Tenaga Kerja Indonesia
di Suriah diyakini 'bergabung ke ISIS'
Diperkirakan dari sekitar 8.000 TKI di Suriah, sebagian
mereka diyakini bergabung dengan ISIS.
Sebagian dari sekitar 8.000 tenaga kerja Indonesia yang
bekerja di Suriah diyakini telah mendukung dan bergabung dengan kelompok
militan Negara Islam atau ISIS, demikian pernyataan seorang pejabat
ketenakerjaan Indonesia.
"Saya yakin ada di antara sebagian mereka yang juga
menjadi simpatisan ISIS," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, BNP2TKI, Nusron Wahid, kepada wartawan BBC
Indonesia, Heyder Affan, Minggu (15/03) petang.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, BNPT sebelumnya
telah mengungkapkan ada sekitar 500 WNI yang telah bergabung dengan ISIS di
Suriah dengan berbagai cara, diantaranya melalui jalur pengiriman TKI.
Sebelum diguncang konflik bersenjata, diperkirakan ada
sekitar 30.000 TKI yang bekerja di Suriah, namun belakangan jumlahnya menyusut
menjadi sekitar 8.000 orang setelah sebagian besar telah dievakuasi, kata
Nusron.
Pemerintah Indonesia, menurutnya, sejauh ini belum dapat
mengidentifikasi siapa TKI di Suriah yang telah bergabung dengan ISIS.
"Karena kita belum bisa mentracking (melacak)
keberadaan mereka," kata Nusron Wahid.
Kekhawatiran membanjirnya dukungan warga Indonesia
terhadap ISIS muncul kembali setelah terungkapnya 16 WNI yang 'menghilang' di
Turki dan penangkapan 16 WNI lainnya oleh otoritas Turki karena hendak
menyeberang ke Suriah.
BNPT: perkuat pengawasan
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme,
BNPT mengatakan, pihaknya meminta agar semua otoritas terkait seperti
Kementerian luar negeri, Kementrian Hukum dan HAM serta BNP2TKI agar lebih
memperketat "tujuan dasar" kepergian tenaga kerja Indonesia ke luar
negeri.
"Harapan kita ada koordinasi hukum yang lebih
kuat," kata juru bicara BNPT, Irfan Idris kepada BBC Indonesia, Minggu
(15/03) malam.
Hal ini dia tekankan karena pihaknya menemukan berbagai
modus baru yang dilakukan WNI untuk bergabung dengan ISIS di Suriah.
"Ada yang pergi tour (wisata), dan bisa saja alasan
pergi study ke luar negeri di sekolah terkenal dan berhijrah (ke Suriah) atau
lewat paspor palsu," ungkap Irfan Idris.
Kepada pihak agen perjalanan ke luar negeri, BNPT juga
meminta agar mereka memperkuat standard operating procedure menyusul
'menghilangnya' 16 WNI di Turki yang dicurigai bergabung dengan kelompok
militan ISIS di Suriah.
Temuan BNPT menyebutkan, WNI yang bergabung dengan ISIS
menggunakan berbagai modus, diantaranya alasan studi, paspor palsu, hingga ikut
tur wisata ke Turki.
"Sebuah travel (agen perjalanan) yang mau
memberangkatkan WNI, apapun tujuannya, memberangkatkan 30 orang, maka juga
harus berani mengembalikan 30 orang dengan melakukan penyataan dan
jaminan," kata Irfan Idris.
Dia mengkhawatirkan, apabila agen perjalanan tidak mampu
melakukannya, kasus 'hilangnya' 16 WNI di Turki "akan terulang."
"Bahkan mereka (terduga WNI yang bergabung ke ISIS)
akan membentuk agen perjalanan," katanya.
Sebelumnya, asosiasi agen perjalanan mengatakan, mereka
tidak bisa berbuat apa-apa karena peserta tur perjalanan telah memenuhi
persyaratan yang diminta.
Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA)
menyatakan, mereka meminta agar pemerintah mengawasi ketat para pemohon paspor
serta menyelidiki orang-orang yang mencurigakan.
Awasi TKI formal di Timteng
Belum diketahui latar pekerjaan para TKI di Suriah yang
diyakini bergabung ke ISIS, namun BNP2TKI menyatakan akan memperketat
pengawasan terhadap tenaga kerja mandiri dan TKI formal terutama di Timur
Tengah.
"Kalau pekerja mandiri itu 'kan mereka bisa dengan
bebas berangkat dan mengurus visa tanpa monitor pemerintah," kata Nusron
Wahid, Kepala BNP2TKI.
"Nah, model-model begini (TKI formal atau mandiri),
kita patut curiga," tambahnya.
Upaya pengawasan ini akan dilakukan, lanjutnya,
didasarkan "banyaknya tenaga kerja Indonesia yang merembet ikut bergabung
dengan berbagai gerakan yang ada."
Untuk itulah, menurutnya, para TKI formal atau mandiri
itu diwajibkan melaporkan "siapa majikan dan agensinya".
Pemerintah Indonesia akan mengawasi TKI formal atau
mandiri karena selama ini "luput" dari pengawasan.
"Supaya ketahuan apakah majikan atau agensinya itu
terkait dan terikat langsung atau tidak langsung dengan ISIS," kata
Nusron.
Adapun kepada TKI yang dikirim melalui perusahaan jasa
pengiriman, BNP2TKI akan mengoptimalkan mekanisme pembekalan akhir
pemberangkatan (PAP) dan welcoming program di negara penempatan.
"Dengan memasukkan hukum dan nilai-nilai kebangsaan,
supaya tujuannya bekerja dan tidak terpengaruh gerakan trans-nasional yang
tidak sesuai parameter dan koridor idelogi negara kita," katanya.
Hal ini dia tekankan, karena pihaknya beberapa kali
menerima permintaan tenaga kerja Indonesia dari sebuah agen yang
"agensinya tidak terdaftar dan tidak terselektif di dalam sistem informasi
dan listing daftar agensi yang biasa meminta TKI".
Kementerian luar negeri Indonesia memastikan bahwa 16 WNI
yang ditangkap oleh otoritas Turki bukan 16 WNI yang dinyatakan 'hilang' di
negara tersebut.
"Mereka dari kelompok yang berbeda," kata
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia
Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, kepada wartawan BBC Indonesia,
Heyder Affan, Jumat (13/03) pagi.
"Mereka berangkat ke Turki dengan independen, tidak
menggunakan biro perjalanan," ungkapnya.
Menurut Iqbal, 16 WNI tersebut bertujuan ke Suriah
melalui perbatasan Turki, tetapi belum diketahui secara pasti apakah mereka
akan bergabung dengan ISIS.
"Dari pengakuan salah seorang di antaranya, mereka
memang mau ke Turki. Kita masih mendalami sejauhmana keterkaitan mereka dengan
ISIS," kata Iqbal.
Informasi yang diperoleh Kemenlu menyebutkan, mereka
terdiri satu pria dewasa, empat perempuan dewasa serta 11 anak-anak. Mereka
berasal dari tiga keluarga.
Dari 16 orang itu, ungkap Iqbal, hanya lima orang yang
memiliki paspor. "Mereka dikenai pasal melanggar UU Keimigrasian
Turki," kata Iqbal.
Kemenlu dan otoritas terkait masih mendalami jati diri
dan latar belakang 16 WNI tersebut .
Pemerintah Turki menyatakan, 16 WNI tersebut ditangkap di
Kota Gaziantep yang terletak di dekat perbatasan Turki-Suriah.
Turki pintu masuk ke Suriah
Sebelumnya, 16 WNI lainnya dinyatakan 'hilang' di Turki
setelah memisahkan diri dari rombongan tur wisata pada 25 Februari lalu.
Pemerintah Indonesia mengatakan, mereka diduga kuat
bertujuan menyeberang ke Suriah melalui perbatasan Turki untuk bergabung dengan
ISIS. Tetapi ini dibantah oleh keluarga 16 WNI yang hilang tersebut.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
menyebutkan,sejumlah WNI pendukung ISIS telah menggunakan Turki sebagai pintu
masuk untuk menuju Suriah.
Mereka dari kelompok yang berbeda... Mereka berangkat ke
Turki dengan independen, tidak menggunakan biro perjalanan.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia
Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal.
Sampai Desember 2014 lalu, otoritas Indonesia telah
menggagalkan setidaknya dua kasus upaya sejumlah WNI untuk bergabung dengan
ISIS di Suriah, namun menurut BNPT tidak semua terdeteksi.
Di pertengahan 2014,BNPT telah mewacanakan untuk mencabut
status WNIterhadap mereka yang berangkat dan bergabung dengan ISIS di Suriah,
tetapi usulan ini tidak berlanjut.
Indonesia secara resmi telah menolak ideologi yang
diusung kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah, alias ISIS dan melarang
pengembangan ideologinya di Indonesia. BBC
No comments:
Post a Comment