Tanpa Wilayah Baru Dana ISIS akan Berkurang
Sumber-sumber dana Negara Islam atau ISIS akan berkurang
jika kelompok Negara Islam Irak suriah dan Syam (ISIL) itu tidak mampu merebut
wilayah baru.
Peta wilayah kekuasaan ISIS per 15 Januari 2015 seperti
dilaporkan Institute for the Study of War, sementara Organisasi Financial Action
Task Force melaporkan sumber pendanaan ISIS akan berkurang jika ISIS tidak bisa
mengembangkan wilayahnya.
Peta wilayah kekuasaan ISIS per 15 Januari 2015 seperti
dilaporkan Institute for the Study of War, sementara Organisasi Financial
Action Task Force melaporkan sumber pendanaan ISIS akan berkurang jika ISIS
tidak bisa mengembangkan wilayahnya.
Menurut sebuah laporan baru oleh sebuah kelompok di
Perancis yang mempelajari pendanaan terorisme, sumber-sumber dana Negara Islam
atau ISIS akan berkurang jika kelompok ekstremis itu tidak mampu merebut
wilayah baru.
Laporan oleh Financial Action Task Force itu juga
memperingatkan bahwa masih banyak yang harus dilakukan secara global untuk
memotong aliran keuangan ISIS saat ini, yang menguasai wilayah yang luas di
Irak dan Suriah.
Kelompok ekstremis Muslim Sunni itu “memperoleh sebagian
besar pendapatannya melalui kegiatan kriminal dan pemerasan di wilayah di mana
kelompok itu beroperasi,” menurut laporan yang dirilis hari Jumat itu.
Kelompok ekstrimis itu telah mendanai kegiatan-kegiatan
brutalnya dengan merebut ladang minyak, merampok bank, memeras uang dari para
petani, melakukan penculikan untuk uang tebusan, dan menerima sumbangan dari
orang asing.
ISIS Serang Desa Kristen di Suriah, Culik 220 Orang
Sedikitnya 220 orang Kristen etnis Asiria diculik dalam
beberapa hari ini di Suriah timurlaut, menurut sebuah organisasi HAM di
Inggris, menyusul belasan serangan oleh kelompok militan ISIS.
Sebuah gereja di Desa Abu Tina, Suriah utara yang baru
saja direbut oleh kelompok militan ISIS (25/2).
Sebuah gereja di Desa Abu Tina, Suriah utara yang baru
saja direbut oleh kelompok militan ISIS (25/2).
Rami Abdurrahman, direktur Syrian Observatory for Human
Rights, mengatakan kepada VOA militan ISIS telah menyerang 11 desa etnis Asiria
di propinsi al-Hasakah dan menculik 220 orang. Ia mengatakan orang-orang itu
dibawa dan disandera di pegunungan Abd al-Asiz.
Erica Hunter, pakar tentang Kristen di Timur Tengah pada
Universitas London, mengatakan ia tidak optimistis tentang nasib ratusan orang
itu.
“Saya yakin ISIS akan membunuh para pemuda itu, seperti
yang sudah-sudah, terutama jika para pemuda itu pernah terlibat dalam milisi.
Sudah banyak orang Kristen yang bergabung dengan pasukan Kurdi. Sementara para
perempuannya akan bernasib seperti pada masa kekaisaran Roma yaitu
diperdagangkan sebagai selir,” katanya.
Bulan lalu, 20 orang warga Kristen Koptik yang minoritas
dari Mesir dibunuh oleh ISIS di Libya.
Pejuang Kristen melakukan penjagaan di Tel Tamr, Suriah
(foto: dok). Sebagian warga Asiria bergabung dengan milisi Kurdi melawan ISIS.
Pejuang Kristen melakukan penjagaan di Tel Tamr, Suriah
(foto: dok). Sebagian warga Asiria bergabung dengan milisi Kurdi melawan ISIS.
Hunter mengatakan sebagian orang etnis Asiria telah
bergabung dengan milisi Kurdi, mengangkat senjata demi mempertahankan wilayah
mereka dari ISIS.
“Tidak semua orang Asiria telah bergabung dengan Kurdi,
tapi ada sejumlah kelompok yang telah bergabung karena mereka melihat orang
etnis Kurdi tidak melakukan serangan dan pembersihan etnis seperti yang
dilakukan ISIS saat ini, sebuah kejahatan terhadap kemanusiaan pada skala yang
sangat besar,” tambah Hunter.
Sebelum perang pecah di Suriah, umat Kristen merupakan
sekitar 10 persen populasi penduduk negara itu. Kristen Asiria, yang berjumlah
kira-kira 40.000, menganggap diri sebagai kelompok pribumi terakhir yang ada di
Suriah dan Irak.
Madawi Al-Rasheed, profesor isu Timur Tengah pada
Universitas London School of Economics, mengatakan warga Kristen Asiria telah
lama ditindas. Katanya, orang-orang itu tidak bisa melindungi diri mereka.
Ia menambahkan militan ISIS selama ini sering menarget
kelompok minoritas di Irak dan Suriah, tetapi seringkali membiarkan umat
Kristen.
“ISIS memiliki program pembersihan etnis untuk
menghilangkan keragaman sehingga semuanya homogen. Dengan demikian, kaum
minoritas terusir dari wilayah-wilayah kekuasaan ISIS,” kata Madawi.
Sekitar 1.000 keluarga Asiria lokal diperkirakan telah
mengungsi menyusul penculikan minggu ini tersebut. VOA
No comments:
Post a Comment