Tentara AS ditangkap karena 'berencana' mendukung ISIS.
Syiah ditarik dari garis depan
Hasan dan Jonas Edmonds diduga berkomplot membantu
organisasi teroris asing.
Seorang tentara Amerika Serikat dan sepupunya ditangkap
dan dituduh berkomplot untuk mendukung kelompok yang menamakan diri Negara
Islam atau ISIS, kata Kementerian Hukum AS.
Tentara National Guard yang berumur 22 tahun dan seorang
pria lainnya diduga membicarakan penggunaan seragam militer dan akses militer
untuk menyerang sebuah fasilitas militer Illinois.
Dia juga berencana mengunjungi Timur Tengah untuk
berperang dengan ISIS, kata para jaksa.
Kedua pria tersebut didakwa berusaha memberikan dukungan
kepada kelompok teroris.
FBI menangkap tentara itu di Chicago Midway International
Airport pada hari Rabu (25/03) saat dia berusaha terbang ke Kairo.
Mereka menangkap sepupunya, 29 tahun, di rumahnya pada
hari yang sama.
Kedua pria ini didakwa berkomplot memberikan dukungan
barang dan sumber daya kepada organisasi teroris asing.
Mereka dapat dikenai hukuman penjara maksimal 15 tahun
dan denda sampai US$250 ribu, jika terbukti bersalah.
Hasan Edmonds pertama kali menjadi perhatian FBI pada
tahun 2014, kata Kementerian Hukum AS.
Para penyelidik menduga dia dan sepupunya, Jonas Edmonds,
berkomplot agar Hasan dapat terbang ke luar negeri guna berperang untuk ISIS.
Pasangan ini juga berencana agar Jonas dapat melakukan
serangan terhadap fasilitas militer di Illinois utara, tempat Hasan mendapatkan
pelatihan.
Jenderal tertinggi Amerika Serikat yang memimpin operasi
serbuan terhadap ISIS menyatakan, milisi Syiah tak lagi menjadi ujung tombak
dalam operasi merebut kota Tikrit.
Menurut Kepala pusat komando Amerika, Jenderal Lloyd
Austin, dukungan Amerika terhadap operasi itu disertai syarat berupa mundurnya
milisi Syiah dari wilayah tersebut.
Ia menyatakan, ketika mereka mengundurkan diri, maka
koalisi yang dipimpin Amerika mulai melancarkan serangan udara guna mendukung tentara
Irak.
Jenderal Austin mengaku Pemerintah Irak meminta dukungan
pihaknya untuk mengusir militan ISIS yang masih tersisa di pusat kota Tikrit.
Selama ini Amerika menjaga jarak dari operasi itu karena
keberadaan milisi Syiah yang didukung Iran ini.
Sementara itu Pemerintah Irak menyatakan mereka telah
memulai serangan final untuk merebut kembali kota Tikrit, sesudah pasukan
koalisi pimpinan Amerika melancarkan serangan udara ke posisi ISIS.
Pasukan koalisi melakukan tujuh belas kali serangan udara
guna menghidupkan kembali operasi terbesar pemerintah Irak untuk mengusir ISIS
dari Tikrit.
Operasi itu sempat mandeg beberapa hari ini.
Mereka mengincar milisi ISIS yang diperkirakan masih
berjumlah beberapa ratus orang yang berada di istana kepresidenan di pusat kota
Tikrit. BBC
No comments:
Post a Comment