(Bagian ke dua ratus sembilan puluh, Depok, Jawa Barat, Indonesia, 22 Mei 2015, 19.00 WIB)
Mencari Rahmat Allah
Menurut seorang Ustad dalam tauziahnya di Radio Rodja Jumat , 22 Mei 2015 menjelaskan bahwa dari 100 rahmat yang dimiliki Allah, satu diantaranya diberikan Allah untuk mahluknya, termasuk manusia, jin , malikat dan binatang selama hidup di dunia.
Sedangkan Rahmat Allah yang 99 lainnya akan diberikan Allah untuk Mahluknya di Alam akherat.
Satu rahmat Allah diberikan Mahluknya diantaranya untuk manusia selama hidup di alam dunia, baik berupa rezeki (sepeti kekayaan dan kenikmatan hidup, oksigen, hujan yang menumbuhkan tanaman dan lain-lain).
Oleh sebab itu secara kasat mata (fisik) Bangsa Amerika misalnya diberikan Allah rahmat berupa kekayaan alam, kekayaan dunia dan sumber daya manusia paling unggul dibandingkan bangsa lain. Bahkan secara akumulasi jumlah kekayaan kapital Amerika Serikat nomer satu di dunia , disusul China dan Jepang.
Kenapa AS menjadi nomer satu, pertama bumi dan wilayah AS yang luas dikarunia Allah kekayaan alam, baik minyak bumi, gas alam, emas, dan tanah yang subur untuk tanaman gandum, jagung, kedelai dan bahkan kurma pun tumbuh di California.
Sumber daya manusia yang mencapai 250 juta jiwa (nomer empat terbesar di dunia) juga merupakan gabungan suku dan bangsa-bangsa terpilih dan cerdas dari berbagai penjuru dunia.
Mulai dari orang terbaik Yahudi (Eanstein), bangsa keturunan Jerman, Inggis , Rusia, Eropa lain, Amerika latin, sampai para pakar Muslim asal Timur Tengah, India dan Pakistan berimigrasi ke AS. Jadilah negara AS menjadi bangsa paling kaya secara kapital, dan tempat berkumpulnya orang cerdas dunia.
Tidak heran 80 persen orang paling kaya di dunia ada di AS, dari mulai pemilik Microsoft Bill Gates sampai petinju Filipina yang kaya raya tinggal di Beverly Hill, Los Angeles.
Tidak heran anggaran militer AS paling besar di dunia,sehingga kekuatan militer AS sangat kuat mampu membalas balik invasi seluruh negara Asia-Afrika bersatu (tanpa Rusia, Cina, dan India) AS mampu membalas balik setiap serangan gabungan tentara Asia-Afrika itu.
Karena hanya kekuatan militer nuklir Rusia, Cina dan India saja yang mampu di Asia-Afrika yang bisa mengimbangi kekuatan militer nuklir AS.
Ini hanya gambaran sekilas dari sebagian kecil Rahmat Allah untuk mahluk manusia, diantaranya untuk bangsa Amerika.
Sebagai gambaran AS kini memproduksi minyak bumi AS mencapai 12 juta barel per hari, namun karena habis di kunsumsi di dalam negeri (setiap rumah tangga di AS punya mobil, bahkan ada yang punya lebih dari satu), jadi kekurangan BBM diimpor dari Arab Saudi (produksi 10 juta barel perhari) dan negara lain.
Arab Saudi diantara negara anggota OPEC sebagai
produsen dan negara pengekspor minyak mentah terbesar , karena penduduknya sedikit.
Bila gabungan kekayaan (kapital) gabungan dari seluruh dunia baik yang ada di atas bumi, maupun masih tersimpan di perut bumi , masih jauh lebih kecil dari satu Rahmat Allah yang diberikan diberikan Allah untuk mahluknya.
Kata Ustad di Radio Rodja, sebagai perbandingan kalau jari kita dicelupkan ke dalam air laut, lalu kita angkat, air setetes yang jatuh itulah dunia, sedangkan air samudra itulah satu Rahmat yang dimiliki Allah yang diberikan untuk mahluknya di dunia
Jadi kekayaan dunia, itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Rahmat Allah yang 99 Rahmat Allah yang akan diberikan Allah untuk Mahluknya di akherat.
Apalagi dari segi kenikmatan dunia, manusia paling lama hidup di dunia 100 tahun, tapi rata-rata tidak sampai 70 tahun, jadi betapa singkatnya dibandingkan masa hidup di alam kubur (barzah) yang mungkin seribu tahun, sejuta tahun), dan di alam akherat selama-lamanya (abadi).
Jadi buat apa kita gadaikan kehidupan dunia yang sangat singkat ini kita korbankan kehidupan akherat kita.
Namun, ilmu agama (islam) untuk akherat untuk kepentingan waktu yang abadi di akherat kita pelajai sejak Balita (belajar membaca Al Quran dari kedua orang tua) sampai akhir hayat kita (meninggal), karena ilmu Allah di Al Quran dan Hadist sangat luas dan terus berkembang, baik kita dengar langsung dari para ustad di Masjid-masjid, Radio, TV, maupun dari buku-buku yang ditulis pakar agama yang kompeten paham Al Quran dan Sunnah sesuai yang dipraktekkan oleh Nabi Muhammad melalui penelusuran hadist sahih, seperti yang diriwayatkan empat imam, Imam Syafei, Imam Hambali, Imam Hanafi, Imam Maliki dan yang diriwayatkan Imam Buchori-Muslim. Dan pakar hadist lainnya seperti Syeikh Albany, Abdul wahab dari Arab Saudi.
Nabi Muhammad dalam hadistnya menggambarkan nilai kekayaan dunia dari sisi Allah, tidak lebih bernilai dibandingkan sayap seekor nyamuk, bahkan lebih buruk (hina) dibandingkan bangkai anak seekor kambing yang sudah putus kupingnya.
Jadi apakah kita memilih kehidupan dunia, yang kata Allah hanya senda gurau, dan permainan yang bisa menyesatkan manusia, bila hidup tanpa pedoman (Al Quran dan Hadist).
Nabi Muhammad SAW sendiri menjelang diangkatnya beliau menjadi Rasul di tanya Malaikat Jibril, yang atas perintah Allah menanyakan kembali komitmen Nabi, apakah ingin menjadi Nabi saja dan Raja (dengan kekayaan dunia seperti yang dimiliki Nabi Sulaiman), namun Muhammad tetap teguh hanya ingin menjadi Rasul biasa dan manusia kebanyakan (sederhana), karena Muhammad menyadari menjadi Rasul lebih mulia, karena keselamatan manusia ada pada dia sebagai Rasul (dengan turunnya Al Quran dan Al Hikmah/Hadist).
Sangat sederhananya Nabi sampai jatah pampasan perang yang menjadi bagian Nabi, sebagian besar diberikan lagi kepada para fakir miskin, janda miskin, setelah sebagian kecil untuk nafkah sembilan istri dan anak-anaknya.
Bahkan suatu hari karena tidak ada gandum untuk dimakan para istri dan anak-anaknya Nabi pernah menggadaikan baju besi pada seorang yahudi, hasil gadai ini dibelikan 70 kg gandum untuk dibagikan para istri dan anak-anak Nabi.
Ini betapa sederhananya Nabi yang juga selaku Presiden Negara Islam Madina, Imam Masjid, dan Kepala Rumah Tangga hidupnya sangat sederhana seperti layaknya manusia lainnya.
Itu dilakukan Nabi Muhammad demi kecintaannya pada Allah semata, dan demi kehidupan hakiki di akherat yang abadi, dibanding kehidupan dunia yang singkat (Nabi Muhammad wafat pada usia 63 tahun).
Jadi, saudara-saudaraku jangan gadaikan (pertukarkan) kehidupan dunia yang singkat ini dengan kehidupan akherat yang abadi, bertaubatlah, kembalilah pada Allah sang pencipta, dan Maha Kaya dan Maha Pengasih dan maha Penyayang dan Maha penerima Taubat (mengampuni seluruh dosa hambanya yang bertaubat). Segeralah bertaubat, sebelum nyawa kita sampai di kerongkongan (tenggorokan).
Ini bukan berarti sebagai orang beriman, kita mengabaikan dunia, karena dunia adalah jembatan untuk kehidupan akherat. Selama hidup di dunia Nabi mengajarkan agar kita tetap hidup normal seperti layaknya fitrah manusia, yang perlu makan dan minum, sehingga mencari nafkah untuk anak dan istri sebagai jihad fisabilillah. Kita juga diajarkan Nabi untuk diharamkan mengemis (hidup meminta-minta/tergantung belas kasihan orang lain), bahkan Nabi pernah mengajarkan sahabatnya untuk mencari kayu bakar di hutan untuk di jual di pasar, agar keluarganya bisa makan.
Yang kalau diterjemahkan pada masa kini adalah kita mempersiapkan anak kita agar bisa mandiri di tengah , masyarakat dengan menyekolahkan mereka agar menjadi seorang dokter, insinyur pembuat kapal terbang, mobil, ahli matematika juga menjadi seotang Ustad agar mengajari agama Islam anak-anak kita sesuai Al Quran dan Hadist sahih. Agar manusia bisa hidup berbahagia baik di dunia yang singkat dan kehidupan yang hakiki di akherat.
S
No comments:
Post a Comment