Arab Saudi lancarkan serangan militer di Yaman, dibantu
negara Dewan Kerjasama teluk, Mesir dan Pakistan
Arab Saudi menuding pemberontak Houthi disokong Iran yang
juga beraliran Syiah.
Militer Arab Saudi tengah melancarkan operasi serangan
terhadap pemberontak Houthi di Yaman, kata Dubes Saudi untuk Amerika Serikat.
Dubes Saudi untuk AS, Adel al-Jubeir, mengatakan
negaranya beraksi demi ‘membela pemerintahan sah’ yang dipimpin Presiden Abdrabbuh
Mansour Hadi.
Operasi militer yang melibatkan serangan udara itu,
menurut Al-Jubeir, dimulai Kamis (26/03) pukul 23.00 GMT atau pukul 06.00 WIB.
Dia mengatakan operasi tersebut juga disokong sejumlah
negara Teluk.
Serangan Arab Saudi terjadi hanya dua hari setelah
Menteri Luar Negeri Yaman Riad Yassin memohon Dewan Kerja Sama Teluk (GCC)
untuk melakukan intervensi militer. Permohonan Yassin dikutip surat kabar Arab
Saudi, Asharq al-Awsat.
Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi berusaha mempertahankan
kekuasaannya dengan mengungsi ke Aden.
Konflik di Yaman terjadi setelah kubu pemberontak Houthi
melengserkan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi. Hadi kemudian berupaya
mempertahankan kekuasaannya dengan mengungsi dari Ibu Kota Sanaa dan mendirikan
pusat pemerintahan di Kota Aden.
Sepak terjang kaum Houthi telah membangkitkan dugaan Arab
Saudi bahwa aksi mereka disokong oleh pemerintah Iran, yang juga beraliran
Syiah. Namun, baik kaum Houthi dan Iran menepis dugaan tersebut.
Meski demikian, ada kekhawatiran bahwa operasi militer
Saudi akan memicu konflik baru yang menyeret Iran. BBC
KONFLIK ANTARA SYIAH YAMAN DENGAN SALAFI YAMAN
Salah satu media lokal di Yaman, Al Baidha’ News
(23/10/2011) menyebutkan bahwa konflik pemberontak Syiah Al Khautsiyin dengan
pihak Dar Al Hadits Dammaj sudah berlangsung beberapa bulan. Kelompok Syiah
telah menghalang-halangi komunitas Muslim Yaman yang menyatakan diri sebagai
Salafi ini untuk memenuhi aktivitas harian mereka.
Pada bulan Ramadhan lalu salah satu tokoh lembaga ini,
Yusuf Shan’ani juga dibunuh saat menuju pasar di kota Sa’dah. Pada bulan April
lalu, beberapa kompleks yang dekat dengan pusat kajian Salafi Dammaj ini juga
dikuasai oleh pihak Khautsiyin dan mengusir para penjaganya, tanpa ada
pertempuran.
Jama’ah Khautsiyin sendiri telah menyebarkan selebaran
yang menyebutkan bahwa Yahya Al Hajjurri, tokoh sentral di lembaga pendidikan
itu, telah meminta kepada para ulama Saudi untuk memberi masukan kepada pihak
pemerintah Saudi agar menyerang Syi’ah Yaman.
Dalam selebaran itu juga disebutkan bahwa Al Hajjurri
mengajak penduduk Dammaj agar membatalkan perjanjian damai dengan pihak Syi’ah.
Al Hajjury sendiri membantah bahwa apa yang disebutkan dalam selebaran itu
merupakan pernyataannya.
Sedangkan Naba’ News (5/11/2011) yang juga media lokal
Yaman menyebutkan bahwa Syeikh Muqbil Al Wadi’i tidak membuka lembaga
pendidikan tersebut kecuali setelah menandatangani kesepakatan dengan Sayyid
Majduddin Al Mua’yyidi, tokoh utama Syi’ah Zaidiyah, yang tempat itu menjadi
pusat kajian ilmu yang tidak membahayakan satu sama lain.
Kronologis Penyerangan
Sebuah blog Salafi yang berbahasa Indonesia,
kaahil.worpress.com, merilis kronologi
penyerangan tersebut.
Kelompok Syiah yang menguasai beberapa wilayah pegunungan
di sekitar Darul Hadits sejak dua tahun lalu memblokade area pendidikan Salafi
tersebut. Gubernur Sha’dah berusaha menengahi pertikaian antara Syiah dan
Salafi, namun hasilnya nihil. Penyebabnya karena Syiah meminta daerah itu
dikosongkan dari kaum Salafi. Terang saja Salafi menolak dan akan
mempertahankan sampai mati.
Beberapa hari kemudian, setelah blokade tidak segera
dibuka, Salafi di Darul Hadits mulai kekurangan makanan. Syaikh Yahya pun mulai
membaca Qunut Nazilah agar Allah menghancurkan kelompok Syiah yang mengepung
mereka. Sementara itu kedua belah pihak tegang dan saling menunggu untuk
memulai tembakan.
Syaikh Muhammad Mani di Shana’a yang juga Salafi
menyatakan kesiapannya membantu Darul Hadits dengan mengerahkan para pelajar.
Para pendukung Salafi pun mulai terkonsentrasi di kota Hasyid, Harodh,
Ataq, dan lain-lain untuk membantu
Salafi Darul Hadits. Namun, karena sedang ada genjatan senjata oleh Presiden
Yaman di Shana’a, mereka masih menunggu instruksi pimpinan mereka. Namun,
kelompok Syiah memprovokasi Darul Hadits dengan menangkap salah seorang pelajar
Salafi.
Tanggal 7 Dzulhijjah waktu Zhuhur, Kamis 3 November,
Syiah mulai menembaki Markas Darul Hadits. Namun, korban baru jatuh pada Jumat
esok harinya dari pihak Salafi. Seorang pelajar bernama Mu’adz Al Abyani tewas
diterjang peluru sniper Syiah. Sementara itu dikabarkan 7 orang Syiah
dikabarkan tertembak dan tewas.
Sabtunya, Hari Arafah, Gubernur Sho’dah meminta
diadakannya gencatan senjata. Namun, genjatan hanya berlangsung beberapa jam.
Empat orang Syiah tewas tertembak. Sedangkan dari piihak Salafi tidak ada.
Hari Ahad, 6 November, Hari Raya Idul Adha, pemerintahan
Sho’dah mulai tegas terhadap kelompok Syiah. Mereka membombardir kelompok
tersebut dan dikabarkan 30 orang angggotanya tewas. Mereka sedang bergerombol
dan dibom.
No comments:
Post a Comment