!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Tuesday, March 24, 2015

sebanyak 9 Mahasiswa Kedokteran Inggris Gabung ISIS

sebanyak 9 Mahasiswa Kedokteran Inggris Gabung ISIS

Sembilan Mahasiswa Kedokteran Inggris Gabung ISISBeritaPrima, London – Sebanyak 9 mahasiswa kedokteran Inggris keturunan Sudan melakukan perjalanan ke Suriah untuk bekerja di sejumlah rumah sakit di wilayah yang dikuasi Negara Islam atau ISIS. Demikian laporan sejumlah media Inggris, Minggu (22/3/2015).

Sembilan mahasiswa itu, 4 perempuan dan 5 pria, memasuki Suriah pekan lalu. Mereka merahasiakan rencananya dari para kerabat sampai sesaat sebelum menyeberangi perbatasan Suriah.

Politisi Turki, Mehmet Al Ediboglu, mengatakan kepada The Observer, “Kami semua menduga mereka kini berada di Tel Abyad, yang berada di bawah kendali ISIS. Konflik di luar sana sengit, sehingga bantuan medis pasti diperlukan.”

Ediboglu, yang telah bertemu keluarga para mahasiswa itu, mengatakan mereka menduga bahwa orang-orang muda muda Inggris itu telah ‘ditipu (dan) dicuci otaknya’.

Kelompok itu, yang berusia belasan hingga awal 20-an tahun, semuanya warga Inggris keturunan Sudan yang tengah belajar di sekolah kedokteran di Khartoum, ibukota Sudan.

Ediboglu menjelaskan, “Anak-anak ini lahir dan dibesarkan di Inggris, tetapi mereka dikirim ke Sudan untuk belajar di sekolah kedokteran.”

Kesembilan orang itu terbang ke Istanbul pada 12 Maret, kata dia. Mereka lalu naik bus ke perbatasan Suriah pada hari berikutnya.

Keluarga baru diberitahu saat salah satu dari mahasiswa itu, Lena Maumoon Abdulqadir (19 tahun), mengirim pesan Whatsapp kepada adiknya dengan mengatakan bahwa ia ingin menjadi ‘relawan guna membantu rakyat Suriah yang terluka’. Pesan itu disertai sebuah foto selfie dirinya sedang ‘nyengir’. Pesan yang dikirimkan kepada saudaranya itu dilaporkan berbunyi, “Jangan khawatirkan kami, kami telah mencapai Turki dan sedang dalam perjalanan menjadi sukarelawan demi membantu rakyat Suriah yang terluka.”

Ayahnya diduga langsung bergegas ke Turki setelah tahu tentang rencana putrinya itu. Ketika berbicara kepada harian Turki, Birgun, sang ayah berkata, “Dia tinggal di (Afrika) sebuah tempat yang membutuhkan banyak dokter di mana-mana. Kenapa dia pergi jauh-jauh ke Suriah untuk menjadi sukarelawan?”

Departemen Dalam Negeri Inggeris, sebagaimana diberitakan Daily Mail, dilaporkan telah menyampaikan bahwa kelompok itu tidak akan secara otomatis menghadapi tuntutan jika mereka kembali ke Inggris, asal bisa membuktikan bahwa mereka tidak pernah berperang untuk ISIS. Sementara Kementerian Luar Negeri negara itu mengatakan, “Kami memberikan bantuan konsuler kepada keluarga dan telah memberitahu polisi Turki, mencoba untuk memastikan keberadaan mereka.”

Kabar tentang sembilan mahasiswa itu muncul setelah lima gadis remaja yang berminat ke Suriah dilarang bepergian ke luar negeri di tengah kekhawatiran lebih banyak anak-anak Inggris berencana untuk bergabung dengan organisasi teror ISIS. Paspor gadis-gadis itu, yang berusia antara 15 dan 16 tahun, telah ditarik seorang hakim Pengadilan Tinggi setelah ada kekhawatiran terkait dugaan rencana mereka yang disampaikan sebuah pemerintah lokal.

Orang-orang dewasa yang bertanggung jawab atas mereka juga kehilangan paspornya.

Sehari sebelumnya, seorang anak laki-laki usia 16 tahun dari Brighton juga dilarang bepergian ke luar negeri setelah kematian kakak-kakaknya. Dua kakaknya tewas di Suriah.

Sebelumnya tiga remaja laki-laki menghebohkan Inggris setelah dijemput di Istanbul ketika mereka mencoba untuk menyeberangi perbatasan. Orang tua mereka di Inggris menelepon polisi setelah tiga anak laki-laki yang berusia 17 dan 19 tahun itu hilang. Kepulangan mereka terjadi saat tayangan tentang tiga siswi asal London utara yang sebelumnya meninggalkan negara itu untuk bergabung dengan ISIS di garis depan muncul di layar televisi.


Bulan Februari Kadiza Sultana (16 tahun), Shamima Begum (15), dan Amira Abase (15), melarikan diri ke Suriah. Gadis-gadis itu ditangkap kamera CCTV di Inggris dan di Turki di mana mereka diperkirakan telah diantar untuk melintasi perbatasan oleh ‘penghubung’ (fixer) ISIS yang memberi mereka dokumen palsu.

No comments:

Post a Comment