(HD), maka harus kita manfaatkan untuk bertaubat. Selama cuci darah 4-5 jam
kita manfaatkan seusai sholat dengan banyak istighfar dan berzikir.
Hanya saja kita harus hati-hati, dengan kemungkinannya keliarannya
iblis yang bisa menyerupai jin dan manusia berkeliaran di seputar ruangan cuci
darah, karena di tempat-tempat ini iblis suka mencari mangsa berusaha agar
pasien yang tengah cuci darah (sekarat) jangan sampai meninggal dalam keadaan
khusnul khotimah. Iblis itu licik dan sangat pintar mengelabui manusia, bisa
jadi orang di sekiar anda sesama cuci darah mempraktekkan perdukunan dengan bungkus bacaan ayat al Quran seakan
terkesan dukun itu melakukan pengobatan syarie Islam menggunakan ayat –ayat al
quran, disinilah Iblis menjebak kita, agar kita minta kesembuhan tergantung
pada dukun itu bukan berdoa pada Allah langsung, disinilah Iblis menjebak kita
agar kita terperangkap pada perbuatan syirik. Atau ketergantungan pada dukun
bukan pada Allah.
Padahal dukun itu menjadi orang pintar katanya diperoleh
warisan turunan dari kakek, atau nenek moyang dia , katanya mengetahui ilmu
gaib.
Padahal ilmu gaib itu hanya dimiliki Allah, kecuali ilmu
sihir ,ilmu teluh/perdukunan yang menurut Al Quran dan Hadist adalah salah satu
ilmu Allah yang dicuri iblis dari dua malaikat yang turun menemui Nabi
Sulaiman. Nah ilmu sihir inilah yang ditularkan iblis pada jin dan manusia,
sebagai tukang sihir atau dukun seperti peringatan Allah pada Surah Al Falaq.
Allah berfirman dalam Al Quran surat ke 113 Al-Falaq: 1)
“ Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan yang mengasai subuh. 2) dari
kejahatan Makhluknya. 3) Dan dari kejahatan malam apabila telah telah gelap
gulita.4)mdan dari kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada
buhul-buhul.5) dan dari kejahatan orang yang dengki, apabila dia dengki.
Lagi pula Nabi Muhammad juga bersabda: Kalau kita ingin
masuk surga tanpa dihisab jangan minta di rukyah, kecuali kita merukyah diri
sendiri, peringatan Nabi ini agar manusia tidak tergantung pada pertolongan
orang lain atau terjebak pada kesyirikan, melainkan doa harus ditujukan pada
Allah langsung, tidak harus menggunakan perantara, kecuali ada dalil khusus
agar kita minta di doakan orang lain seperti kisah doanya seorang yang berbakti
pada Ibunya Uais Al Qurni asal Yaman. Selain Uais Al Qurni Nabi Muhammad hanya
memberikan kriteria umum saja mengenai siapa saja doanya pasti diijabah Allah,
seperti orang yang tengah terzolimi, baik terzolimi secara fisik oleh musuhnya
atau dia tengah terkena musibah berat berupa sakit misalnya (terzolimi dalam
arti ujian)
Doa orang terzolimi itu bukan berarti dia berdoa minta
dibalaskan Allah atas sakit hatinya, namun rasa sakit hati yang dideritanya
sehingga mengundang balasan berupa azab dari Allah.
Doa orang terzolimi ini bukan hanya berlaku pada seorang
muslim , tapi berlaku pada semua mahluk, manusia.
Conohnya ketika utusan perwakilan dagang Geng His Khan
yang diutus ke Baghdad, Irak yang dipancung (dibunuh) atas perintah Raja Muslim
yang berkuasa di Irak.
Pemenggalan kepala utusan dagang ini telah melanggar rasa
perikemanusiaan dan tata krama diplomatik yang membuat rasa marah Geng His
Khan.
Rupanya kemarahan Geng His Khan ini seperti doa yang
terzolimi, hingga kerajaan Islam di Irak pada masa itu hancur dan dikalahkan
dan dijajah cucu Geng His Khan , Hulagu Khan, yang bukan seorang Muslim.
Ini membuktikan Rahmat Allah itu bukan milik orang Islam
saja, tapi juga untuk semua Mahluk Allah.
Sabar Menurut Al-Qur'an dan Hadist
"Dalam diri kita terkadang begitu sulit untuk
bersabar untuk suatu hal, entah itu terkena musibah atau sedang di uji
oleh-Nya, banyak sekali Ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadist Rasulullah S.A.W yang
menjelaskan tentang sabar, berikut ada sedikit uraian tentang makna sabar,
semoga artikel ini dapat menambah kesabaran kita dan bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin..."
Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala
urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat
kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia
bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik
untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui)
bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)
Sekilas Tentang Hadits
Hadits ini merupakan hadits shahih dengan sanad
sebagaimana di atas, melalui jalur Tsabit dari Abdurrahman bin Abi Laila, dari
Suhaib dari Rasulullah SAW, diriwayatkan oleh :
- Imam Muslim dalam Shahihnya, Kitab Al-Zuhud wa
Al-Raqa’iq, Bab Al-Mu’min Amruhu Kulluhu Khair, hadits no 2999.
- Imam Ahmad bin Hambal dalam empat tempat dalam
Musnadnya, yaitu hadits no 18455, 18360, 23406 & 23412.
- Diriwayatkan juga oleh Imam al-Darimi, dalam Sunannya,
Kitab Al-Riqaq, Bab Al-Mu’min Yu’jaru Fi Kulli Syai’, hadits no 2777.
Makna Hadits Secara Umum
Hadits singkat ini memiliki makna yang luas sekaligus
memberikan definisi mengenai sifat dan karakter orang yang beriman. Setiap
orang yang beriman digambarkan oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang memiliki
pesona, yang digambarkan dengan istilah ‘ajaban’ ( عجبا ). Karena sifat dan
karakter ini akan mempesona siapa saja.
Kemudian Rasulullah SAW menggambarkan bahwa pesona
tersebut berpangkal dari adanya positif thinking setiap mu’min. Dimana ia
memandang segala persoalannya dari sudut pandang positif, dan bukan dari sudut
nagatifnya.
Sebagai contoh, ketika ia mendapatkan kebaikan,
kebahagian, rasa bahagia, kesenangan dan lain sebagainya, ia akan refleksikan
dalam bentuk penysukuran terhadap Allah SWT. Karena ia tahu dan faham bahwa hal
tersebut merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada dirinya. Dan tidaklah
Allah memberikan sesuatu kepadanya melainkan pasti sesuatu tersebut adalah
positif baginya.
Sebaliknya, jika ia mendapatkan suatu musibah, bencana,
rasa duka, sedih, kemalangan dan hal-hal negatif lainnya, ia akan bersabar. Karena
ia meyakini bahwa hal tersebut merupakan pemberian sekaligus cobaan bagi
dirinya yang pasti memiliki rahasia kebaikan di dalamnya. Sehingga refleksinya
adalah dengan bersabar dan mengembalikan semuanya kepada Allah SWT.
Urgensi Kesabaran
Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang
bertaqwa kepada Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran
merupakan setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin
dipisahkan dari keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti
kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran,
sebagaimana juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Oleh karena itulah
Rasulullah SAW menggambarkan tentang ciri dan keutamaan orang yang beriman
sebagaimana hadits di atas.
Namun kesabaran adalah bukan semata-mata memiliki
pengertian "nrimo", ketidak mampuan dan identik dengan ketertindasan.
Sabar sesungguhnya memiliki dimensi yang lebih pada pengalahan hawa nafsu yang
terdapat dalam jiwa insan. Dalam berjihad, sabar diimplementasikan dengan
melawan hawa nafsu yang menginginkan agar dirinya duduk dengan santai dan
tenang di rumah. Justru ketika ia berdiam diri itulah, sesungguhnya ia belum
dapat bersabar melawan tantangan dan memenuhi panggilan ilahi.
Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi,
baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan
baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat dikatakan tidak sabar, jika ia
menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar dalam ibadah
diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari
tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan
shalat secara berjamaah. Sehingga sabar tidak tepat jika hanya diartikan dengan
sebuah sifat pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan antara sifat aktif
dengan sifat pasif.
Makna Sabar
Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa
Arab, dan sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Asal katanya adalah
"Shobaro", yang membentuk infinitif (masdar) menjadi
"shabran". Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah.
Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur'an:
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang
menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan
kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami
lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melewati batas. (QS. Al-Kahfi/ 18 : 28)
Perintah untuk bersabar pada ayat di atas, adalah untuk
menahan diri dari keingingan ‘keluar’ dari komunitas orang-orang yang menyeru
Rab nya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus
juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan
orang-orang yang lalai dari mengingat Allah SWT.
Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah:
Menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi,
kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari
perbuatan yang tidak terarah.
Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan
bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada
juga dikemukakan oleh Imam al-Khowas, bahwa sabar adalah refleksi keteguhan
untuk merealisasikan al-Qur'an dan sunnah. Sehingga sesungguhnya sabar tidak
identik dengan kepasrahan dan ketidak mampuan. Justru orang yang seperti ini
memiliki indikasi adanya ketidak sabaran untuk merubah kondisi yang ada,
ketidak sabaran untuk berusaha, ketidak sabaran untuk berjuang dan lain
sebagainya.
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk sabar ketika
berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya
adalah menggunakan senjata (perang). Artinya untuk berbuat seperti itu perlu
kesabaran untuk mengenyampingkan keiinginan jiwanya yang menginginkan rasa
santai, bermalas-malasan dan lain sebagainya. Sabar dalam jihad juga berarti
keteguhan untuk menghadapi musuh, serta tidak lari dari medan peperangan. Orang
yang lari dari medan peperangan karena takut, adalah salah satu indikasi tidak
sabar.
Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur'an
Dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang berbicara
mengenai kesabaran. Jika ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali
disebut dalam al-Qur'an, kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik
berbentuk isim maupun fi'ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi
perhatian Allah SWT, yang Allah tekankan kepada hamba-hamba-Nya. Dari ayat-ayat
yang ada, para ulama mengklasifikasikan sabar dalam al-Qur'an menjadi beberapa
macam;
1. Sabar merupakan perintah Allah SWT. Hal ini
sebagaimana yang terdapat dalam QS.2: 153: "Hai orang-orang yang beriman,
mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar."
Ayat-ayat lainnya yang serupa mengenai perintah untuk
bersabar sangat banyak terdapat dalam Al-Qur'an. Diantaranya adalah dalam QS.3:
200, 16: 127, 8: 46, 10:109, 11: 115 dsb.
2. Larangan isti'ja l(tergesa-gesa/ tidak sabar),
sebagaimana yang Allah firmankan (QS. Al-Ahqaf/ 46: 35): "Maka bersabarlah
kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan
janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…"
3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar, sebagaimana
yang terdapat dalam QS. 2: 177: "…dan orang-orang yang bersabar dalam
kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang
benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa."
4. Allah SWT akan mencintai orang-orang yang sabar. Dalam
surat Ali Imran (3: 146) Allah SWT berfirman : "Dan Allah mencintai
orang-orang yang sabar."
5. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar.
Artinya Allah SWT senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah
berfirman (QS. 8: 46) ; "Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah
itu beserta orang-orang yang sabar."
6. Mendapatkan pahala surga dari Allah. Allah mengatakan
dalam al-Qur'an (13: 23 - 24); "(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke
dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya,
isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke
tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun
`alaikum bima shabartum" (keselamatan bagi kalian, atas kesabaran yang
kalian lakukan). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu."
Inilah diantara gambaran Al-Qur'an mengenai kesabaran.
Gembaran-gambaran lain mengenai hal yang sama, masih sangat banyak, dan dapat
kita temukan pada buku-buku yang secara khusus membahas mengenai kesabaran.
Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam Hadits.
Sebagaimana dalam al-Qur'an, dalam hadits juga banyak
sekali sabda-sabda Rasulullah SAW yang menggambarkan mengenai kesabaran. Dalam
kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan
sabar. Secara garis besar, hadits-hadits tersebut menggambarkan kesabaran
sebagai berikut;
1. Kesabaran merupakan "dhiya' " (cahaya yang
amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap
kegelapan. Rasulullah SAW mengungkapkan, "…dan kesabaran merupakan cahaya
yang terang…" (HR. Muslim)
2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan
dilatih secara optimal. Rasulullah SAW pernah menggambarkan: "…barang siapa
yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan
menjadikannya seorang yang sabar…" (HR. Bukhari)
3. Kesabaran merupakan anugrah Allah yang paling baik.
Rasulullah SAW mengatakan, "…dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu
yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran." (Muttafaqun Alaih)
4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri
orang mu'min, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; "Sungguh
menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik.
Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal
tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau
kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik
baginya." (HR. Muslim)
5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga.
Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku
mendengar Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman, "Apabila
Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian dia bersabar, maka aku
gantikan surga baginya." (HR. Bukhari)
6. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas'ud dalam
sebuah riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas'ud
berkata"Seakan-akan aku memandang Rasulullah SAW menceritakan salah seorang
nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah
dari wajahnya seraya berkata, 'Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena
sesungguhnya mereka tidak mengetahui." (HR. Bukhari)
7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah
SAW pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata,
bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Orang yang kuat bukanlah yang pandai
bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika
marah." (HR. Bukhari)
8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah SAW
menggambarkan dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullan SAW
bersabda, "Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit,
kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang
menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal
tersebut." (HR. Bukhari & Muslim)
9. Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang
tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah
sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal
yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah SAW
mengatakan; Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya
kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus
mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, 'Ya Allah, teruskanlah hidupku ini
sekiranya hidup itu lebih baik unttukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu
lebih baik bagiku." (HR. Bukhari Muslim)
Bentuk-Bentuk Kesabaran
Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga hal; sabar
dalam ketaatan kepada Allah, sabar untuk meninggalkan kemaksiatan dan sabar
menghadapi ujian dari Allah:
1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah. Merealisasikan ketaatan
kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena secara tabiatnya, jiwa manusia
enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya,
terdapat tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk sabar. Pertama karena
malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat. Kedua karena bakhil (kikir),
seperti menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena keduanya, (malas dan kikir),
seperti haji dan jihad.
Kemudian untuk dapat merealisasikan kesabaran dalam
ketaatan kepada Allah diperlukan beberapa hal,
(1) Dalam kondisi sebelum melakukan ibadah berupa
memperbaiki niat, yaitu kikhlasan. Ikhlas merupakan kesabaran menghadapi
duri-duri riya'.
(2) Kondisi ketika melaksanakan ibadah, agar jangan
sampai melupakan Allah di tengah melaksanakan ibadah tersebut, tidak malas
dalam merealisasikan adab dan sunah-sunahnya.
(3) Kondisi ketika telah selesai melaksanakan ibadah,
yaitu untuk tidak membicarakan ibadah yang telah dilakukannya supaya diketahui
atau dipuji orang lain.
2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan
kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar, terutama pada kemaksiatan
yang sangat mudah untuk dilakukan, seperti ghibah (baca; ngerumpi), dusta,
memandang sesuatu yang haram dsb. Karena kecendrungan jiwa insan, suka pada
hal-hal yang buruk dan "menyenangkan". Dan perbuatan maksiat identik
dengan hal-hal yang "menyenangkan".
3. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah,
seperti mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi ataupun inmateri;
misalnya kehilangan harta, kehilangan orang yang dicintai dsb.
Aspek-Aspek Kesabaran sebagaimana yang Digambarkan dalam
Hadits
Dalam hadits-hadits Rasulullah SAW, terdapat beberapa
hadits yang secara spesifik menggambarkan aspek-aspek ataupun kondisi-kondisi
seseroang diharuskan untuk bersabar. Meskipun aspek-aspek tersebut bukan
merupakan ‘pembatasan’ pada bidang-bidang kesabaran, melainkan hanya sebagai
contoh dan penekanan yang memiliki nilai motivasi untuk lebih bersabar dalam
menghadapi berbagai permasalahan lainnya. Diantara kondisi-kondisi yang
ditekankan agar kita bersabar adalah :
1. Sabar terhadap musibah.
Sabar terhadap musibah merupakan aspek kesabaran yang
paling sering dinasehatkan banyak orang. Karena sabar dalam aspek ini merupakan
bentuk sabar yang Dalam sebuah hadits diriwayatkan, :
Dari Anas bin Malik ra, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW
melewati seorang wanita yang sedang menangis di dekat sebuah kuburan. Kemudian
Rasulullah SAW bersabda, ‘Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah.’ Wanita
tersebut menjawab, ‘Menjauhlah dariku, karena sesungguhnya engkau tidak
mengetahui dan tidak bisa merasakan musibah yang menimpaku.’ Kemudian
diberitahukan kepada wanita tersebut, bahwa orang yang menegurnya tadi adalah
Rasulullah SAW. Lalu ia mendatangi pintu Rasulullah SAW dan ia tidak mendapatkan
penjaganya. Kemudian ia berkata kepada Rasulullah SAW, ‘(maaf) aku tadi tidak
mengetahui engkau wahai Rasulullah SAW.’ Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya
sabar itu terdapat pada hentakan pertama.’ (HR. Bukhari Muslim)
2. Sabar ketika menghadapi musuh (dalam berjihad).
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda : Dari Abu
Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Janganlah kalian
berangan-angan untuk menghadapi musuh. Namun jika kalian sudah menghadapinya
maka bersabarlah (untuk menghadapinya).” HR. Muslim.
3. Sabar berjamaah, terhadap amir yang tidak disukai.
Dalam sebuah riwayat digambarkan; Dari Ibnu Abbas ra
beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang melihat
pada amir (pemimpinnya) sesuatu yang tidak disukainya, maka hendaklah ia
bersabar. Karena siapa yang memisahkan diri dari jamaah satu jengkal, kemudian
ia mati. Maka ia mati dalam kondisi kematian jahiliyah. (HR. Muslim)
4. Sabar terhadap jabatan & kedudukan.
Dalam sebuah riwayat digambarkan : Dari Usaid bin Hudhair
bahwa seseorang dari kaum Anshar berkata kepada Rasulullah SAW; ‘Wahai
Rasulullah, engkau mengangkat (memberi kedudukan) si Fulan, namun tidak
mengangkat (memberi kedudukan kepadaku). Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya
kalian akan melihat setelahku ‘atsaratan’ (yaitu setiap orang menganggap lebih
baik dari yang lainnya), maka bersabarlah kalian hingga kalian menemuiku pada
telagaku (kelak). (HR. Turmudzi).
5. Sabar dalam kehidupan sosial dan interaksi dengan
masyarakat.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, Rasulullah SAW
bersabda, ‘Seorang muslim apabila ia berinteraksi dengan masyarakat serta
bersabar terhadap dampak negatif mereka adalah lebih baik dari pada seorang
muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat serta tidak bersabar atas
kenegatifan mereka. (HR. Turmudzi)
6. Sabar dalam kerasnya kehidupan dan himpitan ekonomi
Dalam sebuah riwayat digambarkan; ‘Dari Abdullah bin Umar
ra berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Barang siapa yang bersabar
atas kesulitan dan himpitan kehidupannya, maka aku akan menjadi saksi atau
pemberi syafaat baginya pada hari kiamat. (HR. Turmudzi).
Kiat-kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran
Ketidaksabaran (baca; isti'jal) merupakan salah satu
penyakit hati, yang seyogyanya diantisipasi dan diterapi sejak dini. Karena hal
ini memilki dampak negatif dari amalan yang dilakukan seorang insan. Seperti
hasil yang tidak maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan untuk
melaksanakan ibadah kepada Allah dsb. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa
kiat, guna meningkatkan kesabaran. Diantara kiat-kiat tersebut adalah;
1. Mengkikhlaskan niat kepada Allah SWT, bahwa ia
semata-mata berbuat hanya untuk-Nya. Dengan adanya niatan seperti ini, akan
sangat menunjang munculnya kesabaran kepada Allah SWT.
2. Memperbanyak tilawah (baca; membaca) al-Qur'an, baik
pada pagi, siang, sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala
bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadaburan makna-makna yang
dikandungnya. Karena al-Qur'an merupakan obat bagi hati insan. Masuk dalam
kategori ini juga dzikir kepada Allah.
3. Memperbanyak puasa sunnah. Karena puasa merupakan hal
yang dapat mengurangi hawa nafsu terutama yang bersifat syahwati dengan lawan
jenisnya. Puasa juga merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih
kesabaran.
4. Mujahadatun Nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan
insan untuk berusaha secara giat dan maksimal guna mengalahkan
keinginan-keinginan jiwa yang cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti
malas, marah, kikir, dsb.
5. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena
hal ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna. Sedangkan
ketidaksabaran (isti'jal), memiliki prosentase yang cukup besar untuk
menjadikan amalan seseorang tidak optimal. Apalagi jika merenungkan bahwa sesungguhnya
Allah akan melihat "amalan" seseorang yang dilakukannya, dan bukan
melihat pada hasilnya. (Lihat QS. 9 : 105)
6. Perlu mengadakan latihan-latihan untuk sabar secara
pribadi. Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal
ibadah dari pada menyaksikan televisi misalnya. Kemudian melatih diri untuk
menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.
7. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat,
tabi'in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya. Karena hal ini juga akan menanamkan
keteladanan yang patut dicontoh dalam kehidupan nyata di dunia.
Penutup
Inilah sekelumit sketsa mengenai kesabaran. Pada intinya,
bahwa sabar mereupakan salah satu sifat dan karakter orang mu'min, yang
sesungguhnya sifat ini dapat dimiliki oleh setiap insan. Karena pada dasarnya
manusia memiliki potensi untuk mengembangkan sikap sabar ini dalam hidupnya.
Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada
kondisi yang ada, atau identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah
sikap aktif, untuk merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik
dan baik lagi. Oleh karena itulah, marilah secara bersama kita berusaha untuk
menggapai sikap ini. Insya Allah, Allah akan memberikan jalan bagi
hamba-hamba-Nya yang berusaha di jalan-Nya.
Sumber: www.eramuslim.com
No comments:
Post a Comment