Perjalanan yang belum selesai (291)
(Bagian ke dua ratus sembilan puluh satu, Depok, Jawa
Barat, Indonesia, 24 Mei 2015, 17.00 WIB)
Berdoalah (Mintalah) hanya pada Allah.
Allah dalam firmannya dalam surah Al Araf ayat 54:
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Alllah yang telah menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa , lalu dia bersemayam di atas arasy . Dia menutupkan malam
kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakannya pula )
matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing tunduk pada perintahnya).
Ingatlah menciptakan dan memerintah
hanyalah hak Allah , Maha Suci Allah Tuhan semesta Alam.
55) Berdoakan kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan
suara
Yang lembut, . Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas.
Ayat diatas menunjukkan pada manusia, kalau kita berdoa,
atau minta segala hal, mintalah kepada Allah pemilik rezeki, alam semesta dan
pemilik semua mahluknya, jangan meminta kepada selain Allah.
Karena kalau kita meminta pada selain Allah , maka kita
akan terjerumus pada kesyirikan (menyekutukan Allah), menduakan Tuhan, menuduh
Tuhan memiliki Anak, dan menganggap Tuhan memiliki kaki tangan untuk mengatur
angin, hujan dan lain-lain.
Padahal hanya Allah satu-satunya yang mengatur alam
semesta, dan semua mahluknya. Jadi hanya agama Islam di dunia yang mengajarkan
Ketauhid an Allah seperti ayat di atas, seperti banyak dijelaskan di ayat-ayat
Al Quran dan Hadist, sedangkan agama selain Islam semuanya mengajarkan
kesyirikan dan jika pun semula datang dari Allah, tetapi belakangan dipalsukan
oknum manusia (rekayasa manusia, atau hanya akal manusia yang sangat terbatas
dan padahal salah satu kelemahan manusia ada kemungkinan masuk pengaruh pikiran
iblis) yang ingin menjerumuskan manusia pada kesesatan).
Jadi agama yang satu-satunya benar hanya perintah dan
ajaran Allah dari Al Quran dan Hadist karena perkataan Allah langsung, bukan
berdasarkan perkataan manusia (filsafat, dan pengaruh manusia yang disesatkan
iblis)
Salah satu contoh kitab terdahulu semula dari Allah,
tetapi kemudian diselewengkan oknum manusia adalah turunnya surah Maryam dan Al
Ikhlas, dan banyak Firman Allah dan Hadist Nabi lainnya.
Bukan hanya kitab terdahulu yang diselewengkan manusia Al Quran dan Hadist
pun dicoba diselewengkan kaum Shiah, dengan menggunakan Al Quran dan Hadist yang
tidak sahih.
Karena kalau Sunni (Ahlul Sunnah Waljamaah) menggunakan
Al Quran Mushab Usman bin Affan yang telah dicek dan diteliti langsung oleh
Nabi Muhammad, maka Al Quran Mushab Fatimiah yang lebih tebal tanpa terlebih
dahulu dicek langsung Nabi Muhammad karena dikumpulkan pada masa shiah Fatimiah
(beberapa ratus tahun setelah Nabi Muhammad telah wafat).
Hadist Nabi Muhammad (sunnah/Al Hikmah) yang digunakan
Sunni berdasarkan sabda Nabi Muhammad dari penelusuran ahli hadist sahih yang
bermuara pada seluruh sahabat Nabi, seperti hadist sahih yang ditulis Imam
Buchori dan Imam Muslim yang banyak meriwatkan Hadist yang ditulis Imam Syafei,
Imam Maliki, Imam Abu Hanifah dan Imam Hambali, sedangkan Shiah menganggap
seluruh Sahabat telah murtad (keluar dari Islam, ) kecuali enam sahabat seperti
Abu Dzar dan Salman Al Farisi .
Perbedaan yang sangat fundamental lainnya adalah
kepercayaan shiah bahwa 12 imam mereka mengetahui hal yang ghaib, melebihi
rasul dan malaikat. Shiah juga menganggap 12 imam mereka maksum (tanpa dosa),
padahal Sunni menganggap hanya Nabi dan Rasul yang maksum (dijaga langsung
Allah dari berbuat dosa).
Padahal Allah dalam firmannya dalam surah Al Annam 54,
memperingatkan manusia hanya Allah saja (tidak juga Nabi Muhammad) yang
mengetahui hal ghaib. Nabi Muhammad sendiri tidak mengetahui kapan dia mati
(kiamat kecil) dan kiamat besar, kecuali tanda-tandanya saja yang diberitahu dari
Malaikat Jibril.
Seorang
Ustad di Arab Saudi menjelaskan, bahwa dia tidak menemukan pada
kelompok-kelompok sempalan umat Islam yang sesuai dengan para sahabat kecuali
Ahlul Sunnah wal Jama'ah dari kalangan pengikut As-Salaf Ash-Shalih Ahlul
Hadits (sunni).
Adapun Mu'tazilah bagaimana bisa sesuai dengan para sahabat sedangkan tokoh-tokoh besar mereka mencela tokoh besar sahabat dan merendahkan keadilan mereka serta menuduh mereka sesat seperti Al-Washil bin Atho' yang menyatakan : Seandainya Ali, Tholhah dan Az-Zubair bersaksi maka saya tidak menghukum karena persaksian mereka.[Lihat Al-Farqu Bainal Firaq hal.119-120]
Adapun Khawarij telah keluar dari agama dan menyempal dari jama'ah kaum muslimin karena diantara pokok-pokok dasar ajaran mereka adalah mengkafirkan Ali dan anaknya, Ibnul Abbas, Utsman, Thalhah, Aisyah dan Mu'awiyah dan tidaklah berada diatas sifat-sifat para sahabat orang yang melecehkan dan mengkafirkan mereka.
Adapun Shufiyah, mereka meremehkan warisan para Nabi dan merendahkan para penyampai Al-Kitab dan As-Sunnah serta mensifatkan mereka sebagai para mayit. Seorang tokoh besar mereka berkata : Kalian mengambil ilmu kalian, dari mayit sedangkan kami mengambil ilmu kami dari yang maha hidup yang tidak mati (Allah) langsung. Oleh karena itu mereka mengatakan -dengan mulut-mulut mereka untuk menolak sanad hadits- : Telah mengkhabarkan kepada saya hati saya dari Rabb.
Adapun Syi'ah, mereka telah meyakini bahwa para sahabat telah murtad setelah kematian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali beberapa orang saja, lihatlah Al-Kisyiy -salah seorang imam mereka- meriwayatkan satu riwayat dalam kitab Rijalnya hal. 12,13 dari Abu Ja'far, bahwa dia telah menyatakan : Semua orang murtad setelah kematian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali tiga, saya berkata : Siapakah ketiga orang tersebut ? Beliau jawab : Al-Miqdaad bin Al-Aswaad, Abu Dzar Al-Ghifary dan Salman Al-Farisiy.
Dan meriwayatkan dalam hal.13 dari Abu Ja'far, dia berkata : Kaum Muhajirin dan Anshor telah keluar (dari agama) kecuali tiga. [Lihat Al-Kaafiy karya Al-Kulaniy, hal.115]
Lihat juga Khumaini -tokoh besar mereka di zaman ini- mencela dan melaknat Abu Bakar dan Umar dalam kitabnya Kasyful Asroor hal, 131, dia menyatakan : Sesungguhnya syaikhani (Abu Bakar dan Umar) ... dan dari sini kita dapati diri kita terpaksa menyampaikan bukti-bukti penyimpangan mereka berdua yang sangat jelas terhadap Al-Qur'an dalam rangka membuktikan bahwa kedua telah menyelisihinya.
Dan berkata lagi hal 137 : ... dan Nabi menutup matanya (wafat) sedangkan kedua telinga beliau ada ucapan-ucapan Ibnul Khaththab yang tegak diatas kedustaan dan bersumber dari amalan kekufuran, kezindikan dan penyelisihan terhadap ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur'an yang mulia.
Adapun Murji'ah, mereka berkeyakinan bahwa iman orang-orang munafiq yang berada dalam kenifakan sama seperti imannya Assabiqunal Awalun (orang-orang pertama yang masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar.
Bagaimana mereka semua ini bersesuaian dengan para sahabat sedangkan mereka :
Mengkafirkan orang-orang pilihan dari kalangan mereka
Tidak menerima sedikitpun yang mereka riwayatkan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam aqidah dan hukum syari'at.
Mengikuti peradaban Rumawi dan filsafat Yunani
Kesimpulannya
Kelompok-kelompok ini semua ingin menolak para saksi kita terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah dan mencela mereka sedangkan mereka lebih pantas dicela dan mereka ini adalah kaum zindiq.
Dengan demikian jelaslah bahwa pemahaman salaf adalah manhaj Al-Firqatun Najiyah dan Ath-Thaifah Al-Manshurah dalam konsep pemahaman, penerimaan dan Istidlal (pengambilan hukum).
Sedangkan orang-orang yang mencontoh para sahabat adalah orang-orang yang beramal dengan riwayat-riwayat (hadits) yang shahih dan otentik dalah hukum syariat, dengan jalan dan pemahaman sahabat, dan ini merupakan jalan hidupnya Ahlul Hadits, bukan jalannya ahlul bid'ah dan hawa. Sehingga benar dan kuatlah apa yang telah kami paparkan ketika kami jelaskan wujud keberhasilan mereka dalam berhukum kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan keberhasilan orang yang mengambil sunnah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan sunnahnya para Khulafaur Rasyidin setelah beliau.
Adapun Mu'tazilah bagaimana bisa sesuai dengan para sahabat sedangkan tokoh-tokoh besar mereka mencela tokoh besar sahabat dan merendahkan keadilan mereka serta menuduh mereka sesat seperti Al-Washil bin Atho' yang menyatakan : Seandainya Ali, Tholhah dan Az-Zubair bersaksi maka saya tidak menghukum karena persaksian mereka.[Lihat Al-Farqu Bainal Firaq hal.119-120]
Adapun Khawarij telah keluar dari agama dan menyempal dari jama'ah kaum muslimin karena diantara pokok-pokok dasar ajaran mereka adalah mengkafirkan Ali dan anaknya, Ibnul Abbas, Utsman, Thalhah, Aisyah dan Mu'awiyah dan tidaklah berada diatas sifat-sifat para sahabat orang yang melecehkan dan mengkafirkan mereka.
Adapun Shufiyah, mereka meremehkan warisan para Nabi dan merendahkan para penyampai Al-Kitab dan As-Sunnah serta mensifatkan mereka sebagai para mayit. Seorang tokoh besar mereka berkata : Kalian mengambil ilmu kalian, dari mayit sedangkan kami mengambil ilmu kami dari yang maha hidup yang tidak mati (Allah) langsung. Oleh karena itu mereka mengatakan -dengan mulut-mulut mereka untuk menolak sanad hadits- : Telah mengkhabarkan kepada saya hati saya dari Rabb.
Adapun Syi'ah, mereka telah meyakini bahwa para sahabat telah murtad setelah kematian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali beberapa orang saja, lihatlah Al-Kisyiy -salah seorang imam mereka- meriwayatkan satu riwayat dalam kitab Rijalnya hal. 12,13 dari Abu Ja'far, bahwa dia telah menyatakan : Semua orang murtad setelah kematian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali tiga, saya berkata : Siapakah ketiga orang tersebut ? Beliau jawab : Al-Miqdaad bin Al-Aswaad, Abu Dzar Al-Ghifary dan Salman Al-Farisiy.
Dan meriwayatkan dalam hal.13 dari Abu Ja'far, dia berkata : Kaum Muhajirin dan Anshor telah keluar (dari agama) kecuali tiga. [Lihat Al-Kaafiy karya Al-Kulaniy, hal.115]
Lihat juga Khumaini -tokoh besar mereka di zaman ini- mencela dan melaknat Abu Bakar dan Umar dalam kitabnya Kasyful Asroor hal, 131, dia menyatakan : Sesungguhnya syaikhani (Abu Bakar dan Umar) ... dan dari sini kita dapati diri kita terpaksa menyampaikan bukti-bukti penyimpangan mereka berdua yang sangat jelas terhadap Al-Qur'an dalam rangka membuktikan bahwa kedua telah menyelisihinya.
Dan berkata lagi hal 137 : ... dan Nabi menutup matanya (wafat) sedangkan kedua telinga beliau ada ucapan-ucapan Ibnul Khaththab yang tegak diatas kedustaan dan bersumber dari amalan kekufuran, kezindikan dan penyelisihan terhadap ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur'an yang mulia.
Adapun Murji'ah, mereka berkeyakinan bahwa iman orang-orang munafiq yang berada dalam kenifakan sama seperti imannya Assabiqunal Awalun (orang-orang pertama yang masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar.
Bagaimana mereka semua ini bersesuaian dengan para sahabat sedangkan mereka :
Mengkafirkan orang-orang pilihan dari kalangan mereka
Tidak menerima sedikitpun yang mereka riwayatkan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam aqidah dan hukum syari'at.
Mengikuti peradaban Rumawi dan filsafat Yunani
Kesimpulannya
Kelompok-kelompok ini semua ingin menolak para saksi kita terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah dan mencela mereka sedangkan mereka lebih pantas dicela dan mereka ini adalah kaum zindiq.
Dengan demikian jelaslah bahwa pemahaman salaf adalah manhaj Al-Firqatun Najiyah dan Ath-Thaifah Al-Manshurah dalam konsep pemahaman, penerimaan dan Istidlal (pengambilan hukum).
Sedangkan orang-orang yang mencontoh para sahabat adalah orang-orang yang beramal dengan riwayat-riwayat (hadits) yang shahih dan otentik dalah hukum syariat, dengan jalan dan pemahaman sahabat, dan ini merupakan jalan hidupnya Ahlul Hadits, bukan jalannya ahlul bid'ah dan hawa. Sehingga benar dan kuatlah apa yang telah kami paparkan ketika kami jelaskan wujud keberhasilan mereka dalam berhukum kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan keberhasilan orang yang mengambil sunnah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan sunnahnya para Khulafaur Rasyidin setelah beliau.
Jadi
menganggap ada orang selain Allah mengetahui hal ghaib adalah perbuatan
kesyirikan, jadi di luar agama Islam yang sahih, maka ajaran di luar Islam
semuanya mengajari kesyirikan. (menduakan Tuhan, atau menganggap Tuhan lebih
dari satu, mempersamakan Manusia sebagai Tuhan). Padahal Allah mengancam
manusia, bahwa Allah mengampuni seluruh dosa, walau sebesar langit dan bumi,
kecuali dosa berbuat syirik (yang kalau tidak bertaubat akan disiksa di
neraka). Hindarilah berbuat syirik, bertaubatlah sebelum malaikat maut mencabut
nyawa kita.
No comments:
Post a Comment